*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Dalam PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) semua (suku) bangsa terwakili. Orang Batak diwakili oleh
Mr Abdoel Abbas Siregar, Orang Ambon oleh Mr J Latuharhari, Orang
Bugis-Makassae oleh Andi Pangeran, Orang Minahasa-Manado oleh Dr Ratulangi.
Demikian seterusnya. Orang Tionghoa (Cina) diwakili oleh Drs Yap Tjwan Bing.
Posisi semua anggota penting di PPPKI, karena di tangan panitia ini UUD
dirumuskan yang menjadi dasar (statuta) berbangsa: Bangsa Indonesia.
Drs. Yap Tjwan Bing (31 Oktober 1910-26 Januari 1988)
adalah seorang politikus keturunan Tionghoa aktif masa kemerdekaan Indonesia
dan menjadi anggota PPKI dan anggota legislatif hingga 1954. Yap lahir di
Surakarta. Ia menempuh pendidikan Sarjana Farmasi di Municipal University of
Amsterdam pada 1932. Setelah lulus, pulang ke tanah air mendirikan apotek di
Bandung. Ia merupakan satu-satunya keturunan Tionghoa dalam PPKI. Ia menghadiri
Sidang 18 Agustus 1945, sidang merumuskan Undang-Undang Dasar 1945 serta
mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden. Setelah PPKI dibubarkan, Yap menjadi
anggota KNIP. Apoteknya di Bandung dibakar, Yap pindah ke Yogyakarta, mendirikan
Chung Hwa Chung Hwee sebagai bagian upaya mempersatukan Tionghoa dalam
mendukung kemerdekaan Indonesia. Tahun 1948 ia membubarkan CHCH dan meleburnya
ke Persatoean Tionghoa dan kemudian Yap kembali lagi ke Bandung setelah Agresi
Militer Belanda II, Namanya sempat diasosiasikan dengan Negara Pasundan ditawarkan
menjabat sebagai Menteri Luar Negeri namun Yap menolak dan lebih untuk
mendukung Republik Indonesia dan bergabung dengan PNI. Saat KNIP berubah
menjadi DPR-RIS Yap menjadi anggota DPR-RIS. Pasca RIS, Yap sebagai anggota DPR
Sementara PNI hingga 1954 dan digantikan oleh Tony Wen. (Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah Drs Yap Tjwan Bing? Seperti disebut di atas, Yap Tjwan Bing termasuk
salah satu anggota PPKI yang pernah menempuh pendidikan tinggi di Belanda. Lalu
bagaimana sejarah Yap Tjwan Bing? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.