Selasa, 14 November 2023

Sejarah Catur (16): Pertandingan Catur Era Pendudukan Jepang - Perang Kemerdekaan; Perang Papan Catur, Republiken vs Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Ada satu fase sejarah catur di Indonesia yang tidak penting-penting amar, tetapi tetap menarik untuk diperhatikan. Itulah masa dimana terjadi perang di Indonesia. Sejak Maret 1942 era Pemerintah Hindia Belanda berakhir, dan sebagai penggantinya adalah era Pemerintah Militer Jepang di Indnesia. Namun demikian, dalam dunia catur di Indonesia tetap relevan sebagaimana ditulis penyair Inggris TS Eliot: ‘Masa depan datang dari masa lalu’. Catur tetaplah catur sebagaimana motto dalam catur: ‘gens una sumus’ (kita semua bersaudara).


Shogi atau catur Jepang adalah permainan papan Jepang dimainkan oleh dua orang di atas papan 9 lajur dan 9 baris yang berwarna sama. Permainan berasal dari India kuno caturangga (rumpun catur, janggi dari Korea, dan xiangqi dari Cina). Di seluruh dunia, shogi diperkirakan menempati urutan ketiga dalam jumlah pemain setelah catur dan xiangqi. Ciri khas shogi yang sangat membedakannya dari catur adalah sistem memainkan kembali buah lawan yang sudah ditangkap. Walaupun sudah naik pangkat, buah yang tertangkap akan kembali ke pangkat semula. Buah lawan yang tertangkap menjadi milik pihak yang menangkap, dan dapat diletakkan kembali di atas papan untuk memerangi mantan majikan. Kedua belah sisi yang bermain dibedakan menjadi sente dan gote. Pemain sente memainkan langkah pertama, diikuti pemain gote, begitu seterusnya secara bergantian hingga selesai. Sama halnya dengan catur, permainan ini dimenangkan setelah mematikan raja lawan (mencapai posisi skak mat). Dalam istilah shogi, skak mat disebut tsumi. Dengan adanya sistem memainkan kembali buah lawan yang sudah ditangkap, kemungkinan remis adalah sangat kecil. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah pertandingan catur selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan Indonesia? Seperti disebut dunia catur di Indonesia selama pendudukan Jepang kurang terinformasikan. Bagaimana dengan pada masa perang kemerdekaan Indonesia? Republiken vs pecatur Belanda. Lalu bagaimana sejarah pertandingan catur selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Pertandingan Catur Selama Pendudukan Jepang dan Perang Kemerdekaan Indonesia; Republiken vs Pecatur Belanda  

Kongres NISB tahun 1941 (bulan April) dapat dikatakan kongres perserikatan catur (NISB) terakhir di Indonesia semasa Pemerintah Hindia Belanda. Sebab eskalasi perang Asia Pasifik semakin meningkat dimana pesawat-pesawat pembom Jepang telah menjatuhkan bom di Tarempa, pulau Natuna wilayah Hindia Belanda pada bulan Desember 1941. Lalu tanggal 11 Januari dimulai serangan udara di Pontianak, Tarakan, Kakas, Amboina dan Sorong. Dalam suasana ketegangan di Indonesia terutama diantara orang-orang Belanda, gambaran terakhir tentang aktivitas catur ditemukan di Batavia pada bulan Januari 1942.


Bataviaasch nieuwsblad, 27-01-1942: ‘Schaakclub Batavia. Diumumkan, mulai Minggu, 1 Februari pukul 03.00 di Gedung KSB Waterlooplein, seluruh pertandingan catur di Batavia akan dirangkai menjadi satu kesatuan besar. Banyak klub yang sudah mendaftar. sementara beberapa anggota non-klub juga mendaftar sebagai anggota. Batavia kini dapat menantikan kehidupan catur yang aktif kembali. Semua personel militer akan diterima di pertemuan mingguan dan tentu saja memiliki akses gratis. Informasi dapat diberikan oleh sekretaris perserikatan (bond)’. Bataviaasch nieuwsblad, 20-01-1942: ‘Permainan xatur R Pikler bermain di 40 papan secara simultan. Pengurus NISB mengundang seluruh pecatur Batavia Pecatur yang sangat kuat, Robert Pikler, akan bermain secara bersamaan di 40 papan. Jika ada kandidat lebih banyak, Dr van Pajsz juga akan memberikan pertandingan simultan kepada 20 orang; Prof Wertheim dan H Sormin juga sudah sepakat untuk bekerja sama sebagai pemain simultan jika partisipasinya sangat besar. Tidak ada biaya pendaftaran. Pertandingan simultan dipimpin oleh sekretaris NISB PM Colose, yang dengan senang hati akan memberikan semua informasi yang diinginkan melalui telepon. Setiap klub catur di Batavia diharapkan diwakili oleh satu orang pengurus pada Minggu ini berkumpul, akan ada diputuskan untuk mendirikan satu klub catur besar, yang akan bermain selama perang pada hari Minggu pagi di Maison Versteen. Ketua NISB HJ Ritman’.

Singkat kata, angkatan udara Jepang memulai serangan di Soerabaja pada tanggal 3 Februari 1942 (lihat Haagsche courant, 04-02-1942). Akhirnya militer Jepang menduduki pulau Jawa dari pintu masuk Indramayu pada bulan Maret 1942 yang mana kemudian Pemerintah Hindia Belanda menyerah di Soebang. Tamat Pemerintah Hindia Belanda. Tamat pula kegiatan catiur NISB di Indonesia karena agenda kongresnya dijadwalkan akan diadakan bulan April 1942.


Setelah Pemerintah Hindia Belanda menyerah 8 Maret 1842 prakti semua surat kabar berbahasa Belanda di Indonesia tidak terbit lagi kecuali di Soerabaja. Mengapa? Yang jelas Soerabaijasch handelsblad sempat berhenti tanggal 26 Februari, tetapi kemudian pada tanggal 10 Maret terbit kembali. Surat kabar harian ini tetap terbit hingga bulan Juni, tetapi harus berakhir tanggal 6 Juni 1942. Surat kabar yang telah berusia 90 tahun ini tamat. Dalam edisi terakhir ini tidak ada berita catur. Mungkin tidak muat karena surat kabar kini hanya empat halaman saja. Namun sejak awal tahun 1942 tidak ada berita catur di surat kabar ini. Boleh jadi eskalasi perang telah mempengaruhi pikiran para pemain catur di Soerabaja. Salah satu berita panting tentang catur setahun terakhir ini adalah pertandingan catur antara klub catur Soerabaja (SSC) dan klub catur Pemoeda Moehammadijah (lihat Soerabaijasch handelsblad, 23-06-1941). Soerabaijasch handelsblad, yang sejak lama menyajikan rubrik catur yang diasuh WN Dinger terakhir pada akhir Februari (lihat Soerabaijasch handelsblad, 25-02-1942). Mengapa? Boleh jadi pikiran WN Dinger juga boleh jadi sudah terganggu dengan ekskalasi perang yang semakin menakutkan.

Selama pendudukan Jepang dapat dikatakan tidak terinformasikan pertandingan catur di Indonesia. Surat kabar di Indonesia menjadi penting dalam pemberitaan catur selama ini. Sejak tidak terbitnya surat kabar berbahasa Belanda semakin sulit pula menemukan sumber berita. Pertandingan catur selama pendudukabn Jepang sunyi senyap.


Orang Eropa/Belanda yang berada di Indonesia semuanya diinternir di kamp-kamp interan di sejumlah tempat di Indonesia. Sudah barang tentu sulit melakukan permainan catur diantara orang Belanda sebagai tahanan. Bagaimana dengan orang pribumi? Sudah barang tentu bermain catur untuk mengisi waktu, jika pun ada pertandingan mungkin tidak terinformasikan karena minimnya sumber pemberitaan. Lantas bagaimana dengan orang-orang Jepang terutama di barak-barak militer? Boleh jadi orang Jepang tidak terlalu tertarik bermain catuir ala Eropa, mungkiun sudah cukup dengan catur Jepang sendiri (shogi).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Republiken vs Pecatur Belanda: Catur Tetaplah Catur, Gens Una Sumus    

Pada tanggal 14 Agustur 1945 melaui radio yang dapat ditangkap di Djakarta menyatakan menyerah kepada Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Dalam kesempatan inilah kemudian para pemuda revolusioner mendesak para pemimpin senior untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Jepang yang telah menaklukkan Pemerintah Hindia Belanda, kini Jepang tak berdaya. Rakyat Indonesia meraih sendiri kemerdekaannya.


Jepang, Amerika Serikat, dan anggota sekutu lainnya seperti Inggris sudah mengetahui proklamasi kemerdekaan Indonesia. Mereka tidak peduli denga kemerdekaan Indonesia. Untuk melucuti senjata dan mengevakuasi meiliter Jepang di Indonesia dirtugaskan kepada Inggris. Inggris mendelegasikan tugas itu untuk wilayah Indonesia Timur. Tugas lainnya Sekutu/Inggris ke Indonesia adalah untuk membebaskan para interniran Eropa/Belanda dari kamp-kamp interniran. Dalam situasi inilah kemudian terjadi arus balik Belanda yang kental dengan persekongkolan antara Inggris dan Belanda. Kerajaan Inggris mendukung Gerakan militer Belanda ke Indonesia. Saat yang bersamaan para interniran yang akan dievakuasi turut bergabung di belakang militer Belanda. Perang antara para revolusioner Indonesia dengan Inggris di satu pihak dan dengan Belanda (NICA) tidak terhindarkan. Terjadi perang di berbagai tempat seperti Batavia, Soerabaja, Medan, Sibolga, Bandoeng. Wilayah Rerpublik Indonesia secara bertahap jatuh ke tangan Belanda/NICA kembali setelah melakukan perundingan-perundingan (Linggarjati 1946 dan Renville 1947).

Tidak lama setelah Djakarta diduduki Belanda/NICA di bawah lindungan Sektur/Inggris pada bulan Oktober terbit surat kabar berbahasa Belanda pertama Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia pada tanggal 23-10-1945. Sementara di berbagai tempat terjadi perang antara Inggris/Belanda dengan para revolusioner Indonesa. Perang hebat terjadi di Soerabaja pada tanggal 10 November 1945.


Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 15-12-1945: ‘ROC yang  berkantor pusat di jalan raya Van Heutsz 16 adalah bagian dari kesejahteraan sosial Rapwi dan telah membagi kegiatannya menjadi pekerjaan rekreasi (hiburan malam, jembatan, klub catur dan catur, paduan suara menyanyi dan klub ceramah, pengembangan (ceramah, pelajaran, kursus dan film pengajaran), olah raga baik di dalam maupun di luar perkemahan, kerja pemuda (pramuka, pesta anak, ceramah remaja, klub dan pelajaran)’..

Pada bulan Desember 1945 surat kabar berbahasa Belanda di Soerabaja Nieuwe courant terbit. Surat kabar ini disebut organ dari AMACAB. Tentu carur baru mulai terinformasikasn pada edisi Nieuwe courant, 18-03-1946. Disebutkan Departmen olahraga dari IEV didirikan, yang dipimpin oleh SJ Balakian, di Sandickstraat 28, yang juga akan mengurus pelatihan bapak dan ibu. Programnya meliputi: sepak bola, basket, hoki, tenis, atletik, bridge dan catur. Karena tujuannya adalah untuk berpartisipasi dalam kompetisi mendatang yang diselenggarakan oleh Divisi India ke-5, maka bapak dan ibu atlet IEV diminta dengan sopan untuk mendaftar sebagai anggota sesegera mungkin.


Nieuwe courant, 10-04-1946: ‘Departemen olahraga O. & O., akan mengadakan kompetisi besar (sepak bola-hoki) pada program untuk tanggal 5 Mei. Juga untuk penggemar "olahraga dalam ruangan" disediakan dan ada banyak kesempatan untuk bermain ping-pong, catur, jembatan, catur, dll’.

Kehadiran dua surat kabar berbahasa Belanda pertama di masa perang ini, seakan mengingatkan kembali diantara orang Belanda peran surat kabar dalam hal pemberitaan promosi catur lebih dari satu abad yang lalu. Dalam fase mempromosikan kembali kegiatan olah raga, rubrik catur di surat kabar mulai muncul (lihat Nieuwe courant, 25-05-1946), dan juga berbagai perangkat olah raga termasuk catur mulai diiklankan di surat kabar (lihat Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 25-06-1946). Kebetulan di di tingkat internasional tengah diadakan kongres catur internasional


Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 08-07-1946: ‘Kongres Catur Internasional, Den Haag, 6 Juli (Aneta). Dr. Max Eeuwe, yang akan mewakili Federasi Catur Belanda (NSB) pada Kongres Catur Internasional di Winterthuer, akan mengusulkan agar turnamen catur internasional berikutnya, yang pemenangnya akan menggantikan Dr. Aljechin sebagai juara dunia, diadakan di Belanda’. Catatan: Dr Max Euwe adalah juara catur Belanda yang pernah datang ke Hindia pada tahun 1930 dimana pecatur Batak dari Tanah Karo Si Narsar mengalahkannya. Pada tahun 1935 Dr Euwe menjadi juara dunia. Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 30-07-1946: ‘Turnamen catur “Staunton”. Pemain catur Rusia Botvinnik akan berpartisipasi dalam turnamen catur yang akan diadakan di Groningen pada bulan Agustus, lapor Aneta dari Amsterdam. Pemenang turnamen berhak mengikuti turnamen catur dunia di Noordwijk’.

Di Soerabaja departemen catur dari organisasi komunitas Cina HCTNH mulai membentuk kembali klub catur (lihat Nieuwe courant, 20-09-1946). Disebutkan asosiasi HCTNH departemen catur hari Minggu lalu mengadakan Rapat Anggota Umum, yang membahas pembentukan kembali departemen caturnya. Susunan dewan baru adalah sebagai berikut: ketua Oen Khoen Blng. Wakil ketua Oei Tjhay Tjioe, secretaris Liem Tiong Soe dan komisaris terdiri Tjoa Swie Hian dan Kwa Khoen Swie. Dewan sedang mengumpulkan materi catur untuk kompetisi internal mendatang dan kompetisi dalam turnamen terbuka. Sementara itu rubrik catur di surat kabar di Batavia mulai muncul Februari 1947 (lihat Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 04-02-1947). Dalam perkembangannya, mulai muncul gagasan untuk menyelenggarakan suatu rturnamen catur yang dinisiasi oleh sureat kabar Het Dagblad.


Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 10-09-1947: ‘Kompetisi piala Dagblad Beker. Saat ini kehidupan catur Batavia sedang mengalami masa-masa terpuruk. Tidak banyak hal menarik yang terjadi sejak turnamen kejuaraan Batavia. Oleh karena itu, yang lebih menggembirakan adalah 'Het Dagblad' telah mengambil inisiatif untuk mengadakan turnamen yang sedapat mungkin mengundang delapan pecatur terbaik yang tinggal di Batavia, yang mungkin akan berlangsung pada paruh kedua bulan Oktober, akan menerima piala yang disediakan oleh (surat kabar) Het Dagblad. Para pemain yang akan diminta untuk berpartisipasi dalam turnamen delapan pecatur disusun menurut abjad: JG Baay, Ir G Boersma, Djie Djoen Kiat, J Fernhout, Dr P van Pajzs, Simatoepang, Sormin dan Tan Ping Gwan’.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar