Kamis, 17 November 2022

Sejarah Bengkulu (19): Sejarah Mukomuko di Wilayah Bengkulu; Nama Muko-Muko Tempo Dulu Diantara Indrapura - Bengkulu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Pada masa ini narasi sejarah (kota) Mukomuko kurang mendapat perhatian. Padahal Mukomuko memiliki sejarah yang panjang. Tempo doeloe wilayah Muko-Muko begitu penting dalam navigasi palayaran perdagangan. Namun kini Mukomuko, semi Namanya ditabalkan nama kabupaten tetapi secara geografis dianggap wilayah pinggiran dari kota Bengkulu dan juga wilayah pinggiran dari kora Padang. 


Mukomuko adalah kabupaten di Provinsi Bengkulu, pemekaran kabupaten Bengkulu Utara. Kabupaten Mukomuko berbatasan dengan kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat di utara, kabupaten Kerinci di timur, Samudra Hindia di barat dan Kabupaten Bengkulu Utara di selatan. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko tahun 2021 mencatat jumlah penduduk Mukomuko sebanyak 190.498 jiwa. Secara administratif, Kabupaten Mukomuko ini terbagi menjadi 15 kecamatan, 148 desa, dan 3 kelurahan. Sebagian besar penduduk Muko-muko merupakan transmigran yang berasal dari Jawa. Sebab, Bengkulu termasuk Mukomuko sejak zaman kolonial Belanda dijadikan "tanah harapan" bagi penduduk luar Bengkulu. Dari jumlah itu 37,4 persen suku Jawa, 6,3 persen suku Sunda, 5,4 persen Minang dan sisanya dari Bali, Bugis, Melayu, Rejang, Serawai, Lembak, serta lainnya. Penduduk asli Mukomuko bagian utara adalah suku Minangkabau. Secara adat, budaya, dan bahasa, dekat dengan wilayah Pesisir Selatan di Sumatra Barat. Selain suku Minangkabau, kabupaten Mukomuko bagian selatan dihuni oleh suku Pekal yang terkait dengan suku Pekal yang mendiami bagian utara kabupaten Bengkulu Utara. Namun wilayah Mukomuko sejak masa kolonial Inggris telah dimasukkan ke dalam administratif Bengkulu (Bengkulen). Sejak saat itu mereka telah terpisah dari serumpunnya di daerah Sumatra Barat dan menjadi bagian integral dari wilayah Bengkulu. Hal ini berlangsung terus pada masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, hingga masa kemerdekaan. Dalam masa kemerdekaan wilayah Mukomuko dimasukkan ke dalam Daerah Tk. II dengan nama Kabupaten Bengkulu Utara (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Mukomuko di wilayah Bengkulu? Seperti disebut di atas, nama tempat Muko-Muko Tempo Doeloe berada diantara kota Indrapura dan kota Bengkulu. Mukomuko dapat dikatakan sebagai kota tua. Kini Namanya ditabalkan sebagai nama kabupaten di provinsi Bengkulu. Lalu bagaimana sejarah Mukomuko di wilayah Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sejarah Mukomuko di Wilayah Bengkulu; Nama Muko-Muko Tempo Doeloe Diantara Indrapura dan Bengkulu

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nama Muko-Muko Tempo Doeloe Diantara Indrapura dan Bengkulu: Sejak Era VOC/Belanda hingga Era Republik Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar