Selasa, 28 Februari 2023

Sejarah Malang (13): Pertanian di Wilayah Malang; Pengembangan Bentuk Perkebunan Plantation dan Onderneming di Pegunungan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Fakta wilayah Malang adalah wilayah yang subur. Ada gunung vulkanik yang sejak masa lampau di zaman kuno terbentuk kerajaan-kerajaan besar seperti Singosari. Dalam hal ini wilayah Malang adalah wilayah yang memiliki sejarah dalam peradaban, dalam perekonomi dan dalam hal ini dalam pertanian. Bagaimana dengan perkebunan sejak era VOC dan Pemerintah Hindia Belanda?


Kopi dan Gula: Perkebunan di Kawasan Regentschap Malang 1832-1942. R Reza Hudiyanto dalam jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015). Abstract, Jawa sangat terkenal dengan kekayaan pertanian seperti kopi dan gula. Kondisi ini begitu dipahami oleh pemerintah. Di masa lalu, pemerintah kolonial mengeksploitasi tanah dan orang untuk bekerja di lahan tersebut. Salah satu dari wilayah yang sangat subur terletak di antara bukit antara gunung Bromo dan gunung Semeru, Malang. Perkebunan ini telah memiliki dampak berganda pada kehidupan sosial ekonomi. Tulisan ini akan mendeskripsikan keterkaitan antara perkebunan dan pertumbuhan Malang dari pertengahan abad ke-19 dan ke-20. Lebih lanjut, hal ini akan menyadarkan masyarakat bahwa aktivitas-aktivitas tersebut merupakan permulaan dari keterlibatan orang Jawa dalam pasar dunia. (http://journal2.um.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah pertanian di wilayah Malang? Seperti disebut di atas, wilayah Malang adalah wilayah subur di pegunungan dimana terdapat gunung-gunung vulkanik yang sejak masa lampau menjadi pusat peradaban dengan eksistensi pertanian. Dalam hal ini bagaimana pengembangan perkebunan plantation onderneming di wilayah pegunungan pada era VOC dan Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah pertanian di wilayah Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pertanian di Wilayah Malang; Pengembangan Perkebunan Plantation Onderneming di Wilayah Pegunungan

Tidak banyak yang diketahui di (wilayah) Malang pada era VOC. Meski demikian sudah ada logi VOC dana beberapa pedagang VOC di Malang. Besar dugaan mereka hanya Sebatas aktivitas perdaganga. Namun apa yang diperdagangkan juga tidak terinformasikan. Hingga permulaan Pemerintah Hindia Belanda, bagaimana perdagangan di Malang juga tidak terinformasikan. Meski demikian, diduga pedagang-pedagang Eropa/Belanda di Malang masih aktif dalam kegiatan perdagangan. Pada tahun 1811 Pemerintah Hindia Belanda atas nama GG Daendels melakukan perjanjian dimana salah satu artikel disebutkan landskap Malang dan district Antang menjadi bagian dari wilayah Pemerintah Hindia Belanda. Tidak lama kemudian pada tahun 1811 ini terjadi pendudukan Inggris.


Selama pendudukan Inggris bagiama situasi dan kondisi di Malang juga tidak banyak yang terinformasikan. Dalal laporan Raffles (dalam bukunya The History of Java) disebutkan luas keseluruhan land 2.823 mil persegi, dimana lahan yang menghasilkan seluas 1.065 mil persegi yang terdiri dari sawah 206 mil persegi, tegalan 188 mil persegi, pertanaman kopi 96 mil persegi, lahan yang masih kosong 167 mil persegi dan hutan jati 273 mil persegi. Ini mengindikasikan wilayah Malang paling tidak ada tiga komoditi perdagangan utama yakni padi, kopi dan kayu jati. Juga ada indikasi selama pendudukan Inggris (mungkin jauh sebelumnnya pada era VOC) perdagangan benda-benda kuno (cf. Utrechtsche courant, 16-06-1819).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pengembangan Perkebunan Plantation Onderneming di Wilayah Pegunungan: Wilayah Malang Era VOC dan Pemerintah Hindia Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar