Senin, 15 Mei 2023

Sejarah Cirebon (44): Perang Kemerdekaan Indonesia di Wilayah Cirebon; Linggarjati dan Perundingan Belanda dengan Republik


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Banyak kejadian sejarah di Cirebon semasa Indonesia berusaha mempertahankan kemerdekaan. Perlawanan fisik (darat dan laut) dan pertarungan politik (perundingan). Semua itu menjadi satu paket sejarah di Cirebon selama periode perang kemerdekaan Indonesia. Salah satu tempat khusus di wilayah residentie Cheribon semasa adalah Linggarjati di Afdeeling Koeningan (kini desa Linggarjari, kecamatan Cilimus, kabupaten Kuningan).


Mengenang Pertempuran di Laut Cirebon: KRI Gajah Mada 408 berhadapan dengan kapal perang Belanda. Republika.co.id. 28 Oct 2018. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, Belanda masih berusaha kembali di bumi pertiwi. Karenanya, pertempuran antara pejuang Indonesia dengan tentara Belanda, terus terjadi di berbagai wilayah di pelosok nusantara. Salah satu pertempuran yang terjadi pascakemerdekaan Indonesia itu salah satunya berlangsung di perairan Cirebon, 5 Januari 1947 silam. Dengan peralatan seadanya, KRI Gajah Mada 408 dinahkodai Letnan Laut Samadikun, melawan kapal perang Belanda. Pertempuran yang tak berimbang itu akhirnya membuat KRI Gajah Mada 408 tenggelam ke dasar laut Cirebon. Bersamaan dengan tenggelamnya kapal, Letnan Laut Samadikun pun gugur. Pengingat aksi heroik dan pengorbanan para pahlawan telah gugur, akan dibangun Monumen KRI Gajah Mada 408. Pemancangan tiang pertama monumen itu dilakukan di perairan Cirebon, Jumat (26/10). Monumen itu dibangun di lokasi ditemukannya bangkai kapal KRI Gajah Mada 408, beberapa waktu yang lalu. (https://news.republika.co.id/)

Lantas bagaimana perang kemerdekaan Indonesia di wilayah Cirebon? Seperti disebut di atas, salah satu upaya untuk mempertahan kemerdekaan Indonesia di Cirebon adalah pertempuran laut. Bagaimana dengan Linggarjati dan perundingan Belanda/NICA dan Republik Indonesia. Lalu bagaimana perang kemerdekaan Indonesia di wilayah Cirebon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Cirebon (43): Proklamasi di Jakarta Kemerdekaan Indonesia; Apakah di Cirebon Sudah Merdeka Sebelum Indonesia Merdeka


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Hikayat Proklamasi 15 Agustus di Cirebon. Dua hari menjelang 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan sudah dibacakan oleh dokter Sudarsono di Cirebon. Menurut salah satu versi sejarah, naskah proklamasi itu dibuat Sutan Sjahrir(https://news.detik.com/). Banyak orang tidak tahu. Narasi baru ini muncul akhir-akhir ini. Mengapa tidak dari dulu diceritakan di sekolah? Oklah. Narasi sejarah selalu ada versi-versinya. Penyelidikan sejarah selalu hasilnya mengejutkan. Ada yang bersifat sensational, propagandis dan tentu saja ada yang tetap benar-benar bersifat akademik (empiris).


Sejarah Hari Ini, 15 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Pertama Indonesia di Cirebon. Jakarta, Kompas.TV - Tak banyak orang tahu bahwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sebenarnya telah dibacakan pada 15 Agustus 1945 di Cirebon. Pembacaan Proklamasi Indonesia di Alun-Alun Kejaksan, Kota Cirebon. Sutan Sjahrir dan dr Soedarsono sosok sentral proklamasi “pertama” Indonesia itu. Dr Soedarsono dokter di Rumah Sakit Oranje (kini RSD Gunung Jati), kader Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) yang membacakan. Budayawan Cirebon Nurdin M Noor mengatakan, ia membacakan proklamasi kemerdekaan RI atas permintaan Sutan Sjahrir. "Cirebon dipilih karena saat itu dianggap masih aman dari penjajah Jepang,". Keputusan Sjahrir saat itu muncul berkat mendengar siaran radio BBC 14 Agustus 1945. Siaran itu melaporkan kekalahan Jepang pada Sekutu. Proklamasi setelah tanggal 15 Agustus menandakan Indonesia berkompromi dengan Jepang. Soekarno menolak usul Sjahrir. Sjahrir memaki-maki Soekarno dengan sebutan “pengecut”. Ia pun menggerakkan masyarakat Jakarta untuk menyambut proklamasi. Stasiun Gambir menjadi arena demonstrasi menyambut proklamasi. Sekelompok mahasiswa pengikut Sjahrir bahkan berusaha membajak stasiun radio Hoosoo Kyoku di Gambir untuk melakukan proklamasi. Upaya itu digagalkan Kempeitai. Sjahrir berinisiatif mengirim telegram pada Soedarsono permintaan memproklamasikan kemerdekaan di Cirebon. Ada dua versi teks proklamasi Cirebon ini. Versi pertama menyebut teks proklamasi buatan Sjahrir dan aktivis lainnya, seperti Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur dan Abu Bakar Lubis. Des Alwi, anak angkat Sjahrir mengaku hanya ingat sebaris teks proklamasi Cirebon itu. “Kami bangsa Indonesia dengan ini memproklamirkan kemedekaan Indonesia karena kami tak mau dijajah oleh siapa pun juga,” Versi kedua menyebut teks proklamasi Cirebon buatan Maroeto Nitimihardjo. Namun, hingga kini tidak ada yang tahu secara pasti isi teks proklamasi yang dibacakan dokter Soedarsono itu. Naskah proklamasi Cirebon itu sudah tak diketahui keberadaannya. (https://www.kompas.tv/) 

Lantas bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Djakarta? Seperti disebut di atas banyak orang tidak tahu ada proklamasi kemerdekaan versi di Cirebon. Bagaimana dengan yang di Djakarta? Apakah Cirebon benar-benar sudah merdeka sebelum Indonesia merdeka? Lalu bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Djakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 14 Mei 2023

Sejarah Cirebon (42): Pendudukan Jepang di Cirebon (1942-1945); Berawal di Pelabuhan Eretan dan Berakhir di Pelabuhan Cirebon


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Bagaimana sejarah pendudukan militer Jepang di wilayah (residentie) Cheribon? Tentu saja sudah ada yang menulisnya. Sejarah pendudukan Jepang di Cirebon adalah salah bagian dari sejarah Cirebon sendiri. Oleh karena itu tidak ada salahnya sejarah pendudukan Jepang di wilayah Cirebon ditulis Kembali.


Cirebon Syu pada masa pendudukan Jepang (1942-1945). (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979). Skiripsi. Abstrak. Daerah Cirebon termasuk wilayah Jawa Barat yang bila ditinjau dari segi ekonomi, sosial dan politik baik semenjak masa perjuangan mengusir penjajah maupun sampai Indonesia merdeka, daerah ini memiliki kondisi serta geo_grafis yang strategis. Daerah ini memakai dua bahasa daerah yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa Cirebon. Di masa pemerintahan kolonial Belanda juga di masa pendudukan Jepang, wilayah Cirebon dibagi ke dalam empat kabupaten yaitu: Kabupaten Cirebon - Kanupaten Indramayu - Kabupaten Majalengka - Kabupaten Kuningan. Kabupaten Cirebon dan Indramayu merupakan wilayah yang terletak di bagian pesisir. Ketika tentara Jepang mengadakan penyerbuan ke pulau Jawa, mereka mempergunakan desa pantai Eretan di Indramayu sebagai salah satu tempat mendarat. Kejadian ini di luar dugaan pemerintahan Hindia Belanda. Di dalam kota Cirebon terdapat tiga wilayah kesultanan. Daerah kesultanan itu dapat disebutkan sebagai (https://lib.ui.ac.id/) 

Lantas bagaimana sejarah pendudukan Jepang di wilayah Cirebon 1942-1945? Seperti disebut di atas sejarah pendudukan Jepang di Cirebon sudah banyak yang menulis. Namun sejarah tetaplah sejarah dan sejarah dapat ditulis ulang. Semua itu berawal di Pelabuhan Eretan dan berakhir di pelabuhan Cirebon. Lalu bagaimana sejarah pendudukan Jepang di wilayah Cirebon 1942-1945? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Cirebon (41): Detik Akhir Belanda Cirebon; Sejarah Memang Ada Permulaan, Tapi Tidak Hanya Itu, Bahkan Babak Akhir


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Dalam penulisan narasi sejarah Indonesia di berbagai daerah sering lebih mengedepan sejarah permulaan saja. Memang sejarah harus ada permulaan, tapi tidak hanya sekadar itu. Ada beberapa masa, tetap rentang masa terpanjang pada era Pemerintah Hindia Belanda.Semuanya telah dinarasikan dalam serial artikel ini dalam berbagai topik. Namun sering sejarah akhir terlupakan. Pada artikel dideskripsikan detik berakhir Belanda di Cirebon


Setelah berstatus Gemeente Cirebon pada tahun 1906, kota ini baru dipimpin oleh seorang Burgermeester (wali kota) pada tahun 1920 dengan wali kota pertamanya adalah J.H. Johan. Kemudian dilanjutkan oleh R.A. Scotman pada tahun 1925. Pada tahun 1926 Gemeente Cirebon ditingkatkan statusnya oleh pemerintah Hindia Belanda menjadi stadgemeente, dengan otonomi yang lebih luas untuk mengatur pengembangan kotanya. Selanjutnya pada tahun 1928 dipilih J.M. van Oostrom Soede sebagai wali kota berikutnya. Pada masa pendudukan tentara Jepang ditunjuk Asikin Nataatmaja sebagai Shitjo (wali kota) yang memerintah antara tahun 1942-1943. Kemudian dilanjutkan oleh Muhiran Suria sampai tahun 1949, sebelum digantikan oleh Prinata Kusuma. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pemerintah Kota Cirebon berusaha mengubah citra Kota Cirebon yang telah terbentuk pada masa kolonial Belanda dengan simbol dan identitas kota yang baru, berbeda dari sebelumnya. di mana kota ini dikenal dengan semboyannya per aspera ad astra (dari duri onak dan lumpur menuju bintang), kemudian diganti dengan motto yang digunakan saat ini. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah detik berakhir Belanda di Cirebon? Seperti disebut di atas narasi sejarah tidak hanya permulaan, bahkan ada masa demi masa yang sambung menyambung. Sejarah memang ada permulaan, tapi tidak hanya itu, bahkan ada babak akhir yang sering terabaikan. Lalu bagaimana sejarah detik berakhir Belanda di Cirebon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 13 Mei 2023

Sejarah Cirebon (40): Sepakbola di Cirebon, Kapan Bermula? Federasi Sepakbola Era Pemerintah Hindia Belanda (NIVU - PSSI)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Sejak kapan sepak bola bermula di Cirebon? Lalu kapan pertandingan sepak bola dimulai di Cirebon. Berdasarkan narasi sejarah sepak bola di Cirebon masa ini, diinformasikan Persatuan Sepakbola Indonesia Tjirebon (PSIT) didirikan tahun 1934. Pada era Pemerintah Hindia Belanda penyelenggaraan kompetisi antar kota di Jawa telah dimulai sejak 1914. Lalu bagaimana di kota Cheribon.


Persatuan Sepakbola Indonesia Tjirebon atau PSIT Cirebon adalah klub sepakbola yang berbasis di Kota Cirebon. Berdiri sekitar rahun 1934, merupakan tim perserikatan tertua di wilayah Cirebon sekitarnya dan salah satu yang tertua di pulau Jawa. Sudah menyelenggarakan liga klub lokal pada 1934/35 dengan juaranya Zwarte Ster yang sebelumnya merupakan klub lokal anggota dan salah satu pendiri Voetbalbond Cheribon en Omstreken (VCO) anggota federasi NIVU. Bergabung menjadi anggota PSSI pada tahun 1936, dan menjadi juara ketiga putaran final kompetisi PSSI tahun 1937 dibawah Persib Bandung dan Persis Solo, walau meraih poin sama dengan Persis namun PSIT kalah dalam selisih gol, pada pertandingan pertama tanggal 2 Mei di Bandung PSIT menang 2-1 atas PSIM, sedangkan pertandingan selanjutnya di Solo pada 15 dan 16 Mei meraih hasil imbang 1-1 dengan Persis dan kalah 1-2 melawan Persib. Salah satu tim penyumbang pemain Timnas PSSI pertama, saat menghadapi klub China selatan Nan Hwa di Semarang pada 7 Agustus 1937 (Skor 2-2), sebanyak 3 orang pemain yaitu Ahoed (bek kanan), Soetrisno (gelandang) dan Moestaram (penyerang). Moestaram mencatatkan sejarah sebagai pencetak gol pertama untuk Timnas PSSI di pertandingan internasional pertamanya (2 gol). Juara Kompetisi PSSI Komda Jabar Tahun 1977 mengalahkan Persib Bandung dan mewakili Jabar di putaran nasional. Namun PSIT saat ini berlaga di Liga 3 Jawa Barat. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah sepak bola di Cirebon, kapan bermula? Seperti disebut di atas, narasi sejarah sepak bola di Cirebon pada masa ini hanya diinformasikan sejak 1934. Bagaimana sebelumnya. Pada masa Pemwerintah Hindia Belanda ada dua federasi sepakbola (NIVU dan PSSI). Lalu bagaimana sejarah sepak bola di Cirebon, kapan bermula? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Cirebon (39): Lapangan Terbang di Cirebon, Salah Satu Petama di Indonesia; Jalur Utama Batavia Kalijati Bandung 1917


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Bagaimana sejarah lapangan terbang di Cirebon? Jangan ragu, lapangan terbang di Cirebon termasuk yang pertama di Indonesia, sejak introduksi pesawat terbang di Hindia Belanda. Namun dimana itu bermula? Penerbangan di Hindia berawal di lingkungan militer/angkatan laut lalu diikuti para penerbangan sipil yang menjadi awal mula penerbangan sipil di Indonesia. Pada masa ini lapangan terbang di Cirebon berada di Penggung


Bandar Udara Penggung atau Bandar Udara Cakrabuwana (Inggris: Penggung Airport) adalah sebuah bandar udara yang terletak di Jl. Jend. Sudirman Penggung, Harjamukti, Cirebon, Jawa Barat. Bandar udara ini sebelumnya bernama Bandar Udara Astanajapura karena terletak di Astanajapura. Bandara Astanajapura kemudian berubah menjadi Bandara Penggung karena bandara ini terletak di daerah Penggung Kota Cirebon. Bandar udara dengan panjang landasan pacu 1.300 M x 30 M dan luas 38.100 M2 (3,81 Ha) dengan permukaan aspal merupakan bandar udara kelas III yang dikelola oleh UPT Ditjen Hubud. Jenis pesawat terbesar yang bisa beroperasi di bandar udara ini adalah ATR 72 dan C-212. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah lapangan terbang di Cirebon, salah satu petama di Indonesia? Seperti disebut di atas, lapangan terbang dan kegiatan penerbangan di Hindia Belanda berkaitan. Dalam hubungan kebeadaan lapangan terbang di Cirebon termasuk yang pertama. jalur utama penerbangan sipil bermula antara Batavia dan Bandoeng via Kalidjati 1917. Lalu bagaimana sejarah lapangan terbang di Cirebon, salah satu petama di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.