Senin, 04 Desember 2023

Sejarah Bahasa (154): Bahasa Kapampangan Bahasa Pampango di Luzon Tengah di Teluk Manila; Nama Papanggo di Tanjung Priok


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kapampangan atau Pampango adalah salah satu suku bangsa di Filipina. Mereka membentuk populasi lebih dari 2 juta jiwa di Filipina. Kapampangan merupakan suku bangsa terbesar keenam di negara itu. Wilayah bahasa berada di Luzon Tengah dekat dengan Teluk Manila. Tokoh dalam sejarah: José Palma, Diosdado Macapagal dan Corazon Aquino.


Bahasa Kapampangan (Pampango, Capampañgan, Pampangueño, dan Amanung Sisuan) terutama dituturkan di Luzon, Filipina oleh sekitar 2,4 juta penuturnya. Kapampangan merupakan anggota bahasa Austronesia dari cabang Melayu-Polinesia, dan juga dikenal sebagai Pampango, Capampangan, Pampangueño atau Amanung Sisuan. Dahulu bahasa Kapampangan ditulis menggunakan aksara Kapampangan penjajahan bangsa Spanyol di Filipina pada abad ke-16. Sekarang bahasa ini ditulis menggunakan alfabet Latin. Contoh Frasa umum: Comusta ca? - Apa kabar? Masalese cu pu. - Saya baik-baik saja; Nanung lagyu mu? - Siapa namamu? Casanting mo! - Kamu begitu tampan! Uwa – Ya, Ali – Tidak; Bilangan: 1 Metung/Isa 2 Adua 3 Atlu 4 Apat 5 Lima 6 Anam 7 Pitu/pito 8 Walu/walo 9 Siyam 10 Apulu 11 Labing metung 12 Labing adua 13 Labing atlu (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kapampangan Bahasa Pampango di Luzon Tengah Teluk Manila? Seperti disebut di atas bahasa Papango dituturkan orang Pampango di Luzon Tengah. Nama Papanggo di Tanjung Priok. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kapampangan Bahasa Pampango di Luzon Tengah Teluk Manila? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Kapampangan Bahasa Pampango di Luzon Tengah Teluk Manila; Nama Papanggo di Tanjung Priok

Nama Pampango sudah dikenal lama. Nama Pampanga paling tidak sudah disebut dalam perang Manila antara Inggris dan Spanyol pada pertengahan abad ke-18 (lihat Nouvelles extraordinaires de divers endroits, 10-05-1763). Disebutkan dalam daftar perwira Spanyol yang menjadi tawanan perang di Manila antara lain adalah Don Felix de Eguiluz, Letnan Jenderal Artileri. Marquis dari Villa-Mediana, Brigadir Jenderal, Joshep de Rierte, Letnan Kolonel & Gubernur de Cavité. satu Kapten, dua Letnan. Satu utusan pasukan tidak tetap Pampanga,


Wikipedia: Pertempuran Manila (Filipino: Labanan sa Maynila, Spanyol: Batalla de Manila) adalah sebuah pertempuran dalam Perang Tujuh Tahun, dari 24 September 1762 hingga 6 Oktober 1762, antara Kerajaan Britania Raya dan Kerajaan Spanyol di Manila dan sekitarnya, ibu kota Filipina, koloni Spanyol pada masa itu. Britania menang, mengawali pendudukan Manila selama dua puluh bulan.

Pampango dieja dan ditulis Pampanga. Kedua penulisan itu saling tertukar. Yang jelas antara Manila dan Batavia sudah sejak lama terjalin hubungan perdagangan. Bahkan secara khusus bagaimana situasi dan kondisi perdagangan di Pampanga diketahui di Batavia (lihat misalnya Algemeen Handelsblad, 03-09-1846). Nama Pampango adalah nama besar, karena nama itu menyandang nama provinsi. Populasi provinsi Pampango sekitar 200.000 jiwa (lihat Algemeen Handelsblad, 28-03-1899).


Di Batavia nama Pampanga dieja dan ditulis dengan nama Pepango (lihat Java Bode, 04-11-1882).  Disebutkan ‘Tadi malam harimau, yang kami sebutkan sebelumnya di surat kabar ini, lagi-lagi muncul di desa Pepango, dimana harimau ini sekali lagi membuat serangan pada seekor sapi. Oleh karena sapi terluka parah, pemiliknya lalu menyembelih sapi tersebut. Beberapa pemburu terlatih dari Kemajoran, antara lain Mr. Simons, akan memburu hewan yang berbahaya tersebut dalam beberapa hari ini, dan kami berharap semoga usaha mereka dapat sukses dengan hasil yang memuaskan’. Catatan: Wilayah Pepango yang dulu di Batavia kini disebut Papanggo, kini sebuah kelurahan di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Bagaimana dengan nama Kapampangan? Yang jelas di Jakarta nama Pepango disebut Papanggo. Sejak kapan muncul nama Kapampangan? Tidak ditemukan penamaan Kapampangan sebelum tahun 1940 (lihat Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indie, 1940). Nama Pampanga/o selama ini merujuk pada nama suatu wilayah (kelompok populasi), tetapi nama Kapampangan (merujuk pada Pampanga) dihubungkan dengan perihal studi linguistic. Oleh karena studi-studi belum lama, maka nama Ka-pampanga-n adalah nama yang belum lama diperkenalkan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nama Papanggo di Tanjung Priok: Bahasa Melayu di Djakarta Bahasa Pampanga di Manila

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar