Jumat, 22 Desember 2023

Sejarah Bahasa (191): Bahasa Kemak Pulau Timor Antara Timor Barat dan Timor Timur; Bahasa-Bahasa di Indonesia - Timor Leste


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Kemak atau bahasa Ema adalah bahasa yang digunakan suku Kemak di Indonesia dan Timor Leste. Penuturnya terdapat di pulau Timor bagian tengah, di perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. Dialek-dialeknya antara lain: Nogo & Kemak. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.


Suku Kemak (Portugis: QuƩmaque, juga disebut Ema) adalah sebuah suku yang menghuni wilayah utara dan tengah pulau Timor. Persebaran suku Kemak di dua negara, yaitu Indonesia dan Timor Leste. Di Indonesia, suku Kemak tersebar di Kabupaten Belu, Timor Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sedangkan di Timor Leste, suku Kemak utamanya tersebar di Distrik Bobonaro dan Distrik Ermera. Suku Kemak mempertuturkan bahasa Kemak sebagai bahasa ibu. Populasi suku Kemak di Timor Leste pada tahun 2010 hampir mencapi 62 ribu jiwa. Sedangkan di wilayah Indonesia, populasi yang diketahui pada tahun 2006 sekitar 2.800 jiwa. Penyebarannya tidak merata. Sebagian menghuni wilayah di sepanjang perbatasan Kecamatan Lamaknen. Sedangkan sebagian lainnya menghuni wilayah pantai bagian utara Kabupaten Belu. Bahasa Kemak sebagai bahasa ibu terdapat pada empat daerah. Keempat daerah ini adalah Balibo, Bobonaro, Balsa, dan Atabai. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kemak di pulau Timor antara Timor Barat dan Timor Timur? Seperti disebut di atas bahasa Kemak dituturkan di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste; Bahasa-bahasa di Indonesia dan Timor Leste. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kemak di pulau Timor antara Timor Barat dan Timor Timur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Kemak di Pulau Timor Antara Timor Barat dan Timor Timur; Bahasa-Bahasa di Indonesia dan Timor Leste

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa-Bahasa di Indonesia dan Timor Leste: Bahasa Austronesia Bahasa Melayu

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar