Minggu, 03 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 6-2: Jelang Indonesia Merdeka Tahun 1945; Jepang dalam Posisi Genting dengan Sekutu Pimpinan Amerika


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini 

Sejarah Indonesia jelang kemerdekaan Indonesia sudah banyak ditulis. Satu yang penting dari sisi Indonesia adalah sudah dipersiapkannya berbagai aspek dalam kemerdekaan Indonesia seperti dasar negara (Pancasila), statuta negara (RUUD) dan lainnya. Namun bagaimana situasi dan kondisi di sisi Jepang sendiri kurang terinformasikan. Satu yang jelas, Jepang dalam posisi genting dengan Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat.


Berdasarkan Buku SNI Jilid 6: Pada tanggal 28 Mei 1945 BPUPKI diresmikan yang kemudia esoknya tanggal 29 dimulai persidangan untuk merumuskan dasar negara (statuta). Dalam rapat terakhir 1 Juni dasar negara diusulkan Ir Soekarmo dengan nama Pantja Sila. Demikianlah seterusnya hingga perumusan terakhir draf dasar negara yang dilakukan pada persidangan tanggal kedua mulai tanggal 10 Juli yang juga membahas wilayah negara, persiapan RUUD, pembentukan panitia Perancang UUD, pembelaan tanah air, serta keuangan dan perekonomian. Panitian Perancang UUD diketuai Ir Soekarno dengan 18 orang anggota: Mr AA Maramis, Otto Iskandar Dinata, Poeroebojo, Agus Salim, Mr Ahmad Subardjo. Prof Dr Mr Soepomo. Mr Maria Ulfah Santoso, Wachid Hasjim, Parada Harahap, Mr Latuharhary, Mr Susanto Tirtoprodjo, Mr Sartono, Mr Wongsonegoro, Wuryaningrat, Mr RP Singgih, Tan Eng Hoat, Prof Dr PA Hoesein Djajadiningrat, dan dr Sukiman. Demikian selanjutnya hingga pada sidang kedua rapat besar pada tanggal 16 Juli 1945 semua anggota setuju sebulat-bulatnya. 

Lantas bagaimana sejarah jelang Kemerdekaan Indonesia tahun 1945? Seperti disebut di atas bahwa dari sisi Indonesia segala sesuatunya telah dipersiapkan, sementara Jepang dalam posisi genting dengan Sekutu pimpinan Amerika Serikat. Lalu bagaimana sejarah jelang Kemerdekaan Indonesia tahun 1945? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 01 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 9-2: Adam Malik Menteri Luar Negeri dan Jose Ramos Horta; Integrasi Timtim - Disintegrasi Timor Leste


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini 

Nama Adam Malik dan Jose Ramos Horta terhubung bermula tahun 1974. Adam Malik setelah keluar dari panjara Padang Sidempoean merantau ke Batavia (baca: Djakarta). Pada usia 20 tahun, Adam bersama dengan Soemanang, Sipahutar, Armin Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna, memelopori berdirinya kantor berita Antara. (lihat Surat Kabar di Padang Sidempuan ‘Tempo Doeloe’ dan Lahirnya Tokoh-Tokoh Pers Nasional dari Tapanuli Bagian Selatan: Adam Malik Batubara). Bagaimana dengan Jose Ramos Horta?


Bertemu Jokowi, Jose Ramos-Horta Kenang Pertemuan dengan Adam Malik. Dalam pertemuan paleno ini, Jokowi menyampaikan kepada Jose Ramos-Horta bahwa dirinya ingin membahas penguatan kerja sama bilateral. Tempo, 19 Juli 2022: Dalam pertemuan paleno ini, Jokowi menyampaikan kepada Ramos-Horta bahwa dirinya ingin membahas penguatan kerja sama bilateral, khususnya di bidang ekonomi. Ramos-Horta kemudian menyampaikan bahwa dirinya merasa terhormat bisa mengunjungi dalam masa kepresidenan Jokowi ini. Kepada Jokowi, Ramos-Horta mengatakan bahwa dirinya telah beberapa kali mengunjungi Indonesia. "Pertama kali yaitu pada 1974, di mana saya bertemu Pak Malik,". Pertemuan dengan Malik juga muncul dalam pidato Ramos-Horta saat pemberian Nobel. "Juni 1974, saya mengunjungi Jakarta, dalam kapasitas saya sebagai Sekretaris Urusan Luar Negeri Timor Social Democratic Association yang baru saja dibentuk, kurang dari sebulan sebelumnya. Saya mendapat kehormatan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu, Bapak Adam Malik". Kala itu, kata Ramos-Horta, hanya ada tiga hotel besar di Indonesia yaitu Hotel Indonesia, Hotel Kartika Plaza, dan Hotel Kartika Chandra. "Saya tidak menginap di hotel itu, saya menginap di Losmen," kata dia, disambut tawa peserta pertemuan. 

Lantas bagaimana sejarah Adam Malik Menteri Luar Negeri dan Jose Ramos Horta? Seperti disebut di atas, nama Adam Malik dan Ramos Horta di masa lampau dalam hal integrasi Timor Timur dan pada masa kini dalam hal disintegrasi Timor Leste. Lalu bagaimana sejarah Adam Malik Menteri Luar Negeri dan Jose Ramos Horta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 29 Juli 2025

Sejarah Mahasiswa Cina (5): Kwik Kian Gie Generasi T'pelajar Tionghoa Terakhir; Ketua Indonesia Studenten Vereeniging di Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa Cina di blog ini Klik Disini

Kwik Kian Gie bukanlah orang biasa. Kwik Kian Gie pernah sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri dari tahun 1999 hingga 2000, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dari tahun 2001 hingga 2004, serta sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat pada tahun 1999. Kwik merupakan fungsionaris PDI-Perjuangan. Selain itu, sebagai bentuk pengabdian di dunia pendidikan Indonesia, ia mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia.


Kwik Kian Gie lahir 11 Januari 1935 adalah seorang ekonom dan politikus Indonesia keturunan Tionghoa. Kwik anak dari kelima dari tujuh bersaudara dari Kwik Hway Gwan (The Kwie Kie). Pada masa penjajahan Jepang, 1942 ayahnya ditahan oleh militer Jepang di Juwana, Pati. Ibu Kwik lantas membawa anak-anaknya termasuk Kwik pindah ke Semarang. Ia berpindah sekolah dasar hingga tiga kali. Setelah Jepang menyerah, ayah Kwik dibebaskan. Setamat dari Chinese English School Semarang, Kwik melanjutkan pendidikan ke SMP Masehi, Pancol, Semarang. Saat naik kelas tiga SMA, ia pindah ke Surabaya karena menjabat ketua pusat Perhimpunan Pelajar Sekolah Menengah Indonesia. Karena tidak berhasil menemukan SMA yang baik, dengan bantuan dua orang kaya, Kwik mendirikan SMA Erlangga Surabaya dan menjadi siswa di sekolah yang ia dirikan. Ia lulus dari SMA itu pada 1955. Kwik kemudian melanjutkan pendidikan ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1955. Karena materi kuliahnya banyak memakai bahasa Belanda, ia yang tidak bisa berbahasa Belanda menyerah dan setelah enam bulan berkuliah ia pindah ke fakultas ekonomi. Selanjutnya pada Juli 1956, ia mengikuti ujian persiapan dan lulus melanjutkan pendidikan ke Nederlandsche Economische Hogeschool di Rotterdam (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Kwik Kian Gie generasi terpelajar Tionghoa terakhir? Seperti disebut di atas, Kwik Kian Gie bukanlah orang biasa bahkan pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Republik Indonesia. Pada saat menjadi mahasiswa di Belanda pernah menjadi Ketua Indonesia Studenten Vereniging in Nederland. Lalu bagaimana sejarah Kwik Kian Gie generasi terpelajar Tionghoa terakhir? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Indonesia Jilid 1-2: Panel Penulisan Bentuk Narasi Sejarah Nasional Indonesia; Data Time Series versus Data Cross Section


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Dalam diskusi publik ada sejumlah penanya ingin usulannya dimasukkan dalam narasi Sejarah Indonesia yang sedang ditulis. Satu penanya dari Batak mengusulkan aksara Batak karena di dalam penulisan hanya aksara Jawa dan aksara Bali. Panelis menjawab bahwa aksara Batak baru ditemukan pada abad ke-16 sehingga hanya ada aksara Jawa dan Bali pada masa awal. Untuk menjawab usulan dari Bima, panelis hanya mengatakan kami belum mendengarnya. Dari diskusi ini karena penulisan masih berproses sebaiknya para penelis mempertimbangkan untuk dipahami/dipelajari lebih lanjut. Dalam diskusi publik sebaiknya perhatikanlah usulan penanya dan dengarkanlah usulan penanya yang lain.


Prasasti (digurat di batu atau dicetak dalam logam) hanya dua media dimana bahasa dan aksara tua ditemukan. Lantas apakah tidak ada media bahasa dan aksara lain sejaman dengan prasasti atau bahkan usianya jauh lebih tua? Demikian juga dengan pecatatan bahasa (kamus) bahasa Melayu pertama kali dibuat pada tahun 1521 dan kamus bahasa Jawa pada tahun 1706 dan kamus bahasa Batak pada tahun 1861. Lalu apakah bahasa Melayu lebih tua dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu lebih tua dari bahasa Batak? Yang perlu diperhatikan dari penanya aksara Batak karena merasa aksara Batak dan aksara berbeda, sedangkan aksara Jawa dan aksara Bali sama-sama berkarakter abugida. Dalam hal ini aksara Batak memiliki karakter abjad seperti aksara Arab. Sistem penulisan Devanagari (yang digunakan untuk bahasa Hindi) dan aksara-aksara lain yang diturunkan dari Brahmi, seperti aksara Tamil dan aksara Jawa (Hanacaraka), adalah contoh dari aksara abugida. Aksara abugida adalah sistem penulisan di mana setiap huruf dasar biasanya melambangkan konsonan dengan vokal inheren (default), dan vokal lainnya ditandai dengan diakritik yang ditambahkan pada huruf dasar tersebut. Dengan kata lain, aksara abugida menggabungkan sifat-sifat aksara dan suku kata. Berbeda dengan karakteri alfabet (seperti aksara Latin), di mana vokal dan konsonan memiliki status yang sama, sementara abjad (seperti Arab dan Batak), di mana vokal mungkin tidak ditulis atau hanya opsional. Dalam konteks inilah menjadi penting penanya yang mengusulkan mengapa hanya aksara Jawa dan Bali, bagaimana dengan aksara Batak? 

Lantas bagaimana sejarah bentuk panel penulisan narasi Sejarah Nasional Indonesia? Seperti disebut di atas, diskusi tentang sejarah nasional, haruslah mempertimbangkan semua unsur sejarah Indonesia terwakili secara nasional: data time series versus data cross-section. Lalu bagaimana sejarah bentuk panel penulisan narasi Sejarah Nasional Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 25 Juli 2025

Sejarah Pendidikan (28): Sejarah Indonesia Daftar Buku Sejak Dulu; Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Sejarah Indonesia biasanya diasosiasikan dengan kronologis sejarah mulai dari masa pra sejarah hingga ke sejarah masa kini. Tidak sedang membicarakan itu. Namun kurang terinformasikan daftar buku sejarah Indonesia dari masa ke masa. Bahwa setiap masa, buku sejarah Indonesia tidak hanya berbeda batas masa, juga berbeda penguasa (rezim). Buku Sejarah Indonesia masa kini adalah bagian dari buku sejarah Indonesia masa ke masa. Pada hari ini Jumat, 25 Juli 2025 diadakan Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia di Universitas Indonesia.


Sejarah Indonesia mulai ditulis sejak zaman Hindu-Buddha, ditandai dengan munculnya naskah-naskah tradisional seperti babad dan wawacan. Periode ini disebut juga dengan historiografi tradisional. Sebelum masa ini, belum ada catatan tertulis mengenai sejarah Indonesia, karena manusia masih dalam masa prasejarah. Berikut adalah penjelasan lebih detail: 1. Historiografi Tradisional (Zaman Hindu-Buddha dan Islam): Penulisan sejarah pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan Islam dilakukan dalam bentuk naskah-naskah tradisional seperti babad, wawacan, dan kitab-kitab. Tujuan utama penulisan ini adalah untuk melegitimasi kekuasaan raja dan mencatat silsilah keluarga kerajaan. Contoh historiografi tradisional antara lain Babad Tanah Jawi, Babad Parahiangan, dan Negarakertagama. Kelemahan historiografi tradisional adalah kurangnya struktur kronologi dan bias terhadap penguasa. 2. Historiografi Kolonial: Penulisan sejarah pada masa penjajahan Belanda (abad ke-17 hingga ke-20) dilakukan oleh para sejarawan Belanda. Fokus historiografi kolonial adalah pada kehidupan orang Eropa di Hindia Belanda dan kepentingan pemerintah kolonial. Contoh historiografi kolonial adalah "History of Java" karya Thomas Stamford Raffles. Historiografi kolonial cenderung bersifat Eropa-sentris dan kurang memperhatikan sudut pandang masyarakat lokal. 3. Historiografi Nasional: Penulisan sejarah Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan bertujuan untuk membangun identitas nasional dan semangat kebangsaan. Sejarahwan Indonesia mulai menulis sejarah dari sudut pandang Indonesia-sentris. Historiografi nasional berusaha menghilangkan bias dan ketidakadilan yang terdapat dalam historiografi kolonial. Perkembangan historiografi nasional terus berlanjut hingga saat ini dengan munculnya berbagai pendekatan dan perspektif baru dalam penulisan sejarah (AI Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah daftar buku sejarah Indonesia masa ke masa? Seperti disebut di atas, pada hari ini di Universitas Indonesia diadakan Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia dengan judul “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global” yang teridiri 10 jilid. Lalu bagaimana sejarah daftar buku sejarah Indonesia masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 23 Juli 2025

Sejarah Pendidikan (27): Pameran Buku dari Masa ke Masa; Presiden Soekarno Tantang Penerbit tentang Buku Tan Malaka Madilog


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Sebelumnya disebut pameran buku (boektentoonