Jumat, 12 Mei 2023

Sejarah Cirebon (37): Daerah Aliran Sungai, Adakah Candi di Cirebon? Kerajaan Pesisir versus Kerajaan di Wilayah Pedalaman


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada candi di wilayah (kabupaten/kota) Cirebon? Sejauh ini belum ada tanda-tanda penemuan. Namun bukan berarti tidak ada sama sekali situs kuno. Lalu bagaimana di wilayah yang lebih luas? Mulai ditemukan satu per satu. Di wilayah Kuningan ditemukan situs megalitik; di wilayah Ciamis ditemukan candi Ronggeng. Di wilayah Karawang ditemukan candi Batujaya. Dalam daftar ini juga ternmasuk tanda-tanda candi yang ditemukan di Majalengka (Parung Jaya), Sumedang (Bojong Menje, Rancaekek Sumedang/Bandung) dan di Indramayu (desa Sambimaya, kecamatan Juntinyuat).


Candi Ronggeng adalah satu-satunya candi yang terletak di Kabupaten Ciamis. Candi Ronggeng menjadi bagian dari sejarah daerah Kawali, Ciungwanara dan Kawasen. Letak Candi Ronggeng berada di bagian timur dari sungai Ci Seel. Penemuan Candi Ronggeng berawal dari penelitian dan penggalian arkeologi yang diadakan di daerah aliran sungai Ci Seel pada tahun 1976. Kegiatan ini berawal dari laporan penemuan yoni, nandi, dan batu-batu candi. Penelitian berlanjut lagi di tahun 1977, 1978, dan 1983 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Struktur batu berbahan batu pasir ditemukan dalam penelitian tahun 1984 saat membuka kotak ekskavasi. Lokasi penemuannya rata-rata pada kedalaman 140 sentimeter di bawah permukaan tanah. Lokasi penemuan candi di area limpahan banjir sungai Ci Seel yang berjenis tanah aluvial. Dari temuan ini, ukuran Candi Ronggeng berukuran 8×8 M.  Bukti tertulis yang lengkap tentang Candi Ronggeng belum ditemukan selama penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan tentang Candi Ronggeng masih potongan-potongan tulisan kecil yang tidak utuh. Candi Ronggeng diperkirakan dibangun pada masa raja bernama Prabu Wangsa Geni. Raja tersebut merupakan bawahan dari Prabu Siliwangi. Tulisan sejarah yang ada mencatat bahwa Candi Ronggeng mempunyai 2 arca yang disebut Arca Sapi Gumarang. Arca ini berbentuk sapi. Masing-masing berjenis kelamin jantan dan betina. Hanya satu arca yang ditemukan yaitu Arca Sapi Betina, sedangkan Arca sapi jantan masih dalam pencarian. Nama Candi Ronggeng berasal dari mitos masyarakat setempat yang sering mendengar bunyi gamelan dan penari ronggeng setiap malam Jumat Kliwon dari lokasi candi. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah daerah aliran sungai, adakah candi di wilayah Cirebon? Seperti disebut di atas, sejauh ini belum ada ditemukan tanda-tanda situs kuno di wilayah (kabupaten/kota) Cirebon. Akan tetapi sudah ada tanda candi di Majalengka dan Indramayu. Apakah tanda-tanda yang ada menggambarkan ada perbedaan wilayah kerajaan di pesisir versus kerajaan di wilayah pedalaman. Lalu bagaimana sejarah daerah aliran sungai, adakah candi di wilayah Cirebon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Daerah Aliran Sungai, Adakah Candi di Wilayah Cirebon? Kerajaan di Pesisir versus Kerajaan di Wilayah Pedalaman

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kerajaan di Pesisir versus Kerajaan di Wilayah Pedalaman: Candi di Indramayu dan Majalengka

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar