*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini
Dulu ada namanya rumah sakit Bunut di Kota Sukabumi, tetapi kemudian kini namanya dikenal dengan nama Rumah Sakit (RS) R Syamsudin. Disebut Bunut karena tempo doeloe berada di kampong Boenoet. Rumah sakit ini terbilang rumah sakit tua. Rumah sakit di Boenoet ini mulai dibuka untuk umum pada tahun 1923. Namanya saat itu disebut Gementee Ziekenhuis (Rumah Sakit Kota) karena rumah sakit ini diusulkan oleh para anggota Dewan Kota (Gemeenteraad) Soekaboemi.
Dulu ada namanya rumah sakit Bunut di Kota Sukabumi, tetapi kemudian kini namanya dikenal dengan nama Rumah Sakit (RS) R Syamsudin. Disebut Bunut karena tempo doeloe berada di kampong Boenoet. Rumah sakit ini terbilang rumah sakit tua. Rumah sakit di Boenoet ini mulai dibuka untuk umum pada tahun 1923. Namanya saat itu disebut Gementee Ziekenhuis (Rumah Sakit Kota) karena rumah sakit ini diusulkan oleh para anggota Dewan Kota (Gemeenteraad) Soekaboemi.
Rumah Sakit Sukabumi: Tempo doeloe dan NOW |
Namun
usulan pendirian rumah sakit Gementee Ziekenhuis ini tidak mudah
diterima, bukan karena sudah ada Juliana Ziekenhuis tetapi karena soal harga
bahan dan peralatan yang meningkat tajam. Setelah usulan diterima juga tidak
mudah direalisasikan karena anggaran yang disediakan pemerintah hanya 15 persen.
Setelah rumah sakit dibuka tahun 1923, pengelolaannya selalu rugi bukan karena
nilai pemasukan yang kecil tetapi karena ditemukan ada manipulasi dalam pembukuan.
Anggota Dewan Kota tak kuasa, RK Missie mengajukan penawaran dengan harga
tinggi. Gementee Ziekenhuis tamat. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Kampong Boenoet di Soekaboemi (Peta 1899) |
Rumah Sakit di Soekaboemi
Sejak
ditingkatkannya Controleur Soekaboemi menjadi Asisten Residen Soekaboemi pada
tahun 1871, wilayah Afdeeling Soekaboemi mulai menemukan jalan untuk tumbuh dan
berkembang. Oleh karena kedudukan Resident Prenager telah dipindahkan dari
Tjiandjoer ke Bandoeng, maka kiblat perkembangan Soekaboemi lambat laun
mengarah ke Buitenzorg dan Batavia. Lebih-lebih sejak 1870 sudah dicanangkan
pembangunan jalur kereta api dari Batavia ke Buitenzorg.
Hotel Ploem di Soekaboemi, 1880 |
Sehubungan dengan perkembangan di Soekaboemi, seorang dokter Belanda, Dr.
L. Weiss berinisiatif untuk mendirikan rumah sakit (hospital) di Soekaboemi.
Tentu saja rumah sakit ini ditujukan untuk orang-orang Eropa/Belanda khususnya militer
yang sakit yang berada di wilayah afdeeling Soekaboemi. Keberadaan rumah sakit
di Soekaboemi paling tidak diketahui pada tahun 1884 (lihat De locomotief:
Samarangsch handels- en advertentie-blad, 29-10-1884). Namun sejauh ini di
Afdeeling Soekaboemi belum terdapat dokter pribumi (docter Djawa).
Dokter
Eropa/Belanda, lulusan dari Belanda selain banyak yang sudah direkrut
pemerintah dan ditempatkan di berbagai wilayah, dokter-dokter Belanda ini juga
membuka praktek atau klinik di kota-kota utama dimana ditemukan banyak orang
Eropa/Belanda. Untuk menangani kesehatan penduduk pribumi pada wilayah kerja
tertentu pemerintah mengangkat dan menempatkan dokter pribumi. Para dokter
pribumi ini mendapat pendidikan di Docter Djawa School di Batavia. Lulusan
sekolah ini kerap disebut dokter Djawa. Docter Djawa School ini didirikan pada
tahun 1851 di rumah sakit militer di Weltevreden (kini RSPAD). Jumlah siswa
yang diterima di Docter Djawa School sekitar delapan sampai 10 orang siswa tiap
tahun. Dua siswa pertama yang diterima di Docter Djawa School yang berasal dari
luar Jawa pada tahun 1854. Dua siswa pertama ini (Si Asta dan Si Angan) berasal
dari Afdeeling Mandailing dan Angkola, Residentie Tapanoeli. Setelah lulus
tahun 1856 Dr. Asta ditempatkan di onderafdeeling Mandailing (di Panjaboengan)
dan Dr. Angan di onderafdeeling Angkola (di Padang Sidempoean).
Keberadaan dokter Djawa di Soekaboemi diketahui
pada tahun 1892 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 28-01-1892). Hal ini sehubungan
dengan kepergian Dr L Weiss ke Saigon, untuk sementara ditangani oleh dokter
Jawa Pradja Sasnita, penanggung jawab rumah sakit beri-beri di Buitenzorg.
Sanatorium Selabatoe, Soekaboemi, 1900 |
Setelah reorganisasi pemerintahan dan
reorganisasi bidang pendidikan, pemerintah mulai melakukan reorganisasi pada
bidang kesehatan. Reorganisasi pada bidang ksehatan ini dimulai pada tahun 1906
(lihat Bataviaasch nieuwsblad, 04-12-1906). Reorganisasi bidang kesehatan ini
pada intinya untuk memisahkan rumah sakit militer dengan membentuk rumah sakit
sipil.
Bataviaasch nieuwsblad, 04-12-1906 |
Gementee Ziekenhuis di Soekaboemi
Pada
tahun 1916 muncul usulan di dewan kota (gemeenteraad) Soekaboemi untuk membangun
rumah sakit kota (Gementee Ziekenhuis). Kota Soekaboemi ditetapkan sebagai Kota
(Gemeente) pada tahun 1914. Ini berarti usulan ini muncul setelah dua tahun
anggota dewan kota (gemeenteraad) Soekaboemi terbentuk. Selama belum ada wali
kota (Burgemeester), ketua dewan kota dipimpin oleh Asisten Residen. Namun usul
tetaplah usul dan kenyataannya tidak kunjung terpenuhi.
De locomotief, 13-12-1884 |
Pada
tahun 1920 usulan pendirian rumah sakit kota di Soekaboemi muncul kembali di
dewan kota (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 22-04-1920).
Disebutkan bhawa usulan ini bersumber dari surat Hoofd van den Burgelijken
Geneeskundigen Dienst (kepala dinas kesehatan kota).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar