Jumat, 03 November 2023

Sejarah Catur (5): Perserikatan (Bond) Catur Sejak Hindia Belanda; NISB (Nederlandsch Indischen Schaakbond), FIDE dan Pertjasi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Organisasi catur bukanlah organisasi sepak bola. Namun ada kemiripannnya. Seperti halnya perserikatan sepak bolan, pada era Pemerintah Hindia Belanda juga dikenal perserikatan catur. Pada masa ini, seperti halnya PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) induk organisasi olah raga catur adalah Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI). Dalam hal ini PERCASI didirikan pada tahun 1948. Sementara perserikatan catur nasional di era Hindia Belanda yakni Nederlandsch Indischen Schaakbond (NISB) didirikan 1915. NISB dan PERCASI sama-sama anggota FIDE.


Federasi Catur Internasional atau Federasi Catur Dunia, biasa disebut dengan akronim Perancis FIDE adalah organisasi internasional yang berbasis di Swiss yang menghubungkan berbagai federasi catur nasional dan bertindak sebagai badan penyelenggara kompetisi catur internasional. FIDE didirikan di Paris, Perancis, pada tanggal 20 Juli 1924. Mottonya adalah Gens una sumus, bahasa Latin untuk 'Kami adalah satu Keluarga'. Pada tahun 1999, FIDE diakui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Hingga Mei 2022, terdapat 200 anggota federasi FIDE. Aktivitas FIDE yang paling terlihat adalah menyelenggarakan Kejuaraan Catur Dunia sejak tahun 1948. Acara andalan lainnya adalah Olimpiade Catur, turnamen catur dua tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 1924, yang mempertandingkan tim nasional. Pada tahun-tahun bergantian, FIDE juga menyelenggarakan Kejuaraan Beregu Dunia, yang mempertandingkan tim-tim terbaik dari Olimpiade sebelumnya. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah perserikatan (bond) catur di Indonesia sejak Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, perserikatan catur di Indonesia sudah eksis sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Lantas apakah ada hubungan Nederlandsch Indischen Schaakbond dengan Pertjasi? Keduanya sama-sama anggota FIDE. Lalu bagaimana sejarah perserikatan (bond) catur di Indonesia sejak Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Perserikatan (Bond) Catur di Indonesia Sejak Hindia Belanda; Nederlandsch Indischen Schaakbond (NISB) dan Pertjasi

Permainan catur sudah meluas di seluruh Hindia Belanda. Klub-klub catur sudah lama terbentuk di berbagai kota seperti di Soerabaja, Semarang, Batavia, Medan, Padang, Soerakarta dan Djogjakarta. Kegiatan klub dan pertandingan catur di berbagai kota berjalan biasa-biasa saja. Namun seketika klub-klub catur, terutama klub catur di Jawa tersentak dari pemberitaan catur di Medan. Surat kabar Sumatra Post terbitan 17 dan 18 Juni 1910 memberitakan kedatangan dua anak Batak dari Tanah Karo datang ke Medan untuk menantang pemain catur terkuat dari orang-orang Eropa yang tergabung dalam klub catur di Medan Mr. Platte. Juara catur Medan itu dapat dikalahkan dua anak muda (Bernama Si Narsar dan Si Garang).  


Berita dua pemuda pribumi yang mengalahkan juara catur Eropa/Belanda di Medan itu telah gempar di Jawa. Para pemian catur di berbagai kota di Jawa sangat terkejut. Bagaimana di Tanah Karo, di pedalaman, yang jauh dari kehidupan perkotaan muncul keajaiban. Keajaiban yang kedua ini terjadi dalam percaturan asah otak. Keajaiban pertama dari Tanah Batak terjadi tahun 1865 yang dilaporkan oleh Inspektur Pendididikan Pribumi Mr CA van der Chijs bahwa sekolah guru (kweekschool) yang didirikan oleh Sati Nasoetion alias Willem Iskander dinilai sebagai sekolah guru terbaik di Hindia Belanda. Willem Iskander berangkat studi ke Belanda pada tahun 1857 untuk mendapatkan akta guru. Pada tahun 1860 Willem Iskander lulus di Haarlem. Pribumi pertama yang studi ke Belanda ini kemudian pada tahun 1861 kembali ke kampong halamannya dan pada tahun 1862 mendirikan sekolah guru di Tanobato, afdeeling Angkola Mandailing (kini Tapanuli bagian selatan). Mr CA van der Chijs menilai sekolah guru yang didirikan di Fort de Kock tahun 1856 tidak memenuhi standar sekolah guru, sementara sekolah guru pertama yang didirikan di Soerakarta tahun 1852 masih harus banyak yang perlu ditingkatkan. Fakta bahwa sekolah guru di Soerakarta dan di Fort de Kock dipimpin oleh guru Belanda. Penilaian Mr CA van der Chijs tidak hanya menjadi heboh di Jawa, juga mengguncang dunia Pendidikan (pribumi) di Jawa. 

Pada bulan Desember Si Narsar dan Si Garang diundang lagi ke Medan untuk bertanding dengan juara Medan. Sebelumnya berita tentang keduanya sudah viral di Belanda (lihat antara lain Nieuwe Rotterdamsche Courant, 25-09-1910). Di Medan, Mr Schneider ingin menantang kedua pemuda dari Tanah Karo (lihat De Sumatra Post, 14-12-1910). Disebutkan Narsar mengalami kekalahan. Mr Schneider I seorang advokat di Medan.


De Sumatra Post, 10-06-1912: ‘Si Narsar, brilian Batakschaker, masih belum terkalahkan di Deli. Dia main catur dari hari ke hari, dimana pun ia menemukan kesempatan, dan bahwa ia juga mendapat teori bukaan untuk mengatasi dengan pikiran cepat. Besok Si Narsar diundang untuk bermain di klub social De Witte Societeit di Medan’.

Fenomena Si Narsar masih terus dibicarakan di Hindia. Surat kabar di Belanda juga melansir pemberitaannya. Nieuwe Rotterdamsche Courant kembali merangkum sepak terjang si Narsar pada edisi 25-02-1914. Disebutkan Si Narsar telah melakukan pertandingan simultan (permainan dimainkan secara bersamaan) dengan hasil yang baik, termasuk klub dari komunitas-komunitas catur di Batavia dan Magelang.


Tanggal 7 Januari di Batavia Si Narsar memenangkan semua pertandingan kecuali satu partai remis, Pada tanggal 9 Januari, Si Narsar memenangkan tujuh file pertandingan dan hanya satu partai yang kehilangan (kalah). Si Narsar juga telah memainkan pertandingan melawan 28 pecatur dalam 90 partai, semuanya dimenangkan kecuali satu partai remis. Si Narsar juga melakukan pertandingan di Magelang dan Semarang yang semuanya dimenangkannya. Dengan melihat sepak terjang Si Narsar ini, boleh jadi dimungkinkan bahwa pecatur Eropa/Belanda akan datang kepada dirinya yang rata-rata mereka bergelar master. Anak jenius dari Batak ini sangat luar biasa. Dalam sejarah, prestasi fantastis ini hanya pernah di dengar sekitar abad ketujuh masehi dari seorang pecatur Persia. Kami juga pernah mendengar potensi alam ini dari penduduk pulau Baton (mungkin Buton). Penduduk Baton telah mempelajari catur pada tahun 1660, ketika Sultan Baton belajar dari seorang Admiral Cornell. Sangat disayangkan bentuk permainan mereka yang dulu ada telah hilang. Namun Batakscthe kini telah memahami aturan Nederlandtche juga sepenuhnya. Partai yang dimainkan oleh Si Narsar pada pertandingan 6 Januari 1914 di Batavia, ia memegang putih dan lawannya hitam dan Narsar dapat membuktikan jauh lebih berseni. Berikut hasil analisis permainanya (lihat gambar, file database permainan tidak dicantumkan semua disini). Yang jelas menurut koran Rotterdam ini ada pengakuan di sana-sini, di mana Si Narsar tampak jauh jauh lebih kuat, dia melakukan yang terbaik. Vooalsnog heeit, waspadalah pecatur Batak (mungkin maksudnya jangan meremehkan pecatur-pecatur dari Batak).

Peringatan dari Belanda agar para pemain catur Belanda di Hindia agar waspadalah tentang sepak terjang Si Narsar, boleh jadi membuat para pecatur Belanda di Jogjakarta ingin menyatukan para pecatur Belanda di berbagai kota untuk bersatu agar dimungkinkan tercapainya peningkatan prestasi. Prestasi Si Narsar jelas dalam hal ini telah mengguncang pikiran para pemain catur Belanda di Hindia. Bagaimana jadinya jika Si Narsar jika terealisasi diundang komunitas catur Eropa untuk bermain di Belanda?


Kehebatan Si Narsar di Medan telah memicu peminat catur di Jawa. Klub catur di Jawa telah mengundang untuk bermain catur dan juga permainan simultan di berbagai klub catur di Jawa. Saat inilah diduga muncul gagasan diantara klub-klub catur yang ada di Jawa untuk melakukan suatu turnamen catur se-Jawa yang akan didakan pada bulan April 1914. Awalnya kepanitiaan diberikan kepada klub/vereeniging catur di Bandoeng, namun dengan alasan tertentu meminta kepada Djocjasche schaakvereeniging (lihat De expres, 10-01-1914). Sementara itu Si Narsar sudah menyelesaikan turnya ke Bandoeng, Semarang, Magelang dan Djocja, kini telah di Batavia kembali (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 07-02-1914). Lalu kemudian Djocjasche schaakvereeniging menyusun jadwal dan aturan pertandingan dalam mengikuti turnamen (lihat De Preanger-bode, 24-02-1914). 

Si Narsar telah menjadi pembicaraan nasional di satu sisi dan di sisi lain mulai ada keeinginan di Jawa untuk menyelengarakan turnamen catur se Jawa.  Dalam hal penyelenggaraan turnamen catur se-Jawa yang diadakan tanggal 11 April 1914 sudah barang tentu karena dipicu oleh kehadiran Si Narsar dalam turnya di Jawa.


Dalam turnamen pertama di Jogja kompetisi dibagi ke dalam dua kelas: kelas pertama dan kelas kedua. Para peserta datang dari berbagai kota di Jawa, selain Jogjakarta antara lain adalah Blora, Ngawi, Magelang, Soerabaja dan Ambarawa. Diantara peserta dari orang pribumi antara lain Mohamad Arsjad daro Soerabaja dan Raden Soeraja dari Djogjakarta (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 14-04-1914).

Salah satu hal yang terpenting dari turnamen catur di Jogkarta adalah munculnya gagasan untuk membentuk federasi catur seluruh Hindia Belanda dimana Djocjasche schaakvereeniging ditunjuk sebagai komite persiapannya.


Bataviaasch nieuwsblad, 15-12-1914: ‘Federasi Catur. Pekerjaan sedang dilakukan untuk pembentukan Nederlandsch-Indischen Schaakbond (Federasi Catur Hindia Belanda). Panitia persiapan yang ditunjuk untuk tujuan ini telah merancang anggaran dasar dan peraturan internal. Mereka telah mengirimkan seruan untuk berpartisipasi dalam pendirian dan salinan anggaran dasar kepada semua penggemar catur dan klub catur yang dikenal di Hindia dan sekarang menunggu bukti persetujuan yang cukup agar peraturan internal juga dicetak dan didistribusikan. Sangat diharapkan bahwa persatuan itu terwujud. Kebutuhan akan hal ini telah ditunjukkan dalam beberapa kesempatan. Tidak diragukan lagi, federasi ini akan mampu berbuat banyak untuk mempromosikan catur; namun untuk dapat mengambil tindakan tegas, diperlukan sumber daya finansial yang besar: dan untuk meningkatkannya, diperlukan partisipasi semua pemain catur. Setiap pihak yang berkepentingan yang ingin menerima salinan aturan dan anggaran dasar boleh melaporkannya kepada anggota panitia persiapan P van ds Steeg di Djokja dan akan dikirimkan kepadanya secara cuma-cuma’.

Turnamen catur se-Jawa yang pertama yang diadakan di Jogjakarta April 1914 telah membuka jalan bagi semua klub catur di Jawa untuk membentuk federasi catur nasional. Sudah barang tentu peran Djocjasche schaakvereeniging sangat penting dalam hal tersebut.

 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nederlandsch Indischen Schaakbond, FIDE dan Pertjasi: Organisasi Catur Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar