Minggu, 03 Juli 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (689): Bahasa Indonesia Dibina Secara Luas di Vietnam; Bagaimana Bahasa Melayu - Bahasa Cina?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada dasarnya bahasa Vietnam terbentuk dari beragam bahasa di masa lampau, termasuk bahasa Cina dan bahasa Melayu yang secara lingustik bahasa Vietnam dikategorikan masuk bahasa Austronesia. Penggunaan aksara Latin di Viernam menyebabkan ada kerugian bahasa Cina yang menggunakan aksara Cina (Han) dengan keuntungan Bahasa Indonesia (aksara Latin) di kawasan Asia Tenggara. Dalam konteks inilah pada masa ini Bahasa Indonesia dipromsikan di Vietnam. Bagaimana dengan bahasa Melayu?

Bahasa Vietnam adalah bahasa resmi di Vietnam. Bahasa Vietnam adalah bahasa ibu suku Vietnam (87% dari seluruh penduduk Vietnam). Selain itu, bahasa ini juga merupakan bahasa kedua bagi etnis minoritas di Vietnam. Meski mengandung banyak kata-kata serapan dari bahasa Cina (aksara Cina/Han), para ahli bahasa menganggap bahasa Vietnam sebagai bahasa Austroasia. Bahasa Vietnam saat ini menggunakan aksara Latin dengan diakritik dalam sistem penulisannya. Pada masa ini sebanyak 70-73 juta penutur ibu. Bahasa di Vietnam adalah rumpun bahasa Austroasia (Mon-Khmer, Vietik, Viet-Muong, Bahasa Vietnam). Sistem penulisan aksara Latin. Pada sejarah awal, prang Vietnam menulis dengan aksara Cina. Pada abad ke 13, orang Vietnam mengembangkan karakter mereka sendiri yaitu Chu Nom. Pada periode koloni Prancis, Quoc Ngu, romanisasi alfabet Vietnam berdasarkan bahasa Vietnam lisan dikembangkan secara bersama oleh beberapa misionaris Portugis, menjadi populer dan membawa kemampuan baca tulis kepada masyarakat luas. Beberapa bahasa lain digunakan dalam percakapan oleh beberapa grup-grup minoritas di Vietnam. Bahasa-bahasa tersebut adalah Tay, Muong (Hmong), Khmer, Tionghoa, Nung, Lolo, Man, Meo, Banahr, Rhade, Sedang, Ede, Thai. Meskipun pada kenyataannya kata-kata dalam Bahasa Vietnam mempunyai suku kata tunggal dan aksen tersendiri seperti dalam bahasa Cina, banyak dari kata-katanya memiliki keserupaan bunyi dengan bahasa Melayu. Misalnya matahari (mặt trời), mata (mắt), tangan (tay), sungai (sông), kayu (cây dibaca kay), susu (sữa), buang (buông, quăng), ini (này), itu (đó), sudah (đã), sedang (đang) dan lain-lain. Bahasa Prancis, peninggalan masa kolonial, masih digunakan oleh orang-orang tua Vietnam sebagai bahasa kedua tetapi telah hilang kepopulerannya. Bahasa Rusia - bahkan yang kurang penting seperti Bahasa Ceko dan Polandia - sering dikenal di antara mereka yang keluarganya terikat dengan blok Soviet. Dalam beberapa tahun terakhir, bahasa Mandarin, Jepang, dan Inggris telah menjadi bahasa-bahasa asing paling populer, dengan bahasa Inggris menjadi sebagai pelajaran wajib di kebanyakan sekolah. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Bahasa Indonesia dibina secara luas di Vietnam? Seperti disebut di atas, di Vietnam terdapat penutur bahasa Cina dan bahasa Melayu. Dalam hubungan bahasa di Vietnam, bagaimana promosi Bahasa Indonesia terjadi? Lalu bagaimana sejarah Bahasa Indonesia dibina secara luas di Vietnam? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Bahasa Indonesia Dibina Secara Luas di Vietnam; Bahasa Melayu, Cina versus Bahasa Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa Melayu, Cina versus Bahasa Indonesia: Mengapa Orang Vietnam Tertarik Bahasa Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar