Kamis, 19 Januari 2023

Sejarah Surakarta (45): Perang Jawa Era VOC 1746-1755; Soeltan Agoeng dan Kisah Kerajaan Mataram Menyerang Batavia 1628


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Perang Jawa yang sangat dikenal luas pada masa ini adalah Perang Jawa (1825-1830). Fase-fase Perang Jawa sebelumnya kurang terinformasikan. Perang Jawa 1825-1830 pada era Pemerintah Hindia Belanda dapat diperbandingkan dengan Perang Jawa 1745-1755 (era VOC). Satu yang menjadi pertanyaan pada era Pemerintah Hindia Belanda disebut Perang Jawa 1745-1755 sebagai perang yang paling merusak sejagat. Mengapa?


Perang Jawa dari tahun 1741 hingga 1743 antara gabungan tentara Tionghoa dengan Jawa melawan VOC. Setelah membantai 10.000 orang Cina di Batavia, yang selamat melarikan diri ke Semarang dipimpin Khe Pandjang. Seiring perkembangan situasi, Sunan Mataram Pakubuwono II mendukung para pemberontak Cina. Setelah korban pertama berjatuhan pada 1 Februari 1741 di Pati, para pemberontak Cina menyebar ke seluruh Jawa bagian tengah. Orang Jawa turut membantu orang Cina. Sesudah merebut Rembang, Tanjung, dan Jepara, gabungan Cina dan Jawa mengepung Semarang Juni 1741. Pangeran Cakraningrat IV dari Madura menawarkan bantuan kepada Belanda. Pada akhir tahun 1741, pengepungan Semarang berhasil dipatahkan setelah tentara Pakubuwono II melarikan diri. Setelah Belanda melancarkan kampanye militer pada tahun 1742, Pakubuwono II memutuskan menyerah dan beralih membantu Belanda. Para pangeran Jawa ingin meneruskan perang, pada 6 April Pakubuwono II tidak diakui oleh para pemberontak. Keponakan Pakubuwono II, Raden Mas Garendi, dipilih oleh para pemberontak penggantinya. Belanda berhasil merebut kembali semua kota di pantai utara Jawa, pemberontak menyerang ibu kota Pakubuwono II di Kartosuro. Cakraningrat IV merebut kembali kota tersebut Desember 1742, dan awal 1743 pemberontak Cina menyerah. Setelah perang berakhir, Belanda membuat perjanjian dengan Pakubuwono II (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Perang Jawa era VOC 1746-1755? Seperti disebut di atas, Perang Jawa terdiri dari beberapa fase. Namun bagaimana disebut Perang Jawa 1746-1755 disebut perang yang paling merusakan. Sejarah perang di Jawa sendiri bermula pada era Soeltan Agoeng yang mana Kerajaan Mataram menyerang Batavia 1628. Lalu bagaimana sejarah Perang Jawa era VOC 1746-1755? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Perang Jawa Era VOC 1746-1755; Soeltan Agoeng dan Kisah Kerajaan Mataram Menyerang Batavia 1628

Tunggu deskripsi lengkapnya

Soeltan Agoeng dan Kisah Kerajaan Mataram Menyerang Batavia 1628: Perang Jawa Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar