Minggu, 03 Juli 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (690): Bahasa Tetun dalam Pembinaan Negara di Timor Leste; Inggris, Portugis vs Bahasa Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Apa bahasa Tetun? Di wilayah Indonesia bahasa Tetun adalah bahasa daerah di Timor khususnya di (kabupaten) Belu. Pada masa provinsi Timor Timur masih bagian negara Republik Indonesia, bahasa pemersatu adalah Bahasa Indonesia. Namun setelah provinsi Timor Timur dibubarkan dan terbentuk negara Timor Leste. Sejak itu bahasa Tetun di Timor Leste dipromosikan sebagai bahasa resmi negara. Bersama bahasa Tetun sebagai bahasa resmi, di Timor Leste bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia sebagai kerja. So, bagaimana bahasa Tetun diantara bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Bahasa Tetun adalah suatu bahasa Austronesia yang utamanya dituturkan di wilayah Timor. Di Timor Leste, bahasa ini merupakan bahasa resmi, selain bahasa Portugis. Di bawah konstitusi negara, bahasa Indonesia dan Inggris merupakan bahasa-bahasa kerja. Bagi mereka, bahasa Tetun berfungsi sebagai bahasa pemersatu dan antarsuku, seperti layaknya bahasa Indonesia. Bahasa Tetun yang berkembang di Timor Leste mengalami proses percampuran dengan bahasa Portugis, sehingga banyak sekali ditemukan kata pinjaman dalam bahasa tersebut. Bahasa ini kerap disebut "Tetun Dili" karena bermula dari kota Dili. Bahasa Tetun di wilayah Indonesia cukup berbeda karena hanya sedikit terpengaruh Portugis dan justru banyak menyerap kata Indonesia dan Belanda. Bahasa inilah yang dianggap sebagai bentuk asli bahasa Tetun, yang sering disebut "Tetun Terik". Dituturkan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, bahasa ini hanya digunakan sebagai bahasa sehari-hari, sedangkan untuk urusan-urusan lainnya utamanya resmi digunakan bahasa Indonesia.(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Tetun dalam pembinaan negara di Timor Leste? Seperti disebut di atas, sehubungan dengan terbentuknya negara Timor Leste dipromosikan bahasa Tetun sebagai bahasa resmi negara (yangbersaing dengan bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja). Satu hal lagi di Timor Leste mulai diapungkan bahasa Portugis. Lalu bagaimana sejarah bahasa Tetun dalam pembinaan negara di Timor Leste? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Bahasa Tetun dalam Pembinaan Negara di Timor Leste: Bahasa Inggris, Portugis vs Bahasa Indonesia

Membicarakan bahasa Tetun di (negara) Timor Leste haruslah dimulai pada tahun 1975. Memang ada apa? Saat mana Portugis meninggalkan Timor Portugis (pulau Timor bagian timur), terjadi perang saudara, fakta yang menginginkan kemerdekaan Timor Timur (dengan tokoh terkenal Xanana Gusmao) dan faksi yang menginginkan integrasi dengan Indonesia (dengan tokoh terkenal Abilio Soares). Lalu perang saudara itu berakhir setelah masuknya militer Indonesia. Pada tanggal 17 Juli 1976 Timor Timur menyatakan integrasi secara resmi dengan Indonesia (sebagai provinsi), Pada saat ini ada sebanyak 250.000 orang Timor Timur yang berbahasa Tetun.

Bahasa di Timor Leste meliputi rumpun bahasa Austronesia dan Papua. Bahasa Tetum, sebuah bahasa Austronesia yang dipengaruhi oleh bahasa Portugis, Bahasa di eksklave Ocussi adalah Uab Meto (Dawan). Fataluku adalah sebuah bahasa Papua yang sebagian besar digunakan di bagian timur negara tersebut. Bahasa asli lainnya, meliputi Bekais, Bunak, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasae, Mambai, Tokodede dan Wetar. Bahasa Tentu di Timor Timur adalah populasi penutur bahasa terbanyak. Bahasa Tetun sendiri juga terdapat di wilayah Timor bagian barat (terutama di Belu) dengan jumlah populasi penutur pada tahun 1976 sebanyak 150.000 jiwa. Jika bahasa Tetun di Timor Timur dipengaruhi bahasa Portugis, maka bahasa Tetun di bagian barat pulau awalnya dipengaruhi bahasa Belanda dan kemudian Bahasa Indonesia (sebelumnya bahasa Melayu).

