Selasa, 29 Oktober 2024

Sejarah Bahasa Indonesia (1): Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); Kamus Indonesia oleh E St Harahap, 1942 Cikal Bakal KBBI


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa Indonesia di blog ini Klik Disini

Kamus bahasa adalah buku dokumentasi bahasa yang berisi panduan tata bahasa dan daftar entri kosa kata termasuk turunannya. Kamus bahasa dibuat sejaman yang langsung dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Dalam hal ini kamus bahasa direvisi pada waktu tertentu untuk dimungkinkan mendaftarkan entri kosa kata baru dan juga menghapus kosa kata yang tidak digunakan lagi. Kanus Bahasa Indonesia masih terbilang baru (yang sudah ada sebelumnya adalah kamus bahasa Melayu).

 

Kamus Besar Bahasa Indonesia (disingkat KBBI) adalah kamus bahasa resmi bahasa Indonesia yang disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan diterbitkan oleh Balai Pustaka (edisi keempat sempat diterbitkan juga oleh Gramedia Pustaka Utama). Kamus ini menjadi acuan tertinggi bahasa Indonesia yang baku, karena merupakan kamus bahasa Indonesia terlengkap dan terakurat yang pernah diterbitkan oleh penerbit yang memiliki hak paten dari Pemerintah Indonesia yang dinaungi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Kamus dengan sejarah yang panjang ini, berasal dari empat sumber. Dimulai dari Kamus Indonesia yang disusun oleh E St. Harahap pada tahun 1942, Kamus Moderen Bahasa Indonesia yang disusun oleh Sutan Muhammad Zain pada tahun 1954, Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh WJS Poerwadarminta pada tahun 1953, dan Kamus Besar Indonesia oleh Pusat Bahasa pada tahun 1969 (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)? Seperti disebut di atas, Kamus Indonesia disusun oleh E St Harahap tahun 1942 yang dianggap menjadi cikal bakal KBBI. Lalu bagaimana sejarah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); Kamus Indonesia oleh E St Harahap, 1942 Cikal Bakal KBBI

Kamus berjudul Kamus Indonesia disusun oleh Emil St Harahap diterbitkan pada tahun 1942. Itu berarti pada masa pendudukan militer Jepang di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah pendudukan militer Jepang menerima nama bahasa resmi dengan Bahasa Indonesia. Suatu nama yang tidak pernah digunakan Pemerintah Hindia Belanda.


Nama yang digunakan dan diterima oleh Pemerintah Hindia Belanda adalah bahasa Melayu. Mengapa? Pemerintah Hindia Belanda (tetap) menganggap nama Indonesia adalah nama perjuangan bagi penduduk. Pemerintah Hindia Belanda alergi terhadap nama Indonesia untuk apa pun termasuk nama Bahasa Indonesia. Fakta bahasa nama Bahasa Indonesia sudah diikrarkan oleh para pemuda di dalam Kongres Pemuda Indonesia sebagai nama bahasa persatuan.

Kamus berjudul Kamus Indonesia disusun oleh Emil St Harahap yang diterbitkan pertama pada tahun 1942 terus dicetak dan diperjualbelikan (lihat Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 05-03-1947). Sementara itu kamus dwibahasa dengan menggunakan nama Bahasa Indonesia diterbitkan pada tahun 1948 dengan nama Kamoes Indonésia. Indonesisch-Nederlands en Nederlands-Indonesisch disusun oleh ALN Kramer setebal 428 halaman yang diterbitkan NV GB van Goor Zonen's Uitg. Mij. 'sGravenhage-Batavia. Kamus Emil St Harahap dan kamus dwibahasa ALN Kramer mengisi toko-toko buku.


Pada tahun 1948 ini GWJ Drewes sebagai kepala kantor dan profesor bahasa dan sastra Melayu di Rijksuniversieteit te Leiden pada tanggal 16 April 1948 berjudul Van Maleis naar Basa Indonesia yang kemudian EJ Brill di Leiden (1948). Dalam hal ini GWJ Drewes adalah orang Belanda pertama yang secara resmi menyampaikan nama bahasa di Indonesia adalah Bahasa Indonesia. ALN Kramer Sr juga tahun 1949 menulis makalah 100 halaman berjudul Bahasa Indonesia, beknopt overzicht der spraakkunst (Bahasa Indonesia, tinjauan singkat tata bahasa) yang diterbitkan GB van Goor Zonen's Uitgeversmij, ’s-Gravenhage-Batavia

Kamus Emil St Harahap berjudul Kamus Indonesia yang diterbitkan pada tahun 1942 menjadi penting dalam fase awal kamus Bahasa Indonesia. Emil St Harahap bukanlah awam dalam hal perkamusan. Emil St Harahap memulai karir sebagai guru di Depok. Pada tahun 1915 Emil St Harahap dan juga guru di Depok Menyusun kamus bahasa Melayu dengan judul Arti Kitab Logat Malajoe (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 26-01-1915).


Kamus bahasa Melayu pertama disusun oleh Pigafetta pada tahun 1573, yang pada dasarnya masih berupa daftar kosa kata bahasa Melayu yang digunakan di Malaka dan bahasa Melayu yang digunakan di Maluku. Lalu kemudian dalam ekspedisi pertama Belanda (1595-1597) Frederik de Houtman menyusun kamus bahasa Melayu (di Madagaskar dan Atjeh) yang diterbitkan di Amsterdam pada tahun 1603. Sementara kamus F de Houtman ini masih dicetak pada era VOC, muncul kamus bahasa Melayu yang disusun J Roman. Kamus bahasa Melayu yang disusun William Marsden diterbitkan pada tahun 1812. Sebagaimana diketahui Pemerintah Hindia Belanda dibentuk tahun 1800 dan kemudian diinvasi Inggris (1811-1816). Setelah pemulihan Pemerintah Hindia Belanda semakin banyak kamus bahasa Melayu yang ditulis oleh sejumlah penulis. Pada tahun 1901 Charles Adrian van Ophuijsen menerbitka kamus bahasa Melayu berjudul Kitab Logat Melajoe: Woordenlijst voor de spelling der Maleische taal met Latijnsch karakter menjadi segera menjadi perhatian umum, lebih-lebih para pegiat bahasa-bahasa khususnya bahasa Melayu. Salah satu yang menyambut buku hasil pekerjaan CA van Ophuijsen adalah Djamaloedin yang menulis makalah April 1902 dimana disebutkan “Paedah kitab itoe (karyta van Ophuijsen) ialah tempat bertanja, tjara bagaimana tiap-tiap kata jang terseboet, haroes ditoetoerkan dan bagaimana atoeran toelisannja dengan hoeroef olanda”. Djamaloedin adalah asisten editor majalah dwimingguan Insulinde yang diterbitkan dio Padang oleh Hadji Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda. Charles Adrian van Ophuijsen adalah mantan guru Dja Endar Moeda di sekolah guru (kweekschool) Padang Sidempoean. Charles Adrian van Ophuijsen pertama kali mengajar bahasa Melayu di sekolah tersebut pada tahun 1881. Selama delapan tahun di Padang Sidempoean, lima tahun terakhir sebagai direktur sekolah. Buku Kitab Logat Melajoe karya Charles Adrian van Ophuijsen yang diterbitkan pada tahun 1901 kemudian diakui pemerintah pada tahun 1902 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 09-10-1902). Mengapa? CA van Ophuijsen dalam kamusnya telah melakukan kodifikasi bahasa Melayu (standaritasi bahasa).

Siapa Emil St Harahap? Besar dugaan bahwa Emil St Harahap adalah salah satu mantan murid dari Charles Adrian van Ophuijsen di sekolah guru Padang Sidempoean. Kapan Emil St Harahap diangkat menjadi guru di Depok tidak terinformasikan. Oleh karena lintas pulau, Emil St Harahap diduga kuat Emil St Harahap adalah guru berpengalaman di Tapanoeli.


Pada tahun 1904 Charles Adrian van Ophuijsen, sebagai Inspektur Pendidikan Pribumi di Pantai Barat Sumatra di Padang diangkat sebagai guru besar bahasa Melayu di Fuculteit der Letteren en Wijsbergeerte, Universiteit te Leiden. Pada saat ini di Leiden salah satu mantan murid Charles Adrian van Ophuijsen di sekolah guru Padang Sidempoean Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan sedang mempersiapkan untuk melanjutkan studi keguruan di Belanda, Soetan Casajangan di Universiteit te Leiden menjadi asisten Profesor Charles Adrian van Ophuijsen dalam pengajaran bahasa Melayu. Soetan Casajangan lulus akta guru LO tahun 1907 yang kemudian pada tahun 1908 Soetan Casajangan menginisiasi pembentukan organisasi mahasiswa pribumi Indische Vereening). Pada tahun 1909 Soetan Casajangan lulus akta guru MO (sarjana pendidikan, setara dengan lulusan IKIP sekarang). Soetan Casajangan adalah pribumi pertama yang meraih gelar sarjana Pendidikan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kamus Indonesia oleh E St Harahap, 1942 Cikal Bakal KBBI: Kamus-Kamus Terdahulu dan Kamus-Kamus Sesudahnya

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar