Kamis, 12 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (74): Bahasa Angkola dan Bahasa Mandailing yang Berbatasan Bahasa Melayu; Pergeseran Bahasa Dialek Bahasa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Batak Angkola dipertuturkan di daerah Tapanuli bagian selatan (Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, dan sebagian kecil Mandailing Natal). Bahasa Batak Angkola paling mirip dengan bahasa Batak Toba, sedikit lebih lembut intonasinya daripada bahasa Batak Toba dan juga memiliki kemiripan dengan bahasa Batak Mandailing (perbedaan mendasar terletak pada intonasi Angkola yang lebih tegas dibandingkan Mandailing).


Bahasa Batak Mandailing adalah bahasa yang terdapat di Sumatera Utara bagian selatan, Sumatera Barat dan Riau bagian utara. Bahasa Batak Mandailing termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia dan merupakan bagian dari rumpun bahasa Batak. Bahasa Mandailing Julu dan Mandailing Godang dengan pengucapan yang lebih lembut lagi dari bahasa Batak Angkola, bahkan dari bahasa Batak Toba. Mayoritas penggunaannya di daerah Kabupaten Mandailing Natal, tetapi tidak termasuk bahasa Natal (bahasa Minang), walaupun pengguna bahasa Natal berkerabat (seketurunan) dengan orang-orang Kabupaten Mandailing Natal pada umumnya. Sementara itu, bahasa Batak Mandailing Padang Lawas (Padang Bolak) dipakai di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara dan Padang Lawas. Di Pasaman, Pasaman Barat, Sumatera baratdan Rokan Hulu, Riau, bahasa Batak Mandailing mempunyai variasi tersendiri. Di wilayah Asahan, Batu Bara, dan Labuhanbatu, orang-orang Mandailing umumnya memakai bahasa Melayu Pesisir Timur. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Angkola dan bahasa Mandailing berbatasan dengan bahasa Melayu? Seperti disebut di atas bahasa Angkola di Angkola dan bahasa Mandailing di Mandailing. Kedua bahasa adalah ragam dialek bahasa Batak. Pergeseran bahasa menjadi dialek bahasa. Lalu bagaimana sejarah bahasa Angkola dan bahasa Mandailing berbatasan dengan bahasa Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (73): Bahasa Silindung dan Bahasa Toba Berbatasan Bahasa Melayu; Pergeseran Bahasa Menjadi Dialek Bahasa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Silindung merupakan salah satu bagian wilayah Tano Batak, meliputi sebagian besar Kabupaten Tapanuli Utara, sekarang (Tarutung, Sipoholon, Adiankoting, Sipahutar, Garoga, Pangaribuan serta sebagian Kecamatan Pahae Jae, Pahae Julu, Purbatua dan Simangumban. Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah Belanda membentuk Keresidenan Tapanuli pada tahun 1910. Keresidenan Tapanuli terbagi atas 4 (empat) wilayah afdreling. Afdeling Bataklanden termasuk Onderafdeling Silindung dengan ibu kota di Tarutung.


Bahasa Batak Toba (Hata Batak Toba) dituturkan orang Batak Toba di sekitar Danau Toba. Bahasa Batak Toba rumpun bahasa Austronesia dan bagian dari kelompok bahasa-bahasa Batak. Sistem penulisan menggunakan Surat Batak. Herman Neubronner van der Tuuk adalah salah seorang pionir awal penelitian atas bahasa Batak Toba. Bahasa Batak Toba mirip bahasa Batak Angkola dan Batak Mandailing, sehingga ketiga etnis ini lebih mudah untuk saling memahami dibandingkan dengan bahasa-bahasa Batak lainnya (Simalungun, Karo, dan Pakpak). Pengamatan awal terhadap bahasa Batak Toba dilakukan oleh orang dari luar adalah catatan para misionaris Baptis, yakni Nathan Ward, Evans Meers, dan Richard Burton, yang berkunjung ke wilayah Silindung pada tahun 1824. Mereka menilai bahwa bahasa Batak memiliki kesamaan dengan bahasa Melayu. Secara substansi, satu dari tiga kata dalam bahasa Batak sama atau mirip dengan bahasa Melayu sehingga dapat dikenali oleh pakar bahasa Melayu. Pengaruh bahasa Sanskerta pada bahasa Batak lebih besar dibandingkan pada bahasa Melayu karena ketiadaan turunan bahasa dari bahasa Arab. Karena huruf-hurufnya bersumber dari Sanskerta, maka tulisan bahasa Batak dimulai dari kiri ke kanan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Silindung dan bahasa Toba berbatasan dengan bahasa Melayu? Seperti disbeut di atas penutur bahasa Batak Toba di wilayah Silindung dan wilayah Toba. Pergeseran bahasa menjadi terbentuknya dialek bahasa. Lalu bagaimana sejarah bahasa Silindung dan bahasa Toba berbatasan dengan bahasa Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 11 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (72): Bahasa Simalungun di Pedalaman Sumatra; Antara Bahasa Angkola dan Bahasa Karo di Pantai Timur Sumatra

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Batak Simalungun (Halak Batak Simalungun) salah satu kelompok Batak di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Sepanjang sejarah, etnis Batak Simalungun terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan tiga marga pendatang yaitu Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga-marga tersebut menjadi empat marga utama di Simalungun. Orang Batak Toba menyebut etnis ini sebagai "Si Balungu" sedangkan orang Batak Karo menyebut etnis ini "Timur".


Bahasa Batak Simalungun atau sahap Simalungun salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Batak yang dituturkan oleh masyarakat Batak Simalungun. Menurut P. Voorhoeve (seorang ahli bahasa Belanda, pernah menjabat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937), bahasa Batak Simalungun berada pada posisi menengah antara rumpun Batak utara dan rumpun Batak selatan. Penelitian lain yang dilakukan oleh A. Adelaar menunjukkan bahwa bahasa Batak Simalungun merupakan cabang dari rumpun Batak selatan yang terpisah dari bahasa-bahasa Batak selatan sebelum terbentuknya bahasa Batak Toba atau Mandailing yang sekarang. Bahasa Batak Simalungun mempunyai ciri-ciri konservatif dan merupakan bahasa dalam rumpun bahasa Batak yang terdekat secara fonologis dengan bahasa induknya yaitu Proto-Batak. Dialek dan ragam bahasa dalam 4 macam dialek, yaitu: Silimakuta (Simalungun Atas/Simas), Raya, Topi Pasir (Horisan), Jahe-jahe (pesisir pantai timur). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Simalungun di pedalaman Sumatra? Seperti disebut di atas, bahasa Simalungun di daerah aliran sungai Bah Bolon di Simaloengon dan timur laut danau Toba. Antara bahasa Angkola dan bahasa Karo di pantai timur Sumatra. Lalu bagaimana sejarah bahasa Simalungun di pedalaman Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (71): Bahasa Pakpak di Dairi dan Pakpak di Pedalaman Sumatra; Bahasa Karo - Bahasa Pakpak Pantai Barat Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Batak Pakpak (Kalak Batak Pakpak) atau terkadang juga disebut Batak Dairi dan Batak Pakpak-Dairi salah satu kelompok Batak. Orang Pakpak di beberapa wilayah Dairi, Pakpak Bharat, sebagian Aceh Singkil. Etnis Batak Pakpak terdiri 5 sub istilah setempat disebut Pakpak Silima Suak terdiri dari: Pakpak Klasen, Pakpak Simsim (Pakpak Bharat), Pakpak Pegagan, Pakpak Keppas, Pakpak Boang di Singkil. Orang Pakpak anggap suku Singkil sebagai Pakpak Boang.


Bahasa Batak Pakpak atau bahasa Batak Dairi adalah sebuah dialek bahasa Batak yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Bahasa Batak Pakpak merupakan bahasa asli dari etnis Batak Pakpak dan Batak Dairi. Bahasa Batak Pakpak merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh etnis Pakpak yang memiliki populasi yang signifikan di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, dan sebagian wilayah di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah di Sumatera Utara dan juga di Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam di Aceh. Percakapan sehari-hari: Njuah-njuah adalah ungkapan yang paling sering diucapkan pada saat membuka atau mengakhiri percakapan artinya sehat selalu (mirip dengan Horas dalam bahasa Angkola, Mandailing, Simalungun, dan Toba atau Mejuah-juah dalam bahasa Karo, Ya'ahowu dalam bahasa Nias dan Ahoi dalam bahasa Melayu dialek Deli). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Pakpak di Pakpak dan Dairi di pedalaman Sumatra? Seperti disebut di atas, bahasa Pakpak dituturkan di Pakpak dan Dairi. Bahasa Karo dan bahasa Pakpak di pantai barat Sumatra. Lalu bagaimana sejarah bahasa Pakpak di Pakpak dan Dairi di pedalaman Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 10 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (70): Bahasa Karo di Utara Danau Toba; Bahasa Melayu di Pesisir dan Bahasa Batak di Pedalaman Pulau Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Karo adalah salah satu kelompok etnis Batak yang menyebar dan menetap di Taneh Karo. Etnis ini merupakan salah satu etnis terbesar di Sumatera Utara. Nama etnis ini juga dijadikan sebagai nama salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Karo. Etnis ini memiliki bahasa yang disebut cakap Karo.


Bahasa Batak Karo atau bahasa Karo adalah bahasa Austronesia rumpun bahasa Batak Karo yang mendiami dataran tinggi Karo, Langkat, Deli, Serdang, Dairi, Medan, hingga Aceh Tenggara. Bahasa Karo secara historis ditulis menggunakan aksara Karo yang termasuk dalam Surat Batak karena huruf yang dipakai berasal dari wilayah Angkola-Mandailing yang merupakan bagian dari Batak yang kemudian menyebar ke wilayah Batak Toba lalu ke Batak Simalungun dan Batak Pakpak-Dairi lalu yang terakhir adalah wilayah Batak Karo. Aksara Karo atau sering juga disebut tulisen Karo atau Surat Haru yang merupakan turunan dari aksara Brahmi dari India kuno. Namun kini hanya sejumlah kecil orang Karo dapat menulis atau memahami aksara Karo, dan sebaliknya alfabet Latin yang digunakan. Bahasa Karo merupakan bagian dari rumpun bahasa Batak utara, sehingga mirip dengan bahasa Batak Pakpak dan bahasa Alas-Kluet. Bahasa tersebut tidak dipahami oleh penutur bahasa Batak selatan, seperti Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Ada beberapa dialek dalam bahasa Karo, yaitu Karo timur dan Karo barat. Dialek-dialek tersebut dibedakan secara fonologis dan leksikal. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Karo di utara danau Toba? Seperti disebut di atas bahasa Karo dituturkan oleh orang Karo di utara danau Toba. Bahasa Melayu di pesisir dan bahasa Batak di pedalaman Sumatra. Lalu bagaimana sejarah bahasa Karo di utara danau Toba? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (69): Bahasa Singkil Pantai Barat Sumatra di Perbatasan Aceh-Tapanuli; Bahasa Batak, Aceh, Bahasa Minangkabau


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Singkil adalah etnis yang menyebar dan menetap di wilayah Subulussalam, Aceh Singkil, dan sebagian Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. Dalam etnis Batak Pakpak, Singkil termasuk Suak Boang. Bahasa Singkil adalah bahasa asli masyarakat Singkil. Bahasa ini merupakan penyebaran dari bahasa Batak Karo. Namun, bahasa Singkil di sisi lain mempunyai keunikannya sendiri, berupa kosakata yang jauh berbeda dengan bahasa Batak Karo serta mempunyai ciri khas seperti huruf r diucapkan kh.


Bahasa Singkil adalah salah satu bahasa daerah yang dituturkan oleh etnis Singkil di wilayah Subulussalam, Aceh Singkil, dan sebagian wilayah Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. Bahasa ini berkerabat dengan bahasa Batak Karo. Bahasa Singkil juga memiliki beberapa nama lain yakni bahasa Julu, bahasa Pakpak Boang, bahasa Kade-kade, dan bahasa Kampong. Peta rumpun bahasa Batak. Terlihat bahwa bahasa Singkil merupakan penyebaran dari bahasa Batak Karo. Bahasa Singkil diperselisihkan tentang keberadaannya. Sebagian etnis Batak Pakpak berpendapat bahwa bahasa ini termasuk dalam kelompok bahasa Batak Pakpak. Namun, etnis Singkil sendiri menolak pandangan ini dan mengatakan bahwa bahasa Singkil adalah bahasa yang tersendiri. Secara fakta, bahasa Singkil merupakan dialek tersendiri dan lebih dominan ke bahasa Batak Karo. Selain di wilayah Subulussalam dan Aceh Singkil, bahasa Singkil juga dituturkan di beberapa wilayah di Aceh seperti di Kapai Seusak dan sebagian wilayah Trumon. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Singkil di pantai barat Sumatra di wilayah perbatasan Aceh dan Tapanuli? Seperti disebut di atas bahasa Singkil dituturkan orang Singkil di pantai barat Sumatra. Bahasa Batak, Aceh, Minangkabau. Lalu bagaimana sejarah bahasa Singkil di pantai barat Sumatra di wilayah perbatasan Aceh dan Tapanuli? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.