Pada tanggal 30 Agustus 1999 atas restu Indonesia diadakan referendum. Lalu pada tanggal 20 Mei 2002 provinsi Timor Timur dipisahkan dari Indonesia menjadi sutau negara dengan nama Timor Leste. Sejarah Timor Timur yang panjang dan mengalami pasang surut menyebabkan bahasa Tetun dipengaruhi bahasa lain yang kini bahasa Tetun menjadi bahasa resmi di (negara) Timor Leste bersama dengan bahasa Portugis. Mengapa dibangkitkan kembali bahasa Portugis? Sementara bahasa-bahasa daerah lainnya yang jumlahnya sebanyak 15 buah diposisikan sebagai bahasa nasional (bahasa yang tetap diakui). Sedangkan Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris menjadi bahasa kerja di negara Timor Leste.

Dalam hal ini di negara Timor Leste haruslah dilihat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Tetun (yang dijadikan sebagai bahasa resmi) dipengarhi oleh bahasa Portugis dan bahasa Melayu/Bahasa Indonesia. Dibanding pengaruh bahasa Inggris, pengaruh bahasa-bahasa etnik lainnya di Timor Leste lebih signifikan. Lantas bagaimana dengan bahasa Tetun di wilayah Indonesia. Tentu saja ada perbedaan, karena perbedaan sejarah sejak era VOC/Belanda hingga era Republik Indonesia. Kini, Timor Leste telah terpisah dengan Indonesia (khususnya di Timor bagian barat; NTT) selama 20 tahun. Catatan: Saat mana Timor Timur bagian Republik Indonesia, penggunaan bahasa Portugis dilarang. Saat ini bahasa Portugis di Timor Leste diajarkan dan dipromosikan secara luas dengan bantuan dari Brasil dan Portugal, meskipun terdapat keengganan dari beberapa kalangan muda berpendidikan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa Inggris, Portugis vs Bahasa Indonesia: Bagaimana Kelangsungan Bahasa Tetun?

Bahasa Tetun yang telah dijadikan sebagai bahasa resmi negara (bersama bahasa Portugis), menjadi sangat dilematis. Memang bahasa Tetun di Timor Leste terbilang populasinya yang terbesar, tetapi juga bahasa Tetun di wilayah Indonesia (Belu/NTT) juga populasinya sangat besar. Bahasa Portugis sengaja dibangkitkan, akan tetapi Bahasa Indonesia masih berlaku di Timor Leste. Dengan kedekatan geografis dengan Indonesia (khususnya di NTT) Bahasa Indonesia akan bersaing dengan bahasa Portugis di Timor Leste.

Sejak kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002, dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah. Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese. Menurut Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk Timor berbicara bahasa Portugis secara fasih. Meskipun demikian, validitas laporan ini dipertanyakan oleh para anggota institut linguistik nasional Timor, yang mempertahankan pendapat bahwa bahasa Portugis diucapkan hingga 25% dari penduduk Timor. Seiring dengan bahasa lokal lainnya, bahasa Tetum merupakan bahasa yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi, sementara itu bahasa Indonesia masih banyak digunakan di media dan sekolah dari SMA hingga perguruan tinggi. Sebagian besar kata dalam bahasa Tetum berasal dari bahasa Portugis, tetapi juga terdapat kata-kata serapan dari bahasa Indonesia, contohnya adalah notasi bilangan.

Bagaimana bahasa Portugis dibangkitkan di Timor Leste adalah satu hal. Bagaimana Bahasa Indonesia bisa mengjhilang diantara penduduk Timor Leste hal lain lagi. Lantas apakah bisa bahasa Tetun menjembatani ini sebagaio jalan tengah yang akan lebih praktis. Namun yang menjadi masalah, saat mana bahasa Tetun dipromosikan di Timor Leste, dunia telah berubah cepat. Pengaruh Bahasa Indonesia di wilayah Asia Tenggara tidak bisa dikesampingkan, karena justru pengaruh Bahasa Indonesia akan lebih terasa di Timor Leste jika dibandingkan dengan negara-negara lain non bahasa Melayu seperti Filipina dan Thailand serta Vietnam.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar