Tampilkan postingan dengan label Sejarah Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Juni 2025

Sejarah Pendidikan (22): Kekuatan Bahasa Indonesia Mengentaskan Bahasa Belanda di Indonesia, Bagaimana Bisa? Tata Bahasa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Ada yang berpendapat bahwa negara satu-satunya di dunia yang tidak mewariskan bahasa kolonial adalah Indonesia. Satu yang jelas di masa lampau, saat orang Belanda memperkenalkan bahasa Belanda di Indonesia (baca: Hindia), orang Belanda juga mengadopsi bahasa Melayu (dwibahasa). Yang lebih jelas lagi, ketika bahasa Melayu bertransformasi menjadi Bahasa Indonesia, bahasa Belanda mulai mendapat saingan yang akhirnya Bahasa Indonesia mampu menyingkirkan bahasa Belanda.


Bahasa Belanda sempat digunakan sebagai bahasa resmi di Nusantara ketika Belanda menjajah sebagian wilayah kepulauan ini. Bahasa Belanda bukan merupakan bahasa resmi lagi sejak Jepang masuk ke Indonesia pada 1942 serta di Papua setelah diserahkan ke Indonesia pada 1963. Bukan berarti setelah kemerdekaan Indonesia, bahasa Belanda tidak lagi digunakan dan dipelajari di Indonesia. Bahasa Belanda merupakan sebuah bahasa sumber atau rujukan yang sangat penting di Indonesia; beberapa dokumen penting pemerintahan tertulis dalam bahasa Belanda. Para penutur fasih bahasa ini sekarang umumnya orang-orang tua saja, terutama di Jawa dan Bali. Mereka pernah mempelajari bahasa ini di sekolah dan masih menggunakannya, terutama pada reuni atau untuk berbincang dengan para wisatawan Belanda. Universitas Indonesia di Jakarta sudah beberapa dasawarsa memiliki "Seksi Belanda". Selain itu, bahasa Belanda juga dapat dipelajari di universitas lain di Indonesia. Biasanya berhubungan dengan kajian hukum, sebab hukum Indonesia sebagian berdasarkan hukum Belanda, dan banyak dokumen dari masa penjajahan masih berlaku. Di samping itu, banyak sumber rujukan sejarah, linguistik, filologi, kedokteran, teologi Kristen, misiologi banyak yang ditulis dalam bahasa Belanda (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah kekuatan Bahasa Indonesia dan menghilangnya bahasa Belanda di Indonesia? Seperti disebut di atas, bahasa Belanda pernah eksis di Indonesia semasa Pemerintah Hindia Belanda, namun seiring dengan munculnya Bahasa Indonesia, bahasa Belanda terancam dan kemudian benar-benar terancam lalu punah setelah kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana sejarah kekuatan Bahasa Indonesia dan menghilangnya bahasa Belanda di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 03 Juni 2025

Sejarah Pendidikan (21): Asrama Mahasiswa Jalan Pegangsaan Timoer No 17 di Batavia; Gedong Repoeblik di Pegangsaan Timoer 56


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Hotel DoubleTree di jalan Pegangsaan Timur No.17 Cikini awalnya adalah suatu asrama yang ditujukan untuk mahasiswa. Itu bermula pada tahun 1927. Masih di jalan yang sama dengan nomor 56 adalah Gedong Repoeblik yang menjadi tempat dimana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dua tempat ini tentu saja masih menarik untuk diperhatikan.


Ramai Faradj Martak, Ini Dokumentasi Rumah Proklamasi Dibeli Pemerintah RI. Rakhmad Hidayatulloh Permana – detikNews. Kamis, 18 Agu 2022. Jakarta: Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengklaim rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 yang menjadi lokasi pembacaan proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan hibah dari Faradj Martak. Padahal rumah tersebut dibeli oleh pemerintah Indonesia dari pemilik orang Belanda. Sebagaimana diketahui, narasi berbeda dari sejarah nasional pada umumnya ini dibagikan oleh akun @ly***. Akun tersebut mengunggah video Ustaz Adi Hidayat (UAH) yang berbicara tentang andil pengusaha keturunan Yaman bernama Syekh Faradj Martak dalam detik-detik proklamasi. Faradj Martak diklaim sebagai pemilik rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 itu. UAH mengklaim Faradj Martak menghibahkan rumah tersebut demi kepentingan kemerdekaan Indonesia. Namun klaim ini terbantahkan oleh pemberitaan pada tahun-tahun itu. Sejarawan Ravando Lie memiliki koleksi potongan berita koran Sin Po yang mendokumentasikan riwayat kepemilikan rumah ini. Koran tersebut bertitimangsa 5 Juli 1948. "Itu Sin Po 5 Juli 1948 untuk tanggal pastinya," ujar Ravando kepada detikcom (https://news.detik.com/)

Lantas bagaimana sejarah Asrama Mahasiswa di jalan Pegangsaan Timoer No 17 di Batavia? Seperti disebut di atas, asrama masa ke masa tersebut kini telah menjadi Hotel DoubleTree. Tentu saja juga menarik memperhatikan Gedong Repoeblik jalan Pegangsaan Timoer 56. Lalu bagaimana sejarah Asrama Mahasiswa di jalan Pegangsaan Timoer No 17 di Batavia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 24 Mei 2025

Sejarah Pendidikan (20): Doktor Indonesia Tidak Kalah dari Belanda; Doktor Indonesia Lebih Banyak dari Jumlah Doktor Belanda?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini gelar doktor (Ph.D) di Indonesia adalah suatu yang biasa. Bagaimana dengan di masa lalu? Doktor sendiri dalam hal ini adalah gelar akademik tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa/mahasiswa. Narasi masa kini menyebut Hoesein Djajadinigrat sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar doktor (https://www.detik.com/). Itu satu hal. Hal lainnya adalah apakah doktor Indonesia tidak kalah dengan doktor Belanda dan apakah doktor Indonesia lebih banyak dari doktor Belanda? Mari kita telusuri.


Inilah Lima Dokter Hebat Indonesia Pada Zaman Penjajahan Belanda oleh Hans Pols. National Geographic Indonesia. 23-05-2019: ‘Selama 90 tahun (1852-1942) Geneeskundig Tijdschrift voor Nederlandsch Indie merupakan jurnal kedokteran terpenting di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia meluncurkan buku yang ditulis oleh dokter Belanda dan sejarawan medis, salah satunya saya sendiri. Dokter-dokter Indonesia beberapa di antaranya pernah belajar di Belanda. Berikut ini lima dokter pada era kolonial yang paling terkemuka: 1. Sardjito; lulus STOVIA, 1915; menyelesaikan skripsi di Universitas Leiden; pada 1924 meraih gelar Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas John Hopkins Amerika Serikat. 2. Sarwono Prawirohardjo; lulus STOVIA, 1929; delapan tahun kemudian lulus dari Batavia Medical School; 1950 ditetapkan profesor di FKUI; ketua pertama LIPI. 3. Sutomo Tjokronegoro; lulus di Batavia Medical School, 1935. 4. Raden Djenal Asikin Widjaja Koesoema; lulus STOVIA, 1914; meraih gelar kedokteran di Universitas Amsterdam, 1925, sebagai profesor di FKUI, 1950. 5. Achmad Mochtar; lulus STOVIA, 1916, menerima gelar kedokteran dari Universitas Amsterdam, 1927; Direktur Lembaga Eijkman era Jepang di Indonesia’ (https://nationalgeographic.grid.id/)

Lantas bagaimana sejarah doktor Indonesia tidak kalah dengan doktor Belanda? Seperti disebut di atas doktor adalah gelar akademik tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa/mahasiswa termasuk orang Indonesia. Ada kesan jumlah doktor Indonesia hanya segelintir ketimbang doktor Belanda. Lalu bagaimana sejarah doktor Indonesia tidak kalah dengan doktor Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 16 Mei 2025

Sejarah Pendidikan (19): Medan Perdamaian di Padang, Budi Utomo di Batavia, Indische Vereeniging di Leiden; Kebangkitan Bangsa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel sebelum ini tentang Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Artikel ini tentang Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 ditetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Pendidikan Nasional dan tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Namun pada tahun 1961 tanggal Hari Pendidikan Nasional diubah menjadi 2 Mei. Apakah dalam hal ini tanggal Hari Kebangkitan Nasional juga diubah?


Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional. Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei, sama dengan tanggal lahirnya organisasi Boedi Oetomo. Organisasi ini diprakarsai oleh para mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra atas dorongan dari Dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917), seorang dokter alumninya. Boedi Oetomo menginspirasi organisasi lainnya, salah satunya Sarekat Islam yang telah berdiri sejak 1911. Sarekat Islam, yang aktif di luar Jawa dan bahkan di luar Hindia Belanda, kemudian melebarkan sayap dan memperjuangkan kemerdekaan. Di tahun yang sama, Indische Partij didirikan sebagai organisasi pertama yang secara tegas menuntut kemerdekaan Hindia. Abad ke-20 menjadi momen penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Pada masa ini, muncul kesadaran akan jati diri sebagai satu bangsa dalam pengertian modern. Rasa kebangsaan ini merupakan hasil persebaran semangat kebangkitan nasional yang dimulai sejak masa pergerakan Boedi Oetomo
(https://www.detik.com/edu).

Lantas bagaimana sejarah kebangkitan bangsa? Seperti disebut di atas, pada masa ini tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Sebutan nasional dalam hal ini penting karena dibedakan dengan kebangkitan daerah. Tanggal 20 Mei sebagai tanggal pendirian Boedi Oetomo di Batavia di jadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Organisasi Boedi Oetomo sendiri adalah organisasi bersifat kedaerahan, sedangkan organisasi Medan Perdamaian di Padang dan organisasi Perhimpoenan Hindia (Indische Vereeniging) di Leiden bersifat nasional. Lalu bagaimana sejarah kebangkitan bangsa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 15 Mei 2025

Sejarah Pendidikan (18): Hari Pendidikan 25 November Menjadi 2 Mei;Hari Guru Diubah Jadi Hari Kelahiran Ki Hadjar Dewantara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia ada satu hari dalam satu tahun diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Berdasarkan Keputusan Presiden tanggal 16 Desember 1959, ditetapkan Hari Pendidikan pada tanggal 25 November. Namun dalam perkembangannya, tanggal tersebut dianulir dan kemudian diganti menjadi tanggal 2 Mei (Keputusan Presiden No. 67 tanggal 17 Februari 1961). Apa yang sedang terjadi? Apakah dalam menentukan hari pendidikan nasional begitu sepele atau sangat rumit?


Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional. Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan. Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda, dan ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa setelah kembali ke Indonesia. Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia. Filosofinya, tut wuri handayani ("di belakang memberi dorongan"), digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia. Ia wafat pada tanggal 26 April 1959. Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional
(Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Hari Pendidikan 25 November menjadi 2 Mei? Seperti disebut di atas, awalnya hari pendidikan nasional selama ini jatuh pada tanggal 25 November yang kemudian ditetapkan pemerintah pada tahun 1959, tetapi kemudian diubah menjadi tanggal 2 Mei pada tahun 1961. Dalam hal ini hari kelahiran organisasi guru menjadi hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Lalu bagaimana sejarah Hari Pendidikan 25 November menjadi 2 Mei? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 02 Mei 2025

Sejarah Pendidikan (17): RA Kartini, Hari Kartini, Bagaimana dengan Hari Kartono? Habis Hari Gelap Terbitlah Hari Terang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional hari ini, beberapa dekade yang lalu pada tanggal 2 Mei 1964 ditetapkan Raden Ajeng Kartini (RA Kartini) sebagai pahlawan nasional dan tanggal lahirnya ditetapkan sebagai Hari Kartini. RA Kartini lahir 21 April 1879. Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara.


Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Pemerintahan Orde Lama Soekarno mendeklarasikan 21 April sebagai Hari Kartini untuk mengingatkan perempuan bahwa mereka harus berpartisipasi dalam "wacana negara hegemonik pembangunan". Namun, setelah tahun 1965, pemerintahan Orde Baru Soeharto mengubah citra Kartini dari emansipator wanita radikal menjadi citra yang menggambarkannya sebagai istri yang patuh dan putri yang patuh, "sebagai hanya seorang wanita berpakaian kebaya yang bisa memasak. Pada kesempatan itu, yang dikenal sebagai Hari Ibu Kartini, "gadis-gadis muda harus mengenakan jaket ketat yang pas, kemeja batik, gaya rambut yang rumit, dan perhiasan berornamen ke sekolah, yang seharusnya meniru pakaian Kartini tetapi dalam kenyataannya, mengenakan pakaian ciptaan, dan ansambel yang lebih ketat daripada yang pernah dia lakukan" (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah RA Kartini, hari Kartini, bagaimana dengan hari Kartono? Seperti disebut di atas, Raden Ajeng Kartini (RA Kartini) lahir 21 April 1879 yang pada tanggal 2 Mei 1964 ditetapkan hari kelahiran RA Kartini sebagai Hari Kartini. Bagaimana dengan hari Kartono? Habis hari gelap terbitlah hari terang. Lalu bagaimana sejarah RA Kartini, hari Kartini, bagaimana dengan hari Kartono? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 12 April 2025

Sejarah Pendidikan (16):Majalah Pendidikan Insulinde di Padang dan Bintang Hindia di Belanda; Soeloeh Pengadjar di Probolinggo


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) tanggal 2 Mei, seharunyas tidak lupa mengingat sejarah majalah pendidikan Indonesia. Penetapan tanggal tersebut didasarkan pada kelahiran Ki Hadjar Dewantara pendiri sekolah Taman Siswa. Ki Hadjar Dewantara pendiri sekolah Taman Siswa menjadi Menteri Pendidikan Indonesia pertama yang kemudian digantikan oleh Dr Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia. 


Bintang Hindia terbit pertama kali di Batavia pada 1903. Koran ini terbit empat bulan sekali. Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007, Bintang Hindia hadir untuk mengkonstruksi kesadaran pribumi atau untuk kemajuan pribumi. Hal tersebut tak bisa dilepaskan dari semangat para pendirinya yang mendukung politik etis. Abdul Rivai, seorang tokoh zaman pergerakan, tercatat sebagai redaktur. Koran ini terdiri atas 16 halaman. Koran ini merupakan koran pertama dengan perwajahan dan tataletak paling artistik pada zamannya. Hal tersebut karena Bintang Hindia memuat foto-foto yang berhubungan dengan kemajuan dan kemolekan tanha Hindia Belanda. Pemuatan foto hampir mengambil 60 persen halaman. Sepanjang 1922-1923, misalnya. Bintang Hindia memuat foto-foto tentang negeri Belanda seperti salju, teknologi, atau pribumi-pribumi yang sekolah di Belanda (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah majalah pendidikan Insulinde di Padang dan Bintang Hindia di Belanda? Seperti disebut di atas, dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional, seharunyas tidak lupa mengingat sejarah majalah pendidikan Indonesia. Sebab ada dua majalah pendidikan Indonesia yang telah diterbitkan jauh sebelum Ki Hadjar Dewantara mendirikan sekolah Taman Siswa. Lalu bagaimana sejarah majalah pendidikan Insulinde di Padang dan Bintang Hindia di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 31 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (15): Pionir Pendidikan Indonesia Semasa Willem Iskander, Haji Dja Endar Moeda Soetan Casajangan SG Moelia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Banyak tokoh pendidikan Indonesia. Mereka adalah pionir dalam dalam mencerdasakan bangsa. Pionir pendidikan Indonesia adalah guru Willem Iskander (Sati Nasoetion). Lalu kemudian bermunculan guru-guru selanjutnya. Salah satu guru tersebut adalah Dja Endar Moeda dengan misinya Pendidikan dan jurnalis sama pentingnya: sama-sama mencerdasakan bangsa. Lalu kemudian muncul tokoh Pendidikan Soetan Casajangan (sarjana Pendidikan Indonesia pertama, lulus di Belanda tahun 1911). Satu generasi dengan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah guru Soetan Goenoeng Moelia.


Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, sejak 1923 menjadi Ki Hadjar Dewantara lahir 2 Mei 1889 adalah bangsawan Jawa, aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia guru bangsa, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan pribumi. Ia pendiri Taman Siswa, lembaga pendidikan. Pada tahun 1959 atas jasanya mengembangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional dan tanggal kelahirannya diperingati Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Ia dikukuhkan pahlawan nasional 28 November 1959. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS, sempat melanjukan pendidikan di STOVIA. Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi pelajar Indische Vereeniging. Tahun 1913 dia mendirikan Indonesisch Pers-bureau. Ia memperoleh Europeesche Akta, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi. Soewardi kembali ke tanah air September 1919. Pada tanggal 3 Juli 1922, ia mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Kota Yogyakarta  26 April 1959. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah pionir pendidikan Indonesia semasa guru Willem Iskander, Dja Endar Moeda, Soetan Casajangan dan SG Moelia? Seperti disebut di atas, banyak tokoh pendidikan Indonesia sebagai guru. Jasa-jasa guru juga banyak. Namun pada masa kini guru dianggap pahlawan tanpa jasa. Okelah, tetapi jangan sampai jasa mereka tidak tertulis dalam narasi Sejarah Menjadi Indonesia. Lalu bagaimana sejarah pionir pendidikan Indonesia semasa guru Willem Iskander, Dja Endar Moeda, Soetan Casajangan dan SG Moelia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 30 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (14): Sekolah Tinggi Era Hindia Belanda, THS, RHS dan GHS; Cikal Bakal Terbentuk Universitas di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Sekolah tinggi adalah sekolah tertinggi, dimana Pendidikan tertinggi dapat dicapai. Sekolah tinggi (hoogeschool) bermula pada Pemerintah Hindia Belanda dengan didirikannya Technich Hoogeschool (THS) di Bandoeng tahun 1920 lalu kemudian diikuti pendirian Rechthoogeschhol (RHS) dan Geneeskundige Hoogeschool (GHS) di Batavia. Pada akhir Pemerintah Hindia Belanda dibentuk universitas (Universiteit van Indonesia) yang menjadi cikal bakal pembentukan sejumlah universitas di Indonesia.


Sejarah perguruan tinggi di Indonesia bermula era Pemerintah Hindia Belanda. Rintisan hanya di bidang kesehatan, tahun 1902 di Batavia didirikan STOVIA kemudian NIAS tahun 1913 di Surabaya. Ketika STOVIA tidak menerima didirikanlah sekolah GHS tahun 1927. Di Bandung tahun 1920 didirikan THS (embrio ITB). Pada tahun 1922 didirikan Textil Inrichting Bandoeng (TIB) embrio Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung, sekolah hukum (Rechts School) kemudian ditingkatkan menjadi Recht hooge School (1924). Di Jakarta tahun 1940 didirikan Faculteit de Letterenen Wijsbegeste menjadi Fakultas Sastra dan Filsafat di Indonesia. Di Bogor didirikan sekolah tinggi pertanian tahun 1941 sekarang IPB. Zaman Jepang sampai awal kemerdekaan, GHS ditutup dan atas inisiatif pemerintahan militer, GHS dan NIAS dijadikan satu dan diberikan nama Ika Dai Gakko (Sekolah Tinggi Kedokteran). Dua hari setelah proklamasi, pemerintah Indonesia mendirikan Balai Pergoeroean Tinggi RI yang memiliki Pergoeroean Tinggi Kedokteran, dibuka tanggal 1 Oktober 1945, pada masa perang kemerdekaan mengungsi ke Klaten dan Malang. Pemerintah RI di Yogyakarta bekerja sama dengan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada pada tanggal 19 Desember 1949 mendirikan Universitas Gadjah Mada. Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berdiri tanggal 8 Juli 1945 perguruan tinggi swasta pertama. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sekolah tinggi era Hindia Belanda, THS, RHS dan GHS? Seperti disebut di atas perguruan tinggi di Indonesia bermula pada era Pemerintah Hindia Belanda berupa sekolah tinggi (hoogeschool). Lalu menjelang berakhirnya Belanda, dibentuk universitas (Universiteit van Indonesia) yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuk Universitas di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah sekolah tinggi era Hindia Belanda, THS, RHS dan GHS? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 29 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (13): Sekolah Swasta Era Hindia Belanda (v Sekolah Pemerintah); Taman Siswa, Perg. Rakjat, Joshua Instituut


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Sekolah di Indonesia bermula sejak era VOC. Namun baru mulai mendapat perhatian pada awal Pemerintah Hindia Belanda (masa pendudukan Inggris). Keterlibatan pemerintah baru terjadi pada tahun 1817 setelah Pemerintah Hindia Belanda dipulihkan. Sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah disebut sekolah pemerintah. Selainnya dikategorikan sebagai sekolah swasta (agama, kerjuruan, umum). Dalam perkembangan zaman, sekolah-sekolah swasta muncul di berbagai tempat.  


Taman Siswa adalah nama sekolah didirikan Ki Hadjar Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Pada waktu pertama sekolah diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", realisasi gagasan Dewantara bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di Indonesia. Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan sebagai Patrap Triloka. Konsep ini dikembangkan oleh Dewantara setelah ia mempelajari sistem pendidikan progresif yang diperkenalkan oleh Maria Montessori di Italia dan Rabindranath Tagore di India dan Benggala). Patrap Triloka memiliki unsur-unsur (dalam bahasa Jawa): ing ngarsa sung tulada "(yang) di depan memberi teladan"); ing madya mangun karsa "(yang) di tengah membangun kemauan/inisiatif"); tut wuri handayani "dari belakang mendukung"). Patrap Triloka dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia. Taman Siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai bentuk perjuangan dalam menentang penjajahan di Indonesia. Persebaran Sekolah Taman Siswa paling banyak terjadi di Jawa Timur dimana periode 1928 sampai 1930 60 persen. Taman Siswa juga ada di Medan, Tebingtinggi, Bandar Lampung, Kalimantan (3 sekolah); Jawa Barat (9); Jawa Tengah termasuk Jogjakarta (9); dan Jawa Timur (27 sekolah) (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sekolah swasta era Hindia Belanda (versus sekolah pemerintah)? Seperti disebut di atas, dalam perkembangaannya dibuka sekolah swasta di berbagai tempat termasuk yang dikelola oleh pribumi seperti Taman Siswa (berawal di Jogja), Pergoeroean Rakjat (Batavia) dan Joshua Instituut (Medan). Lalu bagaimana sejarah sekolah swasta era Hindia Belanda (versus sekolah pemerintah)? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 28 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (12): Studi ke Belanda dan Sarjana-Sarjana Pribumi; Perjuangan Peningkatan Pendidikan Penduduk Pribumi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Siapa pribumi pertama berpendidikan modern (aksara Latin) tidak terinformasikan. Siapa pribumi pertama studi ke Belanda? Jelas bukan Raden Kartono. Ada nama-nama awal yang perlu dicatat: Sati Nasoetion dan Ismangoen Danoe Winoto. Lantas siapa mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke Belanda? Banyak, bahkan hingga sekarang. Yang jelas Raden Kartono adalah mahasiswa pertama di Belanda. Semua bertujuan utnuk meningkatkan pendidikan.


Drs. Raden Mas Panji Sosrokartono (atau Kartono) (10 April 1877 – 8 Februari 1952) adalah wartawan perang, penerjemah, guru. Ia adalah anak keempat dari R.M. Ario Sosrodiningrat dan kakak kandung R.A. Kartini. Setelah tamat Europeesche Lagere School di Jepara, Sosrokartono meneruskan pendidikannya ke H.B.S. di Semarang. Selanjutnya pada 1898, Sosrokartono meneruskan pendidikannya ke Belanda di Sekolah Teknik Tinggi di Delft. Namun karena merasa tidak cocok, ia pindah ke Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur sehingga lulus dengan gelar Doctorandus in de Oostersche Talen dari Universitas Leiden. Ia merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke Belanda. Sosrokartono pernah berprofesi sebagai wartawan Perang Dunia I dari harian New York Herald Tribune di Wina, Austria semenjak 1917. Sosrokartono menguasai 24 bahasa asing dan 10 bahasa daerah di Nusantara. Dari 1919 sampai 1921, R.M.P. Sosrokartono menjadi anak bumiputra yang mampu menjabat sebagai Kepala penerjemah untuk semua bahasa yang digunakan di Liga Bangsa-Bangsa (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah studi ke Belanda dan sarjana-sarjana pribumi pertama? Seperti disebut di atas, pribumi studi ke Belanda sudah cukup banyak, namun yang datang ke Belanda untuk kuliah di perguruan tinggi yang pertama adalah Raden Kartono. Para sarjana pribumi inilah yang kemudian melalukan perjuangan peningkatan pendidikan penduduk pribumi. Lalu bagaimana sejarah studi ke Belanda dan sarjana-sarjana pribumi pertama? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 27 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (11): Sekolah Pamong OSVIA di Bandoeng Magelang Probolinggo Serang Madiun Blitar Fort de Kock; Mosvia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Dalam artikel sebelumnya sudah dideskripsikan sekolah kedokteran (Docter Djawa Svhool menjadi SYOVIA) dan sekolah guru (kweekschool menjadi normaalschool). Sekolah pamong Hoofden School kemudian menjadi OSVIA. Dalam hal ini setiap era memiliki kebutuhannya sendiri-sendiri. Sekolah pamong dibutuhkan untuk kebutuhan pemerintahan di tingkat local (penduduk pribumi).


Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) sekolah pendidikan bagi calon pegawai-pegawai bumiputra pada zaman Hindia Belanda. Setelah lulus mereka dipekerjakan dalam pemerintahan kolonial sebagai pamong praja atau ambtenaar. Sekolah ini dimasukkan ke dalam sekolah ketrampilan tingkat menengah dan mempelajari soal-soal administrasi pemerintahan. Masa belajarnya lima tahun, tetapi tahun 1908 masa belajar ditambah menjadi tujuh tahun. Pada umumnya murid yang diterima di sekolah ini berusia 12-16 tahun. Sebelumnya sekolah OSVIA bernama Hoofden School (sekolah para pemimpin). Sekarang OSVIA bertransformasi menjadi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Hoofden School tersebar di Jawa, masing-masing di Bandung, Magelang, dan Probolinggo. Pada tahun 1900 sekolah-sekolah ini mengalami reorganisasi dan diberi nama baru, yakni OSVIA. Di Bandung, sebagian muridnya berasal dari Jawa Barat. OSVIA Magelang, menarik siswa-siswa dari Jawa Tengah, sedangkan OSVIA Probolinggo bagi siswa dari Jawa Timur. Pada tahun 1900, OSVIA membuka cabang lagi di tiga tempat, yakni Serang, Madiun, dan Blitar. Pembukaan cabang itu dilakukan karena jumlah murid OSVIA meningkat dua kali lipat. Pada tahun 1918, OSVIA membuka cabang di Bukittinggi, Sumatra Barat. Pada tahun 1927 seluruh cabang OSVIA digabungkan menjadi MOSVIA (Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren) berpusat di Magelang. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sekolah pamong OSVIA di Bandoeng, Magelang, Probolinggo, Serang, Madioen, Blitar dan Fort de Kock? Seperti disebut di atas sekolajh pamong ini disebut Hoofden School yang kemudian menjadi sekolah OSVIA. Untuk meningkatkan kualitas sekolah pamong kemudian dibentuk sekolah MOSVIA. Lalu bagaimana sejarah sekolah pamong OSVIA di Bandoeng, Magelang, Probolinggo, Serang, Madioen, Blitar dan Fort de Kock? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 26 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (10): Sekolah Menengah di Hindia Belanda - Hoogere Burgerschool HBS; Docter Djawa School-Normaal School


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Setelah sekolah dasar diselenggarakan, dalam perkembangannya dibuka sekolah menengah di berbagai tempat di Indonesia (baca: Hindia Belanda). Tidak hanya untuk untuk anak-anak Eropa/Belanda, juga pribumi. Untuk menjembatani lulusan sekolah menengah di Hindia dengan sekolah/perguruan tinggi di Belanda mulai diinisiasi sekolah berkurikulum setara Eropa yang dimulai di Batavia (Gymnasium Koning Willem III) tahun 1860. Dalam konteks inilah mulai ada siswa pribumi melanjutkan studi di perguruan tinggi di Belanda.

Hoogere Burgerschool (HBS) adalah pendidikan menengah umum untuk orang Eropa/Belanda dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. Masa studi HBS berlangsung dalam lima tahun. Lalu kemudian pribumi lulusan ELS diterima. Lulusan ELS dapat diterima di HBS III dan V; Gymnasiun/Lyceum; MULO - AMS. Sekolah ELS diperluas dengan HIS/HCS yang dapat melanjutkan ke MULO, HBS, atau Kweekschool. Pendidikan HBS selama 5 tahun setelah HIS atau ELS adalah lebih pendek daripada melalui jalur MULO (3 tahun) + AMS (3 tahun). Jumlah anak pribumi yang masuk HBS pada tahun 1900 hanya 2%, pada tahun 1915 sebanyak 6,1% dari 915 siswa di tiga HBS (Jakarta, Surabaya, dan Semarang). Pemerintah Hindia Belanda sudah mengizinkan anak pribumi masuk HBS sejak tahun 1874. Middelbaar Onderwijs (pendidikan menengah) baik bagi orang Belanda/Eropa baru tahun 1860 dibuka Gymnasium Koning Willem III namun lebih merupakan HBS 3 tahun yang kemudian ditingkatkan menjadi HBS 5 tahun. Sampai 1937-1938 terdapat 27 sekolah HBS 3 tahun dan 14 sekolah HBS 5 tahun. Lalu HBS di Soerabaja dibuka 1 November 1875; Semarang dibuka 1 November 1877; Prins Hendrikschool te Batavia (PHS) dibuka 3 Juli 1911; HBS di Bandoeng dibuka 7 Februari 1919; Malang 2 Juli 1927; Medan 1928; Djogja 1 Juli 1931; Buitenzorg 31 Juli 1937; Makassar 1 Agustus 1939 (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sekolah menengah di Hindia Belanda dan Hoogere Burgerschool HBS? Seperti disebut di atas, sekolah menengah tidak hanya untuk anak-anak Eropa/Belanda juga anak-anak pribumi (Docter Djawa School dan Normaal School). Lalu bagaimana sejarah sekolah menengah di Hindia Belanda dan Hoogere Burgerschool HBS?  Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 25 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (9): Sekolah Militer di Hindia Belanda,Siapa Saja Perwira Pribumi? Sekolah Militer Semarang dan Perang Jawa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Sejarah adalah narasi fakta dan data. Namun narasi sejarah acap kali sesuai pengetahuan penulis, untuk menambahkan diperkaya dengan karangan sendiri (her/his story). Dalam hal ini, sejarah sekolah militer di Indonesia nyaris tidak tersentuh dan jarang diperhatikan. Meski lebih awal kehadiran sekolah meltier di Indonesia (baca: Hindia Belanda), namun dapat dikatakan juga sebagai bagian dari perluasan pendidikan (sebagaimana sekolah guru dan sekolah kedokteran). Sekolah militer (di Meester Cornelis) inilah yang kemudian bertransformasi yang kemudian cikal bakal pendirian Akademi Militer di Bandoeng dimana tiga kadetnya TB Simatoepang, A Kawilarang dan Abdoel Haris Nasoetion. 


Oerip Soemohardjo: Bapak Tentara Yang Dilupakan. Tim Majalah Historia. Deskripsi Buku: Oerip lahir 22 Februari 1893, nama Muhammad Sidik. Tidak ada menyangka, ini kelak menentukan jalannya sejarah militer Indonesia. Ketertarikan dunia militer mendorongnya masuk Sekolah Militer Meester Cornelis (kini Jakarta). Kariernya di KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) moncer. Dia menjadi mayor, pangkat tertinggi di antara tentara bumiputera. Karirnya tamat setelah Jepang. Proklamasi 17 Agustus 1945 Oerip kembali ke dunia militer. Oktober 1945, Oerip sebagai Kepala Staf Oemoem (KSO) TKR. Pada 12 November 1945, Oerip membuat konferensi dihadiri eks KNIL dan eks PETA di Yogyakarta. Dari konferensi ini muncul nama Soedirman sebagai Panglima Besar TKR, sementara Oerip tetap menjabat KSO. Oerip Soemohardjo wafat 17 November 1948. Sebagai tentara profesional, Oerip kecewa sikap politik pemerintah, baik terhadap militer Indonesia maupun dalam menghadapi Belanda. Kendati berhasil membangun tentara Indonesia, tetapi Oerip seakan dilupakan. Kita lebih mengenal Jenderal Soedirman yang mengalahkan Oerip dalam pemilihan sebagai Panglima Besar. Sebagaimana dwitunggal Soekarno-Hatta, Soedirman-Oerip merupakan dwitunggal memimpin tentara. Mereka seperti “abang dan adik”. Oerip memanggil Soedirman, “Dimas”; dan Soedirman memanggilnya, “Kang Mas atau Pak Oerip”. Buku 154 halaman, penerbit Penerbit Buku Kompas: 2020 (https://www.gramedia.com/)

Lantas bagaimana sejarah Sekolah Militer di Hindia Belanda, siapa perwira pribumi? Seperti disebut di atas, dalam perluasan pendidikan di Hindia Belanda, sekolah militer juga pada akhirnya merekrut siswa pribumi. Lalu bagaimana sejarah Sekolah Militer di Hindia Belanda, siapa perwira pribumi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 24 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (8): Sekolah Kedokteran Pribumi Batavia dan Docter Djawa School; Garis Continuum Dokter - Doktor Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini di Indonesia sudah banyak fakultas kedokteran yang terdapat di berbagai universita. Namun semua itu berawal dari sekolah kedokteran pada era Hindia Belanda. Sekolah kedokteran dibuka pertama tahun 1851 di Batavia (kini Jakarta). Dalam perkembangannya sekolah kedokteran pribumi ini bertransformasi ke bentuk fakultas kedokteran. Dalam garis continuum sejarah inilah lahir dokter-dokter dan doctor-dokter Indonesia.


Delapan Jurusan Kedokteran Terbaik Indonesia 2022, Daya Tampung Vs Peminat Kompas.com. 20/09/2022. Seleksi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkenal akan persaingannya yang ketat dengan jumlah peminat yang tinggi. Indonesia memiliki kampus dengan jurusan kedokteran yang masuk dalam pemeringkatan Times Higher Education Asia University Rankings 2022. Ranking didasarkan pada semua misi inti terkait pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan, dan pandangan internasional. Berikut 8 kampus dengan jurusan kedokteran di Indonesia dan jumlah daya tampung berdasarkan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2022. 1. Universitas Indonesia. 2. Universitas Airlangga. 3. Universitas Gadjah Mada. 4. Universitas Hasanuddin. 5. Universitas Sebelas Maret. 6. Universitas Brawijaya. 7. Universitas Diponegoro. 8. Universitas Padjadjaran. (https://www.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah sekolah kedokteran pribumi di Batavia dan Docter Djawa School? Seperti disebut fakultas kedokteran di Indonesia berawal dari sekolah kedokteran pada era Hindia Belanda (Docter Djawa School). Sekolah kedokteran adalah garis continuum Dokter dan Doktor Indonesia. Lanlu bagaimana sejarah sekolah kedokteran pribumi di Batavia dan Docter Djawa School? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 23 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (7): Sekolah Guru dan Willem Iskander; Kebutuhan Guru dan Guru di Soerakarta, Fort de Kock dan Tano Bato


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Perguruan tinggi keguruan (fakultas keguruan/IKIP) pada masa kini bermula dari sekolah guru (kweekschool) tempo doeloe. Kebutuhan guru tidak terputus, karena itu sekolah guru tidak pernah berhenti. Guru mengasuh murid untuk menjadi guru. Guru tetap guru. Guru tidak hanya di ruang sekolah, guru juga ikut berjuang. Berjuang untuk mencerdaskan bangsa. Kecerdasan yang diperlukan dalam perjuangan bangsa.


Pendidikan Guru Bumiputra masa Hindia Belanda. November 24, 2022. Kweekschool atau Sekolah Guru, jenjang menandai fase baru dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Kehadiran sekolah guru di Hindia Belanda dimulai pada akhir abad 19 dan awal abad 20.  Sekolah guru menjadi sebuah upaya dari Pemerintah Hindia Belanda untuk memajukan pendidikan bagi penduduk bumiputra. Penduduk bumiputra mulai mendapat materi pendidikan. Mereka dibutuhkan menggantikan tenaga terampil dari bangsa Belanda dan bangsa Barat lainnya. Kebutuhan tenaga terampil yang murah adalah alasan pemerintah Hindia Belanda mulai mendirikan sekolah. Pada tahun 1871, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pendidikan untuk guru bumiputra. Peraturan ini diperlukan sebagai langkah awal dari pendirian sekolah dasar bumiputra. Praresta Sasmaya Dewi dalam artikel Perkembangan Kweekschool (Sekolah Guru) di Yogyakarta Tahun 1900-1927, menyebutkan bahwa Kweekschool di Hindia Belanda pertama dibuka pada tahun 1852. Pembukaan ini segera diikuti dengan pembukaan sekolah guru di sejumlah lokasi di Indonesia. Pendirian Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers (Sekolah Pelatihan Guru-guru Pribumi) di Yogyakarta tertera dalam Staatsblad van Nederlandsch Indie No. 156 tahun 1894. Pembukaan sekolah baru dilakukan pada tahun 1897. Bekas Gedung Sekolah Pelatihan Guru-guru Pribumi sekarang menjadi markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0734 Kota Yogyakarta. (http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah sekolah guru dan Willem Iskander? Seperti disebut di atas sekolah guru pertama di Hindia Belanda didirikan di Soerakarta, guru pribumi pertama di Angkola Mandailing (Tapanoeli); Kebutuhan guru dari sekolah guru Kweekschool Soerakarta, Fort de Kock dan Tano Bato hingga era selanjutnya (HKS dan HIK/HCK). Lalu bagaimana sejarah sekolah guru dan Willem Iskander? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 22 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (6): Sekolah Pemerintah untuk Siswa Pribumi; Pendidikan Ala Eropa Belanda vs Pendidikan Awal untuk Pribumi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Sejarah modern pendidikan Indonesia berlatar belakang sekolah tradisi pada era Pemerintah Hindia Belanda. Sekolah Eropa/Belanda menjadi rujukan sekolah pribumi yang diperkuat pondasi sekolah/pendidikan tradisi. Pendidikan sendiri adalah proses berkelanjutan, hanya bahasa dan aksara yang digunakan yang berbeda. Pendidikan bagi orang Indonesia bagian dari proses mencerdaskan bangsa.


‘Jalan ke Arah Barat’: Sejarah Sekolah di Serang (1833-1942). 18/09/2022. Sekolah pertama kali didirikan di Serang adalah sekolah untuk bangsa Eropa, Europeesche Lagere School (ELS), dibangun tahun 1833. Beberapa anak pribumi, alasan melanjutkan pendidikan ke sekolah lebih tinggi seperti HBS, MULO, AMS, atau STOVIA, diizinkan belajar di ELS. Empat anak patih menes: Achmad, Muhammad, Hasan, dan Husein, antara tahun 1892-1897 diterima. Pada tahun 1899-1904, 5 pelajar dari Serang: Agus Adehan, Mas Sastrasudirja, R. Usadiningrat, R. Jasnudin, dan Mas Suraatmaja juga diberi izin. Namun demikian, baru tahun 1876 Pemerintah Kolonial mendirikan sekolah pribumi di Serang, hampir sama dengan tahun pendirian sekolah serupa yang ada di Lebak, dan Caringin. Komisi Sekolah Pribumi di Serang dibentuk tahun 1876. Salah seorang anggota Komisi ini adalah Bupati Serang, Condro Negoro. Tahun 1897 Pemerintah Kolonial mengeluarkan keputusan membagi sekolah pribumi ini menjadi dua jenis berlandaskan peraturan pemerintah tahun 1893 yang menetapkan reorganisasi sekolah pribumi menjadi sekolah pribumi kelas satu dan sekolah pribumi kelas dua. Sekolah kelas satu hanya dapat dinikmati oleh murid-murid yang orang tuanya memiliki jabatan dan status sosial sangat tinggi, seperti Raja, Sultan, Bupati, patih, wedana, jaksa kepala, adjunct controleur, penghulu kepala, kepala kantor pos, kepala stasion kereta, maupun saudagar. Anak-anak pamong praja tingkat rendah, seperti juru tulis, mantri garam, mantri cacar, mantri air, mantri guru, kepala sipir, harus puas untuk belajar di sekolah kelas dua. (https://bantenologi.uinbanten.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah sekolah pemerintah untuk siswa pribumi? Seperti disebut di atas, ketika sekolah dasar Eropa/Belanda maju pesat, baru sekolah dasar pribumi mulai bangkit. Bangkitnya dimana? Peta dulu dan peta sekarang berbeda. Pendidikan ala Eropa/Belanda vs pendidikan untuk pribumi. Lalu bagaimana sejarah sekolah pemerintah untuk siswa pribumi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 21 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (5): Pendidikan Tradisi Penduduk - Sekolah Modern Aksara Latin; Aksara Jawi, Aksara Jawa dan Aksara Batak


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarah awal pendidikan di Indonesia (baca: sejak era Nusantara) pada dasarnya tidak pernah berhenti. Pendidikan melalui sekolah adalah tradisi yang diwariskan. Setiap wilayah memiliki caranya sendiri dalam menyelenggarakan Pendidikan, menggunakan bahasa sendiri dengan aksara sendiri. Kehadiran orang Eropa, sejak masa Portugis hingga VOC/Belanda penyelenggaraan Pendidikan penduduk terus berlangsung. Introduksi aksara Latin sejak masa Portugis hanyalah elemen tambahan dalam Pendidikan di Nusantara (baca: Hindia Timur).  


Dari Surau ke Sekolah Kolonial, Beginilah Sejarah Pendidikan Formal di Indonesia. HarapanRakyat.com. 5 September 2022. Sejarah pendidikan formal di Indonesia pertama kali dari tradisi pesantren bernama Surau. Surau memiliki peran penting. Surau tempat semacam masjid sebagian besarnya berdiri di Sumatera Barat, yakni Bukittinggi. Keterangan Bung Hatta, penduduk sekitar Sumatera Barat sebagian lapisannya mengerti huruf Arab. Hal ini sebagai tanda Surau merupakan sistem pendidikan populer dalam kebudayaan masyarakat Bukittinggi. Seiring datangnya Belanda pergeseran Surau menjadi sekolah kolonial sempat membawa masalah dalam tradisi masyarakat adat, tidak memperbolehkan anak untuk sekolah ke tempat tersebut. Sekolah kolonial itu hanya terisi sebagian keluarga elit modern. Pertentangan yang terjadi perbedaan kebudayaan soal pendidikan. Pemangku Surau menganggap sekolah kolonial produk orang kafir. Sekolah tersebut mengajarkan ilmu-ilmu yang tidak ada dalam ajaran agama. Akan tetapi hal ini terus mengalami dinamika dan perkembangan pesat. Kelompok yang pro terhadap Surau, menganggap sistem pendidikan kolonial ini tercipta untuk menarik tenaga kerja murah dari orang-orang pribumi, mereka alumni sekolah orang bule ini tidak jauh akan menjadi profesi rendahan juru ketik, yang berasal dari ras kulit putih, memiliki kedudukan dan jabatan yang tinggi. Para Kiai Surau mengatakan mereka yang sekolah ke lembaga kolonial, siap-siaplah menyakiti perasaan orang tuanya. Sebab, sebagian orang dari pribumi dan lulus dari sekolah ini kebanyakan bersifat pembangkang. (https://www.harapanrakyat.com/)

Lantas bagaimana pendidikan tradisi penduduk hingga sekolah modern aksara Latin? Seperti disebut di atas, Pendidikan bagi pribumi sejak era Nusantara tidak pernah berhenti hingga kehadiran orang Eropa yang mengintroduksi aksara Latin. Tiga aksara tradisi di tengah penduduk antara lain aksara Jawi, aksara Jawa dan aksara Batak. Lalu bagaimana sejarah sekolah pribumi, pendidikan tradisi hingga pendidikan modern aksara Latin? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.