Senin, 24 April 2023

Sejarah Cirebon (3): Geomoforlogis Cirebon Zaman Kuno; Dimanakah Posisi GPS Kota Cirebon di Daerah Aliran Sungai Cirebon?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Nama kota Cirebon mengindikasikasikan nama sungai (sungai Cirebon?). Jika begitu, dimana posisi GPS kota Cirebon berawal? Sudah pasti berada di sisi sungai, tetapi belum tentu tepat berada di garis pantai masa kini. Mengapa? Berdasarkan laporan-laporan pada era Portugis, sungai Cirebon dapat dinavigasi hingga tiga mil laut ke arah hulu/pedalaman. Dalam konteks inilah diperlukan pendekatan geomorfologi asal usul kota Cirebon yang sekarang.


Kota Cirebon terletak di daerah pantai utara propinsi Jawa Barat bagian timur. Letak geografis yang strategis. Geografis Kota Cirebon terletak pada posisi 108.33 dan 6.41 Lintang Selatan, memanjang dari barat ke timur  8 kilometer, Utara Selatan   11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut  5 meter dengan demikian Kota Cirebon merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah administrasi   37,35 Km2. Batas sebelah utara sungai Kedung Pane, sebelah barat sungai Banjir Kanal, sebelah selatan sungai Kalijaga dan sebelah timur laut Jawa. Kota Cirebon keadaan air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan minum sebagian besar bersumber mata airnya  berasal dari Kabupaten Kuningan. Beberapa daerah/wilayah kondisi air tanah relatif sangat rendah dan rasanya asin karena intrusi air laut dan tidak dapat digunakan untuk keperluan air minum. Tanah sebagian subur dan sebagian kurang produktif disebabkan tanah pantai yang semakin luas akibat endapan sungai-sungai. Pada umumnya tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosal yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, tupa, breksi lumpur dan kerikil). Di Kota Cirebon terdapat empat sungai yang tersebar merata di seluruh wilayah yaitu Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila, Sungai Kesunean(Kriyan) dan Sungai Kalijaga. (https://www.cirebonkota.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah geomoforlogis wilayah Cirebon zaman kuno? Seperti disebut di atas, kota Cirebon diduga bermula di sisi sungai di masa lampau. Wilayah kota yang sekarang secara tofografi datar dengan ketinggian rendah (sekitar 5 M dpl). Dalam hubungan ini menjadi penting memahami secara geomorfologi dimana posisi GPS kota Cirebon di daerah aliran sungai Cirebon. Lalu bagaimana sejarah geomoforlogis wilayah Cirebon zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Geomoforlogis Wilayah Cirebon Zaman Kuno; Dimana Posisi GPS Kota Cirebon di Daerah Aliran Sungai Cirebon

Untuk memahami geomorfologis wilayah (kota) Cirebon mulailah dari daerah aliran sungai Cimanuk. Mengapa? Di wilayah ini ada kebenaran sejarah, tetapi dalam narasi sejarah masa kini ditemukan kesalahan. Namun sebelum sampai ke permasalahan itu, nama Cimanuk (Chimano) dan nama Cirebon (Choroboam) disebutkan dalam laporan era Portugis. Dalam hal ini kota (pelabuhan) Cimanuk dan kota Cirebon sama-sama eksis. Jika pelabuhan Cirebon adalah kota Cirebon yang sekarang, lalu dimanakah kota/pelabuhan Cimanuk berada?


Ci Manuk berhulu di Pegunungan Mandalagiri di Kabupaten Garut pada ketinggian sekitar 1700 meter di atas permukaan laut (mdpl), lalu mengalir ke arah timur laut sepanjang 180 kilometer, dan bermuara di Laut Jawa di Kabupaten Indramayu. Ci Manuk pada bagian hilir cukup lebar sehingga dapat dilayari oleh kapal yang berukuran relatif besar. Pada abad ke-16, muara Ci Manuk adalah pelabuhan yang ramai dan menjadi salah satu pelabuhan milik Kerajaan Sunda, sebagaimana dilaporkan oleh Tome Pires sebagai "Chemano". (Wikipedia)

Apakah pelabuhan Cimanuk berada di Kota Indramayu yang sekarang? Jelas tidak. Juga tidak berada di kota Pamanukan dan juga tidak di kota Losarang serta juga tidak di kota Jatibarang. Besar dugaan kota pelabuhan Cimanuk pada awal abad ke-16 berada di jarak terdekat kota pelabuhan Cirebon dengan sungai Cimanuk. Letak kota Cimanuk itu kira-kira di kecamatan Tukdana atau kecamatan Sukagumiwang. Untuk diketahui, kota Indramayu yang sekarang adalah kota baru, suatu kampong yang terbentuk pada awal era Pemerintah Hindia Belanda.


Tome Pires menyebut dua kota pelabuhan yang berdekatan: Cimanuk dan Cirebon. Pelabuhan Cirebon kini berada di wilayah Kota Cirebon yang sekarang. Sebagaimana pelabuhan Cirebon berada di pantai (di suatu teluk), pelabuhan Cimanuk juga berada di pantai, tetapi tepat berada di muara sungai (kini sungai Cimanuk). Namun pada masa ini pelabuhan Cimanuk tempo doeloe tersebut, seakan berada jauh di pedalaman. Seperti disebut di atas pelabuhan Cimanuk tersebut berada di sekitar kecamatan Tukdana atau kecamatan Sukagumiwang. Dimana posisi tepatnya kota pelabuhan Cimanuk ini tidak diketahui. Nama (kota pelabuhan) Cimanuk telah hilang di daerah aliran sungai Cimanuk. Akan tetapi nama Cimanuk menjadi nama generic, dan wujud desa Cimanuk pada masa ini ditemukan di wilayah Tasikmalaya, wilayah Pandeglang dan di wilayah Pesawaran (Lampung).

Kota pelabuhan Cirebon hingga kini masih eksis, sebagai bagian dari Kota Cirebon. Seperti disebut di atas, kota pelabuhan Cirebon ini pada abad ke-16 diduga berada di bagian dalam suatu teluk besar (katakanlah teluk Cirebon). Di tengah teluk terdapat suatu pulau kecil (pulau sedimen). Teluk ini lambat laun menyempit. Pulau kecil yang awalnya berada di tengah laut lambat laun menyatu dengan daratan. Daratan baru inilah yang kini menjadi wilayah Kota Cirebon.


Seperti dikutip di atas, di Kota Cirebon yang sekarang terdapat empat sungai yaitu Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila, Sungai Kesunean (Kriyan) dan Sungai Kalijaga. Empat sungai ini diduga adalah sungai-sungai yang bermuara ke teluk Cirebon. Empat sungai inilah yang diduga menjadi penyebab utama terjadinya sedimentasi di dalam teluk Cirebon. Sementara itu, di muara sungai Cimanuk terus terjadi proses sedimentasi jangka panjang. Muara sungai Cimanuk terus bergeser kea rah laut yang lambat laun meninggalkan kampong (kota pelabuhan) Cimanuk, lalu muara sungai di Jatibarang, terus bergeser ke Lohbener dan seterusnya ke kampong Indramajoe (yang kini menjadi Kota Indramayu). Muara sungai Cimanuk ini terus bergerak hingga kini seakan jauh di arah hilir yimur laut kota Indramayu (di Pantai Tiris yang sekarang). Pada era Pemerintah Hindia Belanda sungai Cimanuk disodet dengan membangun kanal ke arah barat laut untuk mengurangi dampak banjir di kota Indramayu.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dimana Posisi GPS Kota Cirebon di Daerah Aliran Sungai Cirebon: Apa Perbedaannya Dulu dengan Masa Kini?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar