Senin, 06 November 2023

Sejarah Bahasa (116): Bahasa Bahau di Hulu Sungai Mahakam di Pedalaman Pulau Kalimantan; Kenyah Kayan Bahau Busang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kayan Bahau adalah sebuah sub-suku dari suku Dayak Kayan yang sebagian besar mendiami kawasan Kabupaten Mahakam Ulu dan sebagian kecil berada di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.Suku ini mendiami Kecamatan Long Pahangai, Long Bagun, Long Hubung dan Laham di Kabupaten Mahakam Ulu dan Long Iram, Tering, sebagian Linggang Bigung dan Melak dan Barong Tongkok di Kabupaten Kutai Barat.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Suku Dayak Bahau dibagi menjadi tiga sub-kelompok yaitu Bahau Modang, Bahau Busang, dan Bahau Saq. Suku Dayak Bahau umumnya tinggal di pinggiran sungai. Rumah-rumah berjejeran di sepanjang sungai. Populasi Dayak Bahau juga tersebar di kawasan Kecamatan Muara Wahau, Kecamatan Busang di Kutai Timur dan sebagian Kecamatan Tabang di Kutai Kartanegara. Suku Dayak Bahau memiliki kebiasaan memanjangkan telinga menggunakan Hisang. Suku ini juga mentato tubuhnya menggunakan arang pohon Damar. Tato dibuat menggunakan sembilu atau menggunakan jarum. Bahasa Bahau adalah salah satu anggota dalam rumpun bahasa Dayak (Orang Ulu) yang dipertuturkan di wilayah kecamatan Long Hubung, Laham, Long Bagun, Long Pahangai dan Long Apari. Kabupaten Mahakam Ulu, provinsi Kalimantan Timur (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Bahau di hulu sungai Mahakam di pedalaman Kalimantan? Seperti disebut di atas bahasa Bahau dituturkan oleh kelompok populasi Dayak di pedalaman Kalimatan. Bahasa Kenyah, bahasa Kayan, bahasa Busang dan bahasa Bahau. Lalu bagaimana sejarah bahasa Bahau Dayak Kayan Bahau di pedalaman Kalimantan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Catur (8): Mahasiswa dan Catur Sama Penting, Sama Mencerdaskan Bangsa; Pecatur Eropa/Belanda dan Pecatur Pribumi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Siapa yang menjadi pemain catur? Adakah dari kalangan pelajar dan mahasiswa? Tentu saja ada. Tidak sedikit mahasiswa yang bermain catur. Mereka mulai bermain semasih sekolah dan meneruskannya hingga menjadi sarjana. Semuanya bermula sejak era Hindia Belanda. Mereka negganggap kuliah dan bermain catur sama pentingnya, sama-sama untuk mencerdaskan bangsa.


Raih Medali Emas Catur Rapid di SEA Games 2021, Mahasiswa FIA UI Unggul Atas Tuan Rumah. Medina Warda Aulia, mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) berhasil meraih medali emas untuk Indonesia dalam cabang olahraga catur rapid di SEA Games 2021. Medina dan partner dinyatakan menang setelah unggul dalam perhitungan Tie Break (TB) 2 dari tuan rumah Vietnam. “Jadi, kalau di catur kita harus bikin strategi di setiap langkah-langkahnya. Hal ini mirip dengan kebijakan publik yang harus ada strateginya untuk menyusun kebijakan publik,” ujar Medina yang saat ini juga sedang melanjutkan pendidikan S2 Kebijakan Publik di FIA UI. Kemenangan ini merupakan kali kedua Medina menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Sebelumnya, prestasi yang sama diukir Medina pada SEA Games 2019 di Filipina. (https://www.ui.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah mahasiswa dan catur sama pentingnya, sama-sama mencerdaskan bangsa? Seperti disebut di atas, pecatur yang berlabel mahasiswa sudah ada sejak masa lalu.  Pecatur Eropa/Belanda dan pecatur pribumi. Lalu bagaimana sejarah mahasiswa dan catur sama pentingnya, sama-sama mencerdaskan bangsa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 05 November 2023

Sejarah Bahasa (115): Bahasa Dusun di Sabah Borneo; Bahasa-Bahasa dan Dialek-Dialek Bahasa Wilayah Sabah, Borneo Utara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Dusun atau dikenali juga sebagai bangsa Dusunik merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada sekumpulan suku kaum pribumi di Sabah dan Borneo yang bertutur dalam bahasa Dusunik dan Paitanik (Dusunik Besar). Pada dasarnya, Kadazan (Tanga'ara) dan Momogun (Rungus) merupakan dua etnik yang berada dalam rumpun bahasa Dusun secara linguistik.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Bahasa Dusun adalah sebuah dialek bahasa Dayak yang dipetuturkan oleh Suku Dayak Kadazan di Sabah. Bahasa Dusun hampir menyerupai bahasa Kadazan tetapi ada sedikit perbedaan terutamanya dari segi ejaan dan sebutan. Misalnya "sembilan" yang disebut "siam" dalam bahasa Dusun dan "sizam" dalam bahasa Kadazan. Akan tetapi, terdapat pula perkataan yang berbeda tetapi maksud yang sama misalnya "di mana" yang disebut "hinonggo" dalam bahasa Dusun dan "hinombo" dalam bahasa Kadazan atau "rumah" yang disebut "walai" dalam bahasa Dusun dan "hamin" dalam bahasa Kadazan. Meskipun kedua-dua bahasa ini sedikit berbeda tetapi kebanyakan suku kaum Dusun-Kadazan menggunakan kedua-dua bahasa ini dalam pembicaraan seharian. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Dusun di Sabah Borneo? Seperti disebut di atas bahasa Dusun dituturkan oleh kelompok populasi Dusun di wilayah Sabah. Bahasa-bahasa dan dialek-dialek bahasa di wilayah Sabah, Borneo Utara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Dusun di Sabah Borneo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Catur (7): Juara Catur, Juara Klub, Juara Perserikatan, Juara Internasional dan Juara Dunia; Boris Kostich dan Max Euwe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Juara Catur Dunia adalah pemain yang telah memenangkan pertandingan atau turnamen Kejuaraan Dunia catur. Sebelum tahun 1886, tidak ada kejuaraan resmi yang diadakan, namun beberapa pemain dianggap unggul. Sejak tahun 1948, Federasi Catur Dunia FIDE mengadakan kejuaraan tersebut. Juara Dunia pra-FIDE 1921–1927 José Raúl Capablanca (Kuba); 1927–1935 Alexander Alekhine (Rusia Perancis); 1935–1937 Max Euwe (Belanda).


Machgielis "Max" Euwe (20 May 1901 in Amsterdam – 26 November 1981 in Amsterdam) was the 5th World Chess Champion, from 1935 to 1937. He was a Dutch chess grandmaster, mathematician, and author. He was not a full-time professional player; he got his PhD in pure mathematics in 1926, and worked as a school and college teacher. He was made Professor of Mathematics in 1964. Against all expectations, Max won the world chess championship in a match with Alexander Alekhine in 1935. Max used his teaching skills in chess as well as mathematics. He wrote 20 chess books, most aimed at helping the club player improve. He invented a subscription correspondence course called The Chess Archives, but known everywhere as Euwe's Archives. This gave teaching on chess openings, which were then an area of great weakness for club players. The Archives were published in Dutch, German and English, and helped to give professional help to amateur players. Euwe served as President of FIDE, the World Chess Federation, from 1970 to 1978. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah juara catur, juara klub, juara perserikatan, juara internasional dan juara dunia? Seperti disebut di atas juara catur adalah pemain catur yang berusaha memenangkan pertandingan dan menjadi juara (turnemen dan kompetisi) mulai dari tingkat klub hingga federasi; Bagaimana dengan master-master catur Eropa seperti Boris Kostich dan Max Euwe. Lalu bagaimana sejarah juara catur, juara klub, juara perserikatan, juara internasional dan juara dunia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 04 November 2023

Sejarah Bahasa (114): Bahasa Kenyah di Jantung Borneo; Baram, Belaga di Sarawak hingga Sungai Kayan dan Sungai Mahakam


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kenyah adalah suku Dayak rumpun Apokayan berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram, Belaga, Sarawak memasuki Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara melalui sungai Iwan di Sarawak terpecah dua sebagian menuju daerah Apo Kayan yang sebelumnya ditempati suku Kayan dan sebagian yang lainnya menuju daerah Bahau. Pergerakan suku ini menuju ke hilir akhirnya sampai ke daerah Mahakam di Samarinda Utara. Suku Kenyah terbagi Kenyah Dataran Rendah dan Kenyah Dataran Tinggi /Usun Apau Kenyah. Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Bahasa Kenyah Kelinyau adalah sebuah dialek bahasa Dayak Orang Ulu yang dipertuturkan oleh Suku Kenyah Kelinyau di wilayah desa Pimping, Long Setulang, Batu Kajang, Long Uli, Long Beluah, aliran Sungai Kayan, sungai Mahakam, sungai Baram hulu, sungai Bahau, sungai Balui hulu, sungai Malinau, sungai Belayan, dan sungai Telen di Kalimantan Utara. Bahasa Kenyah dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau. Tepatnya di Desa Jelarai Selor, Kecamatan Tanjung Selor, Desa Long Tungu, Kecamatan Peso Hilir, Desa Long Beulah, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan dan di Desa Long Nawang, Kecamatan Kayan Hulu, Desa Long Kelawit, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau. Terdapat ragam dialek pada Bahasa Kenyah, yaitu dialek Uma Kulit, dialek Long Nawang, dialek Long Tungu, dialek Lepuk Maut. dialek Long Kelawit (Long Sungai Anai). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kenyah di jantung pulau Borneo?  Seperti disebut di atas bahasa Kenyah dituturkan oleh kelompok populasi Kenyah di Serawak, daerah aliran sungai Kayan dan daerah aliran sungai Mahakam. Baram, Belaga di Sarawak hingga Sungai Kayan dan Sungai Mahakam. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kenyah di jantung pulau Borneo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Catur (6):Klub Satoer Batak Batavia dan Midden-Java Schaakbond; Klub Catur dan Nederlandsch Indischen Schaakbond


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Federasi catur nasional Hindia sudah dibentuk pada tahun 1914 di Jogjakarta. Setelah satu decade, nun jauh di Eropa dibentuk federasi catur internasional di Paris dengan nama Fédération Internationale des Échecs atau Federasi disingkat FIDE. Pada saat yang bersamaan di Hindia akan dibentuk perserikatan catur Jawa Tengah (Midden-Java Schaakbond). Sesunguhnya apa yang sedang terjadi dalam dunia catur di Hindia Belanda?


Para pecatur Batak migrasi ke Batavia, 1926. Kisah pecatur dua anak Batak (dan juga tentang studi catur di Eropa) yang menghebohkan orang-orang Belanda di Medan menjadi tonggak pemberitaan catur di Indonesia khususnya di Tanah Batak dan Medan telah lama berlalu. Selanjutnya berita para pecatur Batak telah bergeser dan migrasi ke Batavia. Koran Bataviaasch nieuwsblad, 21-08-1926 mengabarkan bahwa klub catur orang Batak yang bernama ‘Jong Batak’ telah didirikan di Batavia beberapa bulan lalu yang anggotanya orang-orang muda dari Tanah Batak. Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 21-08-1926 juga memberitakan kabar ini dan menambahkan dalam beritanya klub catur "Jong Batak", kemarin malam bertamu ke klub catur Zustervereeniging ‘Schaakmat’ yang bertempat di aula Waterlooplein. Pada pukul 09:30, pertandingan catur beregu dimulai dengan hasil imbang. Meski hasilnya imbang, para pemain ‘Schaakmat’ yang tergolong tim terkuat di Batavia, memberikan pujian untuk melihat bahwa "Jong Batak" adalah lawan yang mana harus diperhitungkan. Dalam pertandingan ini ‘Schaakmat’ berada di papan catur dengan warna putih (https://akhirmh.blogspot.com/2014)

Lantas bagaimana sejarah klub Satoer Batak di Batavia dan Midden-Java Schaakbond? Seperti disebut di atas, terjadi dinamika dunia percaturan yang cepat di Eropa dan di Hindia. Klub-klub catur dan Nederlandsch Indischen Schaakbond (NISB) di Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah klub Satoer Batak di Batavia dan Midden-Java Schaakbond? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.