Kamis, 31 Oktober 2019

Sejarah Sukabumi (22): Pecinan (China Town) Sukabumi; Sejarah Orang-orang Tionghoa di Soekaboemi Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Hampir di setiap kota ditemukan pemukiman yang diidentifikasi sebagai area komunitas Tionghoa. Tidak hanya di Bogor dan Bandung, juga ditemukan di Kota Sukabumi. Pada masa ini ini area pecinan (China Town) di Kota Sukabumi berada di sekitar Odeon. Keberadaan orang-orang Tionghoa di Soekaboemi paling tidak sudah diketahui tahun 1821 (lihat Bataviasche courant, 29-12-1821).

Pecinan di Soekaboemi, 1890
Pecinan (China Town) di Kota Bogor berada di kawasan (jalan) Suryakencana. Kawasan pecinan (China Town) di Bandung berada di sekitar jalan Klenteng. Tentu saja di Kota Cianjur juga ditemukan pecinan (China Town) yang areanya berada di jalan Mangunsarkoro. Pada awal mulanya tempo doeloe penyebaran orang-orang Tionghoa ke Soekaboemi dan Bandoeng berasal dari kota Tjiandjoer. Sedangkan orang-orang Tionghoa di Tjiandjoer datang dari Buitenzorg (Bogor).

Sudah barang tentu orang-orang Tionghoa datang ke Soekaboemi jauh sebelum tahun 1821. Ini dapat dihubungkan dengan terbentuknya lahan partikiler (land) di district Goenoeng Parang. Land ini kemudian disebut Land Soekaboemi. Pemilik land Soekaboemi, Andries de Wilde diduga kuat telah membuka ruang bagi orang-orang Tionghoa untuk melakukan aktivitas perdagangan di Soekaboemi dan sekitar. Untuk memahami lebih lanjut mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.  

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Perkampungan Tionghoa di Tjikole

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar