Selasa, 05 Desember 2023

Sejarah Bahasa (156): Bahasa Melayu Sulu Filipina dan Bahasa Tagalog; Bahasa Batak dan Wilayah Bahasa Melayu di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Melayu di Filipina merupakan sekelompok etnis asli yang berada di Filipina bagian Selatan khususnya di sekitar kepulauan Sulu dan Mindanao. Orang Filipina di Malaysia terdiri dari orang-orang keturunan Filipina penuh atau sebagian yang lahir atau berimigrasi ke Malaysia. Karena jarak yang dekat antara kedua negara, banyak warga Filipina terutama dari Mindanao bermigrasi ke negara bagian Sabah di Malaysia Sekitar 325.089 orang Filipina tinggal di Malaysia.


Bahasa Melayu ditutur oleh minoriti orang Filipina, khususnya di Kepulauan Sulu dan sebahagian dari Mindanao, kebanyakannya dalam bentuk bahasa-bahasa kreol dan perdagangan. Mengikut sejarah, bahasa Melayu ditutur sebagai lingua franca sebelum jajahan Sepanyol di Filipina dan bahasa Melayu ditutur oleh golongan bangsawan. Ferdinand Magellan menggunakan seorang suruhan Melayu Melaka Enrique untuk bercakap dengan orang Visaya. Varian ini digelar Bahasa Melayu Lama. Walaupun dalam komuniti bukan Melayu, kebanyakannya dalam komuniti Islam, pangkat bangsawan seperti datu atau raja (yang tersendirinya berasal dari bahasa Sanskrit) dikekalkan. Sebahagian besarnya yang lain, dan dialek Melayu yang betul yang dituturkan di Filipina adalah bahasa Indonesia, yang dituturkan oleh orang Indonesia yang menetap atau menjalankan perniagaan di Filipina. Ia juga dipelajari sebagai bahasa asing, oleh pelajar dan ahli-ahli angkatan tentera. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu di wilayah Sulu Filipina dan bahasa Tagalog? Seperti disebut di atas ada bahasa Melayu di Filipina dan ada juga bahasa Filipino di Sabah Malaysia; Bahasa Batak dan wlayah bahasa Melayu di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu di wilayah Sulu Filipina dan bahasa Tagalog? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Melayu di Wilayah Sulu Filipina dan Bahasa Tagalog; Batak dan Wilayah Bahasa Melayu di Indonesia Bahasa

Wilayah Filipina dan wilayah Indonesia memiliki banyak pulau, banyak bangsa dan banyak bahasa. Di wilayah Indonesia salah satu bahasa yakni (rumpun) bahasa Melayu. Bahasa Melayu termasuk bahasa yang memiliki ragam dialek yang banyak. Di semenanjung Malaya saja ragam dialeknya, tidak kurang dari 20 dialek (Wikipedia)


Bahasa Batak memiliki delapan dialek. Bahasa Tagalog juga memiliki delapan dialek. Lantas mengapa bahasa Melayu memilik banyak ragam dialek? Ragam dialek bahasa Melayu diantara wilayah bahasa Batak dan bahasa Tagalog begitu banyak yang berada di wilayah Indonesia, Malaysia dan Brunai.  Itu satu hal. Bagaimana itu terbentuk itu hal lain lagi. Salah satu bahasa di Filipian yang memiliki kedekatan dengan bahasa Melayu adalah bahasa Suluk.

Meski ragam bahasa Melayu banyak, tetapi secara absolut jumlah penutur bahasa Melayu di Asia Tenggara tidak banyak. Jumlahnya diperkirakan sekitar 30 juta. Dari angka itu jumlah penutur bahasa Melayu di Indonesia relative sedikit dan hanya sekitar 17 juta jiwa (bandingkan dengan bahasa Jawa dan bahasa Sunda). Lalu sebanyak 10 juta di wilayah Malaysia.


Bahasa Batak meski jumlah ragam dialeknya sedikit, tetapi jumlah penuturnya cukup banyak sekitar Sembilan juta. Jumlah penutur bahasa Tagalog di Filipina lebih dari 20 juta. Uniknya diantara dua bahasa yang secara geografis berjauhan terdapat kemiripan dalam kosa-kata elementer (kosa kata yangc justru berbeda dengan bahasa Melayu).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Batak dan Wilayah Bahasa Melayu di Indonesia Bahasa: Orang Jawa di Tapanuli, Orang Batak di Jawa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar