Jumat, 12 Januari 2024

Sejarah Bahasa (233): Bahasa Matbat Pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat, Antara P Seram dan Papua; Magey dan Pulau Wisata


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Pulau Misool salah satu dari empat pulau besar di Kepulauan Raja Ampat (Papua Barat Daya). Titik tertinggi 535 M dan kota utama adalah Waigama. Pulau Misool ini berbatasan langsung dengan Laut Seram. Misool terbagi atas dua bagian Misool timur selatan dan Misool barat. Daerah ini terkenal juga dengan keanekaragaman budaya, adat, laut dan darat, termasuk daerah segitiga karang dunia sekitar 75% ikan hias dunia. Pulau Misool juga terdapat potensi tambang batubara.


Matbat adalah bahasa Papua yang sangat dipengaruhi oleh bahasa Austronesia yang diucapkan di Papua Barat Daya di pulau Misool, Kepulauan Raja Ampat wilayah distrik Misool. Dialeknya adalah Magey dan Tomolol. Mirip dengan bahasa Ma'ya tetangganya, Matbat adalah salah satu dari sedikit bahasa Austronesia dengan nada leksikal yang benar daripada sistem nada-aksen atau sama sekali tidak ada kontras tonal fonemik seperti kebanyakan bahasa Austronesia lainnya. Bahasa Matbat diucapkan di lokasi-lokasi berikut di kabupaten Raja Ampat: Distrik Misool Timur: kampung-kampong Tumolol, Lenmalas, Lenmalas Timur Barat, Audam, Foley, dan Eduai; Distrik Misool Utara: kampung-kampong Atkari dan Salafen; Distrik Misool Barat: kampung Magei (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Matbat di pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat, antara Seram dan Papua? Seperti disebut di atas bahasa Matbat dituturkan di pulau Misool. Kampomh Tomolol, kampong Magey dan pulau-pulau wisata. Lalu bagaimana sejarah bahasa Matbat di pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat, antara Seram dan Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Matbat di Pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat, Antara Seram dan Papua; Tomolol, Magey dan Pulau Wisata 

Bagaimana sejarah bahasa Matbat di pulau Misool? Pada masa ini dua dialek bahasa Matbat adalah Tomolol dan Magey. Bagaimana dengan di masa lampau? Ada dua kerajaan di pulau Misoolyakni kerajaan Misool dan kerajaan Waigama. Kerajaan Misool di bagian selatan beribu kota dimana radja Misool berada di Lilinta, Silinta (lihat Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 04-03-1876).


Kerajaan Misool dan kerajaan Waigama adalah dua kerajaan lama, yang berinduk ke kerajaan Tidore. Wilayah kerajaan Waigama bagian barat-utara pulau yang mengarak ke pulau Seram beribukota di Waigama/Kasim, wilayah kerajaan Misool di bagian selatan-timur yang mengarah ke pantai barat Papua. Raja Misool dan Waigama, bawahan Tidore, telah meninggal. Penerusnya disiapkan oleh Sultan Tidore (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 06-07-1872). Lilinta dan Waigama adalah dua kota terbesar di pulau Misool. Catatan: Lilinta saling tertukar dengan Lelinta, tetapi salah dengan nama Silinta. 

Kerajaan Waigama awalnya disebut kerajaan Misool. Dalam hal ini Misool adalah nama pulau, nama yang sudah eksis sejak lampau (nama kampong Misool atau Roemasol). Setelah raja Waigama lalu raja kedua ditempatkan di Lelinta atau Lilinta, sering salah disebut Silinta, adalah kedudukan Raja kedua yang memerintah (pulau) Misool. Nama Misool menjadi nama pulau. Kekuasaan Raja Misool atau Lelinta meluas ke bagian tenggara pulau, sedangkan Raja Waigama meluas ke bagian barat laut. Penduduk pulau umumnya alifoeren.

 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Tomolol, Magey dan Pulau Wisata: Keindahan Pulau Keberadaan Bahasa Matbat

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar