Kamis, 10 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (408): Pahlawan Indonesia - Panglaykim Sarjana Universitas Indonesia;Transisi Hindia Belanda Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dulu ada buku yang dikenal luas berjudul Manajemen: Suatu Pengantar. Penulis utama buku ini adalah Prof Dr J Panglaykim. Buku Panglaykim ini terbilang salah satu buku tentang manajemen yang terawal di Indonesia. Dalam hubungan itu, J Panglaykim adalah sebagai guru besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. J Panglaykim sendiri memperoleh gelar sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kita perlu mengenangnya, bukan karena saya pengajar manajemen di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (kini Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia). Akan tetapi dalam hubungannya dengan manajemen Sejarah Menjadi Indonesia.

Prof. Dr. Jusuf Pang Lay Kim atau J. Panglaykim atau J.E. Pangestu (nama lengkap: Pang Lay Kim, 24 Maret 1922 – 1 Agustus 1986) adalah seorang pakar ekonomi, dosen, penulis, pengusaha, dan peneliti senior Indonesia. Ia dikenal luas sebagai ahli marketing, moneter, dan manajemen. Sepanjang hidupnya, Panglaykim banyak berkecimpung di dunia pendidikan. Sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1956); Doktor dari Universitas California, Berkeley, AS (1961) dan   Doktor dari Universitas Indonesia (1963). Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. J. Panglaykim juga aktif di Center for Strategic and International Studies (CSIS) sebagai anggota Dewan Direktur.Ia juga merupakan ayah kandung dari Mari Elka Pangestu. Pang Lay Kim wafat pada tahun 1986 di Jakarta. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah J Panglaykim? Seperti disebut di atas, narasi sejarah Panglaykim masih terbilang minim. Padahal dalam daftar jabatan yang pernah dipegang Panglaykim yanng dicatat di dalam Wikipedia sangat banyak. Lalu bagaimana sejarah J Panglaykim? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Pang Lay Kim: Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia

Pang Lay Kim di Bandoeng adalah keluarga biasa. Ayahnya Pang Lie Lie adalah orang biasa. Namun semangat Pang Lay Kim sungguh luar biasa. Ayahnya, Pangh Lie Lie meninggal bulan Oktober 1949 di Bandoeng (lihat Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 17-10-1949). Disebutkan alamat mereka di Kleine Lengkong No. 70. Saat sang ayah Pang Lie Lie meninggal, Pang Lay Kim sudah menikah. Saat ini adalah pasca gencatan senjata (antara RI dengan Belanda/NICA) dan dalam persiapan perundingan KMB di Den Haag.

Pada era Hindia Belanda, Pang Lay Kim bersekolah di Batavia. Pang Lay Kim adalah pemain basket andal. Pang Lay Kim termasuk salah satu pemain muda andalan Batviasche Korfbal Bond (BKB) yakni BKB II. Pang Lay Kim berasal dari klub HCH (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 14-03-1941). Di dalam liga BKB, klub HCH ikut di Divisi I (utama) dan Divisi II. Pang Lay Kim pemain HCH II (junior). Seetelah berakhirnya Pemerintah Hindia Belanda saat terjadi pendudukan Jepang hinggga berakhir perang kemerdekaan, keberadaan Pang Lay Kim tidak terinformasikan.

Pasca pengakuaan kedaulatan Indonesia, Pang Lay Kim diktehaui melanjutkan pendidikan di Batavia (lihat Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 20-09-1951), Disebutkan di Akademi Perniagaan lulus ujian dari semester dua ke semester tiga antara lain Pang Lay Kim, Z Arifin, Djoa Khoen Hap, N Pasaribu, R Purbaja dan DE Nasoetion.

Pasca pengakuaan kedaulatan Indonesia ini, mulai banyak didirikan akademi=akademi seperti Akademi Perniagaan dan Akademi Wartawan (pimpinan jurnalis senior Parada Harahap). Sementara perguruan tinggi hanya terdapat dua buah yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) di Jogjakarta (Republik) dan Universiteit van Indonesia (Belanda/NICA) yang dibuka sejak 1947. Pada saat pengakuaan kedaulatan Indonesia (sejak 27 Desember 1949) Universiteit van Indonesia di bawah RIS (Republik Indonesia Serikat)—sementara UGM di Jogja di bawah Republik Indonesia. Pada bulan Agustus 1950 RIS dibubarkan dan kembali ke negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejak itu nama Universiteit van Indonesia diubah menjadi Universitas Indonesia (UI). Pada bulan September 1950 dibentuk baru Fakultas Ekonomi di dalam Universitas Indonesia (dekan Mr, S. Kolopaking Sanyatavijaya). Fakultas Ekonomi sendiri sudah dibentuk sejak Universiteit van Indonesia yang diadakan di Makassar tetapi kemudian harus ditutup. Setelah pembentukan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mahasiswa fakultas ekonomi di Makassar diarahkan untuk transfer ke Djakarta. Sehubungan dengan pembukaan Fakultas Ekonomi yang baru ini, beberapa mahasiswa di program studi Ilmu Sosial, Fakultas Hukum dan Sosial transfer ke Fakultas Ekonomi termasuk Tan Goan Tiang. Pada tahun 1950 Tan Goan Tiang diberitakan lulus ujian propaedeutische atau ujian setelah tahun pertama di Department Sociale Wetenschappen (Departemen Ilmu Sosial) Faculteiten der Rechtsgeleerdheid en Sociale Wetenschappen, Universiteit van Indonesie (Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial). (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie,24-01-1950).

Tampaknya Pang Lay Kim tidak meneruskan studinya di Akademi Perniagaan, tetapi ikut ujian masuk di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Yang jelas bahwa lulusan pertama Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia tahun 1953 adalah Drs. Sie Bing Tat (lihat De nieuwsgier, 09-06-1953).

Sie Bing Tat lulus ujian sekolah menengah HBS di Soerabaja pada tahun 1947 (lihat Nieuwe courant, 15-02-1947). Sie Bing Tat kemudian melanjutkan studi ke Universitas Indonesia. Pada tahun 1948 Sie Bing Tat lulus ujian propaedetisch pertama di Department Sociale Wetenschappen (lihat Indische courant voor Nederland, 04-09-1948). Tampaknya Sie Bing Tat dan Tan Goan Tiang dari departemen sosial (Fakultas Hukum dan Sosial) transfer ke Fakultas Ekonomi. Jumlah mahasiswa di Fakultas Ekonomi semakin meningkat dari tahun ke tahun (yang dimulai dari tahun 1950) dimana Sie Bing Tat termasuk salah satu angkatan pertama.

Pada tahun 1955 yang lulus dari Fakultas Ekonomi Ubiversitas Indonesia antara lain Drs. Widjojo Nitisastro dan Drs. Tan Goan Tiang. Hingga tahun 1955 ini sudah ada delapan sarjana ekonomi yang lulus dari Fakultas Ekonomi Universita Indonesia, yakni (sesuai urutan kelulusan): (1) Drs. Sie Bing Tat, (2) Drs. Oei Kwie Tik, (3) Drs. Saleh Siregar, (4) Drs. Widjojo Nitisastro, (5) Drs Tan Goan Tiang (6) Drs. R Dahmono, (7) HMT Oppusunggu, dan (8) Drs. Tjiong Joe Lian. Pada tahun 1955 ini Pang Lay Kim kembali berduka, mertua perempuan meninggal dunia di Djakarta (lihat De nieuwsgier, 29-10-1955).

Drs. Tan Goan Tiang adalah ayah dari teman saya Ayke Soraya yang mana nama Tan Goan Tiang kelak dikenal sebagai Drs. Nathanael Iskandar (kini namanya telah ditabalkan sebagai nama Gedung A di kampus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Depok).

Pang Lay Kim lulus di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1956. Berbagai rintangan telah dilalui Pang Lay Kim dan berbagai duka dialami, namun studinya tetap dapat dijalani dengan baik dan berhasil menjadi sarjanan ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Pada tahun ini terbit majalah/surat kabar Business News. Drs Pang Lay Kim menjadi salah satu pendiri (lihat De nieuwsgier, 06-12-1956). Disebutkan Business News adalah edisi pertama majalah keuangan dan ekonomi. Untuk sementara akan terbit dua kali seminggu dipimpin oleh Drs Sarbini Sumawinata, Drs Tan Tek Hian, Khoe Has Lip, Drs Pang Lay Kim dan Drs Oay Jam Hoey. Alamat editor dan administrasi di jalan Biak No 29, Djakarta. Catatan: Drs Sarbini Sumawinata adalah salah satu dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sarjana-Sarjana Ekonomi dan Panglaykim: Masa Transisi Hindia Belanda - Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar