Selasa, 02 Mei 2023

Sejarah Cirebon (20):Pendidikan di Wilayah Cirebon; Introduksi Pendidikan Modern Terawal, Minat Penduduk Sempat Menurun


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Di wilayah Cirebon, introduksi pendidikan modern (aksara Larain) dapat dikatakan terawal. Akan tetapi dalam perkembangannya menurun. Mengapa? Persoalan tidak hanya di Cirebon, tetapi di berbagai wilayah di Jawa. Lantas mengapa pendidikan cepat berkembang di afdeeling Angkola Mandailing, Residen Tapanoeli? Bagaimana setelah sekolah guru dibangun di Bandoeng pada tahun 1866?


Perkembangan Pendidikan di Wilayah Cirebon Sejak Abad ke-19. Kumparan.com 27 Januari 2018. Tahun 1808, di Cirebon dibangun sebuah sekolah rendah untuk masyarakat umum menampung 150 murid. Dibangun pula sekolah rendah yang dapat menampung 60 orang untuk pelajar perempuan. Pendidikan di pesantren dan madrasah pun terus berkembang. Tercatat hingga awal abad ke-19 sudah ada 190 pesantren dengan jumlah santri 2.763 orang. Bahasa yang digunakan di pesantren adalah bahasa daerah. Tahun 1863 di Cirebon terdapat sekolah rendah partikulir dengan jumlah murid sebanyak 40 orang. Pemerintah di wilayah Cirebon membangun sekolah-sekolah umum di setiap distrik yang dikenal dengan sebutan sekolah distrik. Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah distrik tersebut di antaranya, membaca dan menulis bahasa Jawa, Sunda, Melayu dengan huruf Latin. Kemudian pelajaran khusus meliputi pelajaran berhitung, ilmu bumi, khususnya pulau Jawa. Pertengahan abad ke-19, terjadi penurunan minat di seluruh distrik. Tahun 1864 jumlah murid di sekolah distrik tercatat 99 orang. Tahun selanjutnya bertambah menjadi 133 orang. Akhir tahun 1865, jumlah murid berkurang menjadi 85 orang. Penurunan minat belajar di masyarakat tidak hanya terjadi di Cirebon, di beberapa sekolah distrik di wilayah Priangan, seperti di sekolah distrik Majalengka hingga akhir tahun 1865 hanya 12 murid saja. (https://kumparan.com/) 

Lantas bagaimana sejarah pendidikan di wilayah Cirebon? Seperti disebut di atas, introduksi pendidikan modern aksara Latin terbilang awal di Cirebon, tetapi kemudian minat penduduk menurun. Mengapa minat penduduk sempat menurun? Lalu bagaimana sejarah pendidikan di wilayah Cirebon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. 

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pendidikan di Wilayah Cirebon; Introduksi Pendidikan Modern Terawal, Minat Penduduk Sempat Menurun

Tunggu deskripsi lengkapnya

Introduksi Pendidikan Modern Terawal, Minat Penduduk Sempat Menurun: Bagaimana Selanjutnya?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar