Rabu, 05 April 2023

Sejarah Banyumas (23): Banjarnegara di Hulu Daerah Aliran Sungai Serayu; Banjar, Pegunungan Dieng dan Pantai Selatan Jawa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Kabupaten Banjarnegara ditetapkan hari jadinya menjadi 26 Februari 1571. Sementara kabupaten Banyumas pad tanggal 22 Februari 1571. Itu didasarkan ditetapkannya pembagian 4 wilayah Kadipaten Wirasaba diantaranya Kadipaten Banjar Petambakan dan Kadipaten Banyumas. Bagaimana dengan kabupaten Purbalingga? Tetap memilih 18 Desember 1830, sementara kabupaen Cilacap menetapkan hari jadi tanggal 21 Maret 1856. Mengapa bisa berbeda-beda? Itu satu hal. Hal yang penting dalam hal ini bagaimana narasi sejarahnya.


Banjarnegara, suatu kabupaten ibu kota di Banjarnegara Kota. Wilayah kabupaten berbatasan Pekalongan dan Batang di utara, Wonosobo di timur, Kebumen di selatan, dan Banyumas dan Purbalingga di barat. Zona Utara, adalah kawasan pegunungan dari Dataran Tinggi Dieng, yang curam dan bergelombang; Zona Tengah merupakan Depresi Serayu yang subur. Zona Selatan merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan, relief curam. Elevasi 0-100 M dpl seluas 9,82 %. Disebutkan dalam perang Diponegoro, R. Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah Mataram, sehingga Sri Susuhunan Pakubuwono VII menetapkan bupati Banjar berdasarkan Resolutie Governeur Generaal Buitenzorg tanggal 22 Agustus 1831 di Banjarmangu (dikenal Banjarwatulembu). Daerah Banjar menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibu kota baru. Di daerah persawahan (Banjar) didirikan ibu kota kabupaten (Negara) sehingga nama daerah menjadi Banjarnegara (Banjar: Sawah, Negara: Kota). Sejarah lama bermula setelah diangkat menjadi Adipati (era Pajang 26 Februari 1571), Joko Kaiman (Wargo Hutomo II) membagi Kadipaten Wirasaba menjadi 4 (empat) kadipaten, yaitu: Wirasaba, Merden, Banjar Petambakan dan Banyumas di Kejawar. Kyai Adipati Wargo Hutomo II mendapat julukan Adipati Mrapat. Sejak 2019 Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara diubah dari tanggal 22 Agustus 1831 menjadi 26 Februari 1571 (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Banjarnegara di hulu daerah aliran sungai Serayu? Seperti disebut di atas, hari jadi (kabupaten) Banjarnegara merujuk tahun 1571, tetapi bagaimana wilayah kabupaten Banjarnegara secara geografi berada diantara Pegunungan Dieng dan Pantai Selatan Jawa. Apa yang menarik? Ada Banjar di timur (kota Bandjarnegara, Jawa Tengah) dan ada Banjar di barat (Kota Banjar, Jawa Barat). Lalu bagaimana sejarah Banjarnegara di hulu daerah aliran sungai Serayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Banjarnegara di Hulu Daerah Aliran Sungai Serayu; Banjar, Antara Pegunungan Dieng dan Pantai Selatan Jawa

Tunggu deskripsi lengkapnya

Banjar, Antara Pegunungan Dieng dan Pantai Selatan Jawa: Banjar Jawa vs Banjar Sunda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar