Minggu, 12 November 2023

Sejarah Catur (14): Juara Catur dan Pertjasi Era Hindia Belanda; Kampiun Kejuaraan Nederlandsch Indischen Schaakbond (NISB)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Sejarah adalah narasi fakta dan data. Fakta adalah suatu benda atau kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Namun hal itu baru bisa dinarasikan sebagai sejarah jika didukung data sebagai bukti. Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri.


Sejarah Kejuaraan Catur Pertama di Indonesia. Selasa 11-07-2023. jektivnews.com. Kejuaraan catur pertama kali di Indonesia diselenggarakan tahun 1946, dikenal sebagai Kejuaraan catur Nasional atau disebut j Kejuaraan catur PONRI (Pekan Olahraga Nasional Republik Indonesia). Kejuaraan ini diadakan di Jakarta 15-25 Desember 1946 sebagai bagian PONRI pertama yang diikuti berbagai provinsi. Kejuaraan Catur PONRI pertama ini menjadi tonggak sejarah penting dalam perkembangan catur di Indonesia. Juaranya Master Catur Nasional Suwardi Surjan. Sejak itu, kejuaraan catur nasional di Indonesia terus diselenggarakan setiap tahun, termasuk Kejuaraan Catur Nasional, Kejuaraan Catur PON, Kejuaraan Catur Pelajar. Perkembangan catur di Indonesia terus berkembang sejak kejuaraan catur pertama diadakan. Indonesia telah menghasilkan sejumlah pemain catur yang sukses baik di tingkat nasional maupun internasional. Kejuaraan catur tetap menjadi ajang yang penting dalam menginspirasi dan mengembangkan bakat catur di Indonesia (https://jektvnews.disway.id/)

Lantas bagaimana sejarah pecatur hebat dan perserikatan catur Pertjasi era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas sejarah adalah narasi fakta dan data. Sejarah catur adalah narasi fakta dan data tentang catur. Daftar kampiun kejuaraan Nederlandsch Indischen Schaakbond (NISB).   Lalu bagaimana sejarah pecatur hebat dan perserikatan catur Pertjasi era Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Pecatur Hebat dan Pertjasi Era Hindia Belanda; Daftar Kampiun Kejuaraan Nederlandsch Indischen Schaakbond (NISB)  

Pada masa ini siapa tidak kenal nama-nama pecatur hebat Indonesia seperti Edhi Handoko, Utut Adianto, Salor Sitanggang, Nasib Ginting dan Susanto Megaranto. Bagaimana dengan pada masa lampau? Memang sudah dikenal nama-nama pecatur tangguh pada awal kemerdekaan Indonesia seperti Arovah Bachtiar, Baris Hutagalung, Abubakar Baswedan dan Ong Yok Hwa. Lantas bagaimana jauh sebelumnya di masa Hindia Belanda? Mungkin hanya yang diingat Si Narsar saja, tetapi juga banyak pecatur-pecatur tangguh, terutama diantara pecatur Belanda.


Selama era Hindia Belanda, hanya beberapa pecatur pribumi yang menonjol diantara pecatur-pecatur Belanda. Yang pertama adalah Si Narsar dari Tanah Karo yang pernah mengalahkan juara catur Medan pada tahun 1910. Dengan medal itu para pecatur Belanda di kota-kota di Jawa mengundangnya dalam pertandingan simultan. Lalu pada tahun 1925 muncul penerus si Narsar yakni Si Hoekoem dan Si Toemboek yang juga berasal dari Tanah Karo. Sangat beruntung Si Hoekoem dan Si Toemboek dapat kesempatan bertandingan dengan jaura Eropa dan juara Belanda. Dalam dua pertandingan di Medan melawan juara catur/master Eropa Boris Kostich, Si Hoekoem menang sekali dan remis sekali, sedangkan Si Toemboek resmis sekali dan kalah sekali. Lalu pada tahun 1930 juara catur Belanda, Dr Max Euwe bertandang ke Medan. Tio pemain terkuat Medansche Schaakvereeniging, Mr. Lantzius, Meurs dan Basoeki dapat dikalahkan Dr. Euwe namun dengan Si Hoekoem dan Si Toemboek remis. Apakah Dr Euwe kaget? Setelah tur di Jawa, Dr Euwe kembali melawan dua pecatur Tanah Karo si Si Prang dan Si Hoekoem. Hasilnya Si Hoekoem mengalahkah Dr Euwe.

Lantas bagaimana pecatur-pecatur Belanda di Hindia sendiri? Tidak ada yang menonjol dan juga kurang terinformasikan hingga munculnya nama Si Narsar tahun 1910 yang mampu mengalahkan Meijer, juara catur Medan. Sejak kejadian inilah kemudian catur menjadi mulai terang di Hindia, tidak hanya semakin intens catur diberitakan, juga semakin banyak pemian catur Belanda yang terinformasikan. Semakin intens lagi pemberitaannya hingga munculnya gagasan pembentukan perserikatan catur Hindia Belanda (NISB) tahun 1914 yang diresmikan tanggal 1 Januaru 1915.


Pada akhir tahun 1913, Si Narsar melakukan tur ke Jawa seperti Batavia, Semarang dan Jogjakarta. Apakah karena kehadiran Si Narsar di Jawa, lalu kemudian muncul gagasan sejumlah klub catur di Jawa untuk menyelenggarakan turnamen catur yang akan diadakan di Jogjakarta pada bulan April 1914. Pada saat turnamen di Jogja inilah kemudian muncul gagasan pembentukan perserikatan catur nasional yang diberi nama Nederlandsch Indischen Schaakbond (NISB). Setelah NISB merampungkan statute lalu secara resmi NISB didirikan tanggal 1 Januari 1915. Sebagai ketua LH Pluim Mentz, sekretaris C van der Vecht dan bendahara MP Pille. Pada bulan April 1915 diadakan kongres pertama dan juga dilakukan turnamen catur.

Dalam kongres NISB yang diadakan tahun 1915 direncanakan suatu kompetisi catur (pertama) yang diselenggarakan oleh NISB sendiri. Kompetisi akan diadakan tahun 1916 yang bersamaan dengan kongres NISB. Kota penyelenggara ditetapkan di Garoet. Kompetisi ini diharapkan akan melahirkan juara (baru).


Selama ini pertandingan catur hanya diadakan sekadar turnamen biasa yang diadakan oleh masing-masing klub catur di Hindia. Lalu kemudian antara satu klub dengan klub lain, apakah di dalam kota maupun antar kota) juga dilakukan pertandingan anjangsana secara beregu. Turnamen catur yang diadakan di Jogja bulan April 1914 menjadi penting, karena dapat dikatakan turnamen catur besar selama ini. Turnamen ini tentu saja diadakan sebelum terbentuknyta NISB. Sertelah terbentuknya NISB lalu diadakan turnamen tahun 1915. Dua turnamen besar itu tentu saja dianggap tidak resmi karena tidak ada yang mewadahinya. Turnamen tahun 1916 dapat dianggap kompetisi resmi pertama di Hindia Belanda.

Dalam kompetisi catur tahun 1916 yang diadakan di Garoet dibagi dalam beberapa kelas: kelas utama; kelas satu; dan kelas 2. Norma yang umum (standar) di Eropa termasuk di Belanda terdiri dari lima kelas (ada kelas aspiran utama dan kelas ketiga). Pertandingan dilakukan pada tanggal 21 hingga 23 April 1916.


Kompetisi diikuti oleh 21 pemain. Kelas utama sebanyak empat pemain; kelas satu sebanyak delapan pemain dan kelas dua sebanyak sembilan pemain. Setiap kelas dibagi ke dalam dua grup atau lebih. Hasil pertandingan yang menjadi juara pada kelas satu adalah C van der Vecht, Hageman dan van Brederode. Sementara juara pada kelas kedua adalah JFL Rietdijk, Rd Joesoep dan Tanzer. Sedangkan juara pada kelas utama adalah D Bleykmans dan Heye.

Juara catur Hindia Belanda telah lahir, yakni D Belykmans dalam kelas utama kompetisi catur NISB. D Bleykmans adalah juara klub Soerabajasch Schaakclub. Yang menarik pada kompetisi pertama ini terdapat satu pribumi Raden Joesoef (di kelas kedua).


Selain Medan, Padang, Batavia dan Semarang, Soerabaja juga termasuk kota yang terawal dimana catur dipertandingkan. Pada tahun 1896 klub catur Soerabajasch Schaakclub didirikan di Soerabaja oleh Ir MF Onnen dkk. Klub Soerabaja ini tetap eksis hingga era D Bleykmans dimana muncul sebagai juara klub. Pada tahun 1916 adalah peringatan 20 tahun Soerabajasch Schaakclub. Pada bulan Desember 1916 Si Narsar dari Tanah Karo melakukan tur kembali ke Jawa termasuk ke Soerabaja. Di Soerabaja diadakan dua pertandigan antara Si Narsar dengan juara baru NISB D Bleykmans pada tanggal 21 Desember dan 23 Desember 1916. Dalam dua pertandingan ini D Bleykmans mampu mengalahkan Si Narsar.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Daftar Kampiun Kejuaraan Nederlandsch Indischen Schaakbond (NISB): Sejarah Seharusnya Memiliki Permulaan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar