Selasa, 31 Januari 2023

Sejarah Surakarta (70): Soerakarta versus Jogjakarta,Masa ke Masa 1755-1955;Selama Apa Rentang Waktu Dua Abad Lamanya?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini 

Soerakarta versus Jogjakarta atau Jogjakarta vis-à-vis Soerakarta. Kota mana yang lebih tua? Jelas yang lebih tua Jogjakarta, karena yang menjadi kota Mataram tempo doeloe. Sebagaimana diketahui Kota Sarakarta (dimana terdapat kraton Soerakarta) yang sekarang bermula di kraton Kartasoera (kota kecamatan Kartosura yang sekarang). Diantara Jogjakarta (Mataram) dan Soerakarta (Kartasoera) terletak Jatinom dan Klaten.


Sama-sama Kerajaan Mataram, Apa Perbedaan Keraton Solo dan Yogyakarta? Soloraya 02 February 2022. Solopos.com, Kira-kira apa perbedaan antara Keraton Solo dengan Yogyakarta? Keraton Solo dan Keraton Yogyakarta merupakan Kerajaan Mataram terbagi dua berdasarkan Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755. Dalam perjanjian disebutkan Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua, Kasunanan Surakarta Hadiningrat dipimpin Susuhunan Paku Buwono III dan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat dipimpin Sultan Hamengku Buwono I. Meski sama-sama Kerajaan Mataram, Keraton Solo dan Yogyakarta ternyata mempunyai perbedaan, apa saja? Melansir situs resmi milik Keraton Yogyakarta, Kratonjogja.id, perbedaan terletak pada cara berpakaian, adat istiadat, bahasa, gamelan, hingga tari-tarian. Perbedaan diatur dalam Perjanjian Jatisari pada 15 Februari 1755. Dalam perjanjian dijelaskan Sultan Hamengku Buwono I memilih untuk melanjutkan tradisi lama budaya Mataram. Keraton Solo sepakat untuk memberikan modifikasi atau menciptakan bentuk budaya baru. Perbedaan Keraton Solo dan Yogyakarta bisa dilihat segi bangunannya, menurut situs Goodnewsfromindonesia.id, bangunan Keraton Yogyakarta terlihat identik dengan Hindu klasik, saat memasuki area ini, banyak ornamen Jawa yang kental. Sedangkan untuk Keraton Solo, ornamen dan patung-patung lebih banyak bergaya Eropa. Perbedaan Keraton Solo dan Yogyakarta juga bisa dilihat dari gamelannya. Yogyakarta sendiri susunan gamelan lebih renggang dan lebar dengan warna lebih cerah. Solo lebih rapat dengan warna cokelat kayu paduan emas. Cara berpakaian antara abdi dalem juga mempunyai perbedaan terletak pada blangkon, surjan, serta beskap. Ciri khas blangkon Keraton Yogyakarta terdapat pada mondolan atau benjolan sebagai tempat gelungan rambut. Hal ini berbeda dengan Keraton Solo mengikuti budaya cukur rambut seperti bangsa Eropa. Sedangkan untuk surjan dan beskapnya, Keraton Yogyakarta lebih bermotif, salah satunya bunga-bunga, seperti yang dipakai Sri Sultan Hamengku Buwono. Untuk beskap yang digunakan abdi dalem Keraton Solo lebih berwarna gelap dan tak bermotif (https://www.solopos.com/)

Lantas bagaimana sejarah Soerakarta versus Jogjakarta, masa ke masa 1755-1955? Seperti disebut di atas, Soerakarta dan Jogjakarta adalah Mataram yang berbagi dua bahkan sejak 1755 namun baru lebih menyatu secara kekeluargaan pada tahun 1955. Selama apa rentang waktu dua abad lamanya? Lalu bagaimana sejarah Soerakarta versus Jogjakarta, masa ke masa 1755-1955? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Soerakarta versus Jogjakarta, Masa ke Masa 1755-1955; Selama Apa Rentang Waktu Dua Abad Lamanya? Soerakarta dan Jogjakarta Dua Kota Tua di Indonesia 

Banyak kota-kota tua di Indonesia, termasuk diantaranya kota Jogjakarta dan kota Soerakarta. Dalam hal ini kota Soerakarta dan kota Jogjakarta telah melalui masa yang sangat panjang dari masa lampau, khususnya sejak era VOC, berlanjut pada masa Pemerintah Hindia Belanda dan terakhir pada masa Republik Indonesia (hingga tahun 1955). Berbagai peristiwa telah terjadi di dua kota (kerajaan) Mataram tersebut. Meski banyak persamaan antara dua kota di daerah Mataram ini, tetapi ada perbedaan-perbedaan yang nyata. Akibatnya antara dua kota ini timbul kesan satu sama lain seperti: Benci Tapi Rindu, tetapi juga Jauh di Mata tetapi Dekat di Hati.


Romantika sejarah adalah satu hal, fakta sejarah adalah hal lain lagi. Adakalanya romantika sejarah mengaburkan fakta sejarah, tetapi fakta sejarah tidak bisa mengubah jalannya sejarah itu sendiri. Fakta sejarah, baik dalam bentuk fisik sejakatah maupun data sejarah dapat menjelaskan peristiwa sejarah di dalam narasi sejarah. Tanpa mengabaikan sejarah Padjang, sejatinya sejarah Soerakarta vs Jogjakarta haruslah dimulai dari eksistensi kerajaan Mataram, dimana ibu kota berada di Jogjakarta yang sekarang. Satu kejadian yang besar pada masa ini adalah kerajaan Mataran di bawah pimpinan Soeltan Agoeng menyerang Batavia pada tahun 1628. Perang ini terjadi nmerupakan kelanjutan perang-perang sebelumnya yang dilancarkan penguasa local terdahap kehadiran orang Eropa yang dimulai di Banten (1596), Arosbaja, Madoera (1596) dan Atjeh (1599) dan Jakarta (1618). Sementara itu, orang-orang Belanda memiliki kedekatan (memiliki hubungan kerjasama) dengan pemimpin-pemimpin local di Bali (1597), Amboina (1605), Ternate (1610) dan Solor/Koepang (1612).

Setelah memudarnya Demak/Jepara dan serangan Mataram ke Batavia tahun 1628, kerajaan Mataram (dan tentu saja kerajaan Atjeh) adalah satu kerajaan yang dianggap orang Belanda (VOC) sebagai rintangan untuk meratakan jalan misi untuk membentangkan jalur perdagangan utama VOC dari Banten di barat dan Amboina di timur. Tanpa mengabaikan kekuatan Banten dan Atjeh yang mempertahankan diri, kekuatan Mataram di mata orang-orang VOC adalah ancaman terbesar, karena secara nyata telah (berani) menyerang kekuatan VOC di Batavia.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Selama Apa Rentang Waktu Dua Abad Lamanya? Bagaimana Masa Kini?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar