Senin, 29 Agustus 2022

Sejarah Jambi (4): Muaro Jambi dan Candi di Hilir Sungai Batanghari: Era Navigasi Pelayaran Perdagangan pada Zaman Kuno


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini 

Kota Jambi dan Muaro Jambi. Apakah itu mengindikasikan suatu yang penting? Kota Jambi adalah kota yang menjadi ibukota provinsi Jambi yang sekarang. Muaro Jambi adalah suatu kampong di hilir kota Jambi di daerah aliran sungai Batanghari. Secara toponimi disebut Muaro Jambi karena di tempat itu sungai Jambi bermuara. Dalam hal ini apakah ada sungai yang bermuara di sungai Batanghari di kota Jambi. Yang jelas si Muaro Jambi ditemukan komplek candi yang luas mengikuti arah aliran sungai.

 

Candi Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara, dengan luas 3981 hektar. yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Kompleks percandian ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi. Candi tersebut diperkirakakn berasal dari abad ke- 7 - 12 M. Candi Muara Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatra. Kompleks percandian Muaro Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris bernama SC Crooke yang melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer. Baru tahun 1975, pemerintah Indonesia mulai melakukan pemugaran yang serius. Berdasarkan aksara Jawa Kuno pada beberapa lempeng yang ditemukan, pakar epigrafi peninggalan itu berkisar dari abad ke-7-12. Di situs ini baru sembilan bangunan yang telah dipugar, dan kesemuanya adalah bercorak Buddhisme. Kesembilan candi tersebut adalah Candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano. Dari sekian banyaknya penemuan yang ada, daerah itu dulu banyak dihuni dan menjadi tempat bertemu berbagai budaya. Ada manik-manik yang berasal dari Persia, China, dan India. Agama Buddha Mahayana Tantrayana diduga menjadi agama mayoritas dengan diketemukannya lempeng-lempeng bertuliskan "wajra" pada beberapa candi yang membentuk mandala. Kompleks percandian Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari. Situs ini mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai. Di dalam kompleks tersebut tidak hanya terdapat candi tetapi juga ditemukan parit atau kanal kuno buatan manusia, kolam tempat penammpungan air serta gundukan tanah yang di dalamnya terdapat struktur bata kuno. Selain candi pada kompleks tersebut juga ditemukan gundukan tanah (gunung kecil) yang juga buatan manusia. Oleh masyarakat setempat gunung kecil tersebut disebut sebagai Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Muaro Jambi dan candi di hilir sungai Batanghari? Seperti yang disebut di atas, di Muaro Jambi terdapat komplek candi, suatu wilayah di hilir kota Jambi di daerah aliran sungai Batanghari. Mengapa tidak ditemukan candi di (kota) Jambi? Lalu bagaimana sejarah Muaro Jambi dan candi di hilir sungai Batanghari? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Muaro Jambi dan Candi di Hilir Sungai Batanghari: Navigasi Pelayaran Perdagangan Zaman Kuno

Satu hal yang penting tentang soal candi-candi di (pulau) Sumatra tidak menyebar merata. Sejauh ini temuan candi di Sumatra berpusat di wilayah Padang Lawas. Ada dua lokasi ditemukan di Sumatra di luar Padang Lawas yakni di daerah aliran sungai Kampar (candi Muara Takus) dan di daerah aliran sungai Batanghari (candi Muaro Jambi). Du dua lokasi ini hanya memusat di masing-masing area. Komplek candi Muara Jambi ditemukan di Muara Jambi (hilir Kota Jambi).


Komplek candi Muara Jambi diduga kuat berawal di suatu pulau. Pulau ini berada d suatu teluk besar. Di teluk ini bermuara sungai Batanghari. Di sisi selatan sungai di muara diduga terbentuk kampong awal yang disebut Jambi. Hal ini serupa juga mirip di zaman kuno di wilayah Palembang terbentuk kampong baru di suatu pulau di suatu teluk dimana sungai Musi bermuara. Pulau zaman kuno di teluk/sungai Musi ini ditemukan prasasti Kedoekan Boekit (682 M). Namun di pulau dan zaman itu pada masa kini tidak ditemukan situs candi (kecuali situs prasasti saja).    

Secara geomotfologis area candi Muaro Jambi mirip dengan area candi Batujaya di Jawa bagian barat (Karawang). Di duga sama-sama berada di suatu pulau. Candi Muara Jambi berada di pulau di depan muara sungai Batanghari, sementara candi Batujaya berada di suatu pulau di depan muara sungai Tjitarum. Pembangunan candi Batujaya diduga kuat pada era Tarumanagar (abad ke-5). Lantas pada era apa candi Muaro Jambi dibangun?


Nama Jambi di Kota Jambi yang sekarang adalah lokasi baru. Lokasi lama Jambi berada di hilir kota Jambi yang sekarang. Berdasarkan Peta 1695 diidentifikasi lokasi Jambi yang lama berada di sisi timur sungai Batanghari di hilir kota Jambi. Pada kota Jambi yang baru terdapat lingkungan kraton dan pos perdagangan Inggris dan Belanda/VOC. Jambi Lama ini dihilir dari Muara Kampeh. Satu yang menarik di dekat Jambi yang lama diidentifikasi nama Soekadana. Sebagaimana diketahui bahwa nama (kerajaan) Soekadana pada era yang sama terdapat di pantai barat Borneo. Peta 1695    

Candi Muara Jambi ditemukan berada di (kampong) Muara Jambi (di hilir Muara Kampeh). Pada era VOC/Belanda, Kawasan Muara Jambi ini diidentifikasi sebagai Jambi Lama. Ini mengindikasikan bahwa Jambi pada awalnya berada di kawasan candi lama.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Navigasi Pelayaran Perdagangan Zaman Kuno: Antara Muara Sabak dan Muaro Jambi

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar