Kamis, 16 November 2023

Sejarah Catur (18): Persatoean Tjatur Indonesia dan Pertjasi; Arovah Bachtiar dan Kejuaraan Pertjasi Pertama di Solo, 1953


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Persatuan Catur Seluruh Indonesia (disingkat Percasi) adalah induk organisasi keolahragaan yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap pengelolaan, pembinaan, pengembangan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan cabang olahraga catur di Indonesia. Percasi didirikan pada tahun 1948. Namun karena situasi saat itu masih dalam perang kemerdekaan Indonesia dan masa peralihan, maka barulah tanggal 17 Agustus 1950 ditetapkan sebagai tanggal resmi berdirinya Percasi yang berkedudukan di Yogyakarta.


Arovah Bachtiar (lahir 25 Maret 1934) adalah master Internasional Indonesia (IM) (1978). Ia adalah pemenang Kejuaraan Catur Indonesia empat kali (1953, 1962, 1967, 1971). Pada awal tahun 1950-an hingga paruh kedua tahun 1970-an, Arovah Bachtiar merupakan salah satu pecatur terkemuka di Indonesia. Ia empat kali memenangkan Kejuaraan Catur Indonesia: pada tahun 1953, 1962, 1967, dan 1971. Pada bulan September 1963, Arovah Bachtiar berpartisipasi dalam Kejuaraan Catur Dunia Turnamen Zonal Asia Tenggara di Jakarta, di mana berbagi tempat 1-2 dengan Béla Berger tetapi kalah pertandingan tambahan. Arovah Bachtiar berpartisipasi dua kali lagi dalam Turnamen Zonal Kejuaraan Catur Dunia (1972, 1975) namun tidak lagi mengulangi kesuksesan tersebut. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Persatoean Tjatur Indonesia dan Pertjasi? Seperti disebut di atas, Percasi yang sekarang secara resmi didirikan di Djogjakarta pada tanggal 17 Agustus 1950. Bagaimana dengan Arovah Bachtiar dan kejuaraan catur Pertjasi pertama di Solo tahun 1953? Lalu bagaimana sejarah Persatoean Tjatur Indonesia dan Pertjasi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Persatoean Tjatur Indonesia dan Pertjasi; Arovah Bachtiar dan Kejuaraan Catur Pertjasi Pertama di Solo Tahun 1953  

Pada tanggal 17 Agustus diresmikan perserikatan catur seluruh Indonesia di Jogjakarta. Induk organisasi catur Indonesia ini diberi nama Persatoean Tjatoer Seloeroeh Indonesia disingkat Pertjasi yang berkedudukan di Djogjakarta. Mengapa nama itu yang dipilih? Nama Pertjasi (Persatoean Tjatoer Seloeroeh Indonesia) sudah ada di Midden Java pada tahun 1935 dan nama Persatoean Tjatur Indonesia di Djakarta pada bulan Februari 1950.


Pembentukan negara Indonesia dengan bentuk federalis (RIS) yang mulai berlaku tanggal 49 Desember 1949, oleh para Revolusioner Indonesia dianggap tidak sesuai dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945). Di wilayah negara-begara federal posisi orang Belanda masih kuat. Di Djogjakarta, ibu kota (negara) Republik Indonesia yang dipimpin Perdana Menteri Abdoel Halim dan Wakil Perdana Menteri Abdoel Hakim Harahap tetap tidak merasa puas. Gerakan kembali ke negara kesatuan (NKRI) didengungkan. Para revolusioner Indonesia di wilayah (negara-negara) federal berjuang membubarkan negara bentukan Belanda tersebut. Lalu satu per satu negara federal dibubarkan yang diawali oleh Negara Pasundang dan Negara Jawa Timur. Sedangkan yang terakhir dibubarkan adalah Negara Sumatra Timur setelah melalui referendum. Pada tanggal 17 Agustus 1950 Presiden RIS Ir Soekarno dalam pidato peringatan kemerdekaan Indonesia menyatakan RIS dibubarkan dan kembali ke bentuk negara kesatuan. Pada tanggal 18 Agustus 1950 Proklamasi NKRI dibacakan. Tamat RIS.NKRI menjadi harga mati.

Mengapa pendirian/peresmian Pertjasi sebagai induk organisasi catur yang disebut 17 Agustus 1950 di Djogjakarta tidak terinformasikan? Fakta bahwa tanggal 17 Agustus 1945 Djogjakkarta bukan lagi ibu kota Republik Indonesia. Ibu kota RIS dan ibu kota (NK)RI tetap di Djakarta (sebelum dan sesudah tanggal 17 Agustus). Jika Pertjasi sudah diresmikan di Djogja lalu kota-kota mana yang menjadi anggotanya? Yang jelas mulai 30 Juli, Persatoean Tjatur Solo akan menyelenggarakan pertandingan internal untuk menentukan pemain yang akan bermain melawan Persatoean Tjatur Madiun (lihat Nieuwe courant, 31-07-1950). Disebutkan sejauh ini pecatur terbaik di Solo adalah L Hariandja (guru di Solo) dan Dr. Kwik Tjle Klok (klub Chuan Min).


Dua perserikatan catur yang kuat berada di Djakarta dan di Sorabaja. Pada bulan September 1950 SSC Soerabaja menyelenggarakan kejuaraan (lihat Nieuwe courant, 04-09-1950). Persatoean Tjatur Soerabaja menyelenggarakan kejuaraan (lihat Nieuwe courant, 12-09-1950). A Baswedan dan Oen Khoen Bing bersaing di klassemen (lihat Nieuwe couran, 30-10-1950). Pada bulan November Persatoean Tjatur Djakarta/Persatoean Tjatur Indonesia menyelenggarakan kempetisi antar klub (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 01-11-1950). Pesertanya Tjatur Indonesia, Dhng Hwa, Kuda Hitam, Kuda Putih, Schaakmat, dan Benteng Pegawai.

Pada bulan Maret 1951 Perkumpulan (schaakclub) Tjatur Indonesia dan Schaakclub Bandoeng akan mengadakan akan mengadakan kejuaraan catur. Persatoean Tjatur Soerabaja berubah nama menjadi Persatoean Perkumpulan Tjatur Soerabaja dengan pengurus baru (lihat Nieuwe courant, 17-04-1951).   

Tunggu deskripsi lengkapnya

Arovah Bachtiar dan Kejuaraan Catur Pertjasi Pertama di Solo Tahun 1953: Baris Hoetagaloeng

Nama Pertjasi (Persatoean Tjatoer Seloeroeh Indonesia) terakhir terinformasikan pada akhir Pemerintah Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia dan setelah pengakuadan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, tidak pernah terinformasikan nama Pertjasi. Nama yang ada sejauh ini di Jawa Tengah antara lain Pertjasse (Semarang), Pertjaso (Solo) dan PTM (Mandioen). Sementara klub-klub catur terkuat ada SSC di Soerabaja, Persatoean Tjatur Indonesia di Djakarta, dan Bandoengsch Schaakclub.


De nieuwsgier, 20-07-1951: ‘Tournooi in Midden-Java. Pada awal bulan Oktober 1951 akan diadakan turnamen catur di Semarang untuk kejuaraan Jawa Tengah. Acara ini diselenggarakan oleh Pertjasi, Persatuan Tjatoer Seloerroeh Indonesia. Perkumpulan ini berkedudukan di Jogjakarta. Kompetisi ini akan dipimpin oleh Soetadi dari Semarang: Selain dari Jawa Tengah, turnamen ini juga akan diikuti oleh pecatur dari Madiun dan Bodjonegoro.

Pada bulan Juli 1951 muncul kembali nama Pertjasi (Persatoean Tjatoer Seloeroeh Indonesia). Perserikatan ini akan mengadakan turnamen catur se Jawa Tengah di Semarang. Ruang lingkup Pertjasi ini kurang lebih sama sebelum perang (sebelum pedudukan militer Jepang, 1942). Sementara sejak November 1950 Persatoean Tjatur Indonesia (PTI) di Djakarta memiliki motivasi untuk melingkupi catur seluruh Indonesia. Lantas mengapa Pertjasi muncul kembali? Yang jelas PTI mengharapkan ada wadah catur nasional. Turnamen catur di Semarang oleh Pertjasi diadakan 30 September hingga 6 Oktober 1951 (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 27-09-1951). Ketua Pertjasi yang berkedudukan di Jogja adalah Dr Soewito (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 12-03-1952). Bagaimana hasilnya tidak terinformasikan.


De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 15-10-1952: ‘Pertandingan catur di Solo? Pengurus Pertjasi, Persatoean Tjatur Seloeroeh Indonesia, yang berkedudukan di Jogja, telah menanyakan kepada Pertjaso, Persatuan Tjatur Solo, apakah Pertjaso bersedia menyelenggarakan pertandingan catur tahun 1953 untuk kejuaraan Pertjasi Indonesia. Pertandingan catur akan diiringi dengan konferensi (kongres) Pertjasi. Pertjaso belum mengambil keputusan atas permintaan tersebut, namun diperkirakan akan disetujui’.

Kompetisi catur Indonesia yang akan diselenggarakan Pertjasi di Solo tampaknya akan terwujud (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 24-04-1953). Disebutkan kejuaraan catur Indonesia. Pertjasi, Algemene Indonesische Schaakbond, mulai 1 Mei hingga 8 Mei. bertanding di Solo untuk menjadi algemene schaak kampioenschap di Solo. Pertjaso (Persatoean Tjatur Solo) ditunjuk sebagai bond penyelenggara. Di kompetisi ini juga akan mengadakan rapat umum Pertjasi.


Juga disebutkan bahwa bond catur Semarang telah menunjuk Darmadi sebagai pecatur yang akan mewakili Semarang di kejuaraan, sementara The King Hoey dan Moeroso do konferensi. Beberapa usulan telah disampaikan Pertjas kepada pengurus utama di Jogja untuk dibahas dalam konferensi tersebut, antara lain mengenai penggunaan jam waktu dalam catur, babak penyisihan, dan masuknya Pertjasi ke panitia PON.

Tidak terinformasikan bond mana saja yang diundang, kecuali Semarang yang disebut di atas. Hasil kompetisi kejuaraan Pertjasi Indonesia terinformasikan pada tanggal 7 Mei (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 07-05-1953). Disebutkan untuk pertama kalinya, kompetisi diadakan oleh Perserikatan catur Indonesia Pertjasi untuk kejuaraan Pertjasi Indonesia 1953. Kompetisi diadakan dari tanggal 1 Mei hingga 5 Mei dilaksanakan di rumah makan “Pak Amat” Solo yang dipimpin oleh The Hong Oe dengan tuan rumah perserikatan catur Solo. Kejuaraan ini diikuti oleh sembilan orang juara dari berbagai kota di Indonesia.


Disebutkan yang menjadi juara adalah Ahmad Arovah Bachtiar. Sementara juara kedua turnamen ini direbut Ang Tjin Sing sang juara asal Pekalongan dengan perolehan 6 poin, sedangkan Hadji Rachmat asal Solo juara ketiga dengan poin 5 1/2. Abdul Azis asal Jogja kalah di dua laga terakhir dan menjadi bintang. Hasil secara keseluruhan adalah adalah: 1. A. Arovah (Bandjamasin) 6 ½ poin; 2. Ang Tjin Sing (Pekalongan) 6 poin; 3. Haji Rachmat (Solo) 5 1/2; 4. Moh. Saleh 4 poin; Tan Ek Tjioe (Tegal) 4 poin; Haji Maksum 3 poin; Suliantoro 2 1/2 poin; Darmadi (Semarang) 2 1/2 poin dan Abdul Azis (Jogja) 2 poin. Pada Rabu pagi, 6 Mei, penyerahan hadiah kepada para pemenang dilakukan oleh Dr Soewito, Ketua Pertjasi. Lebih lanjut disebutkan pemenang turnamen Ahmad Arovah Bachtiar yang berusia 18 tahun, juara catur Bandjarmasin. Dari delapan laga ia menang enam kali, imbang melawan Darmadi sang juara Setnuxaug dan kalah dari Hadji Rachmat wakil dari Solo. Hasil yang sangat bagus bagi pecatur muda yang mulai bermain pada usia 8 tahun di bawah bimbingan ayahnya. Pada usia 11 tahun, ia mengikuti pertandingan catur dan menjadi juara Bandjarmasin pada tahun 1950, pada usia 15 tahun. Dan kini, di usianya yang ke 18 tahun, ia menjadi juara Pertjasi.

Kejuaraan catur Indonesia di Solo, meski menyandang nama Indonesia tetapi belum menggambarkan potensi catur nasional. Yang berpartisipasi pada kejuaraan ini adalah juara-juara dari Solo, Semarang, Bandjarmasin, Jogjakarta. Tegal dan Pekalongan. Dalam hal ini dapat dikatakan adalah kejuaraan se Jawa Tengah plus Bandjarmasin. Bagaimana dengan pecatur-pecatur dari Djakarta, Soerabaja dan Bandoeng plus pecatur Medan? Pecatur terkuat di Soerabaja antara lain A Baswedan dan Oen Khoen Bing; dari Djakarta antara lain Baris Hoetagaloeng.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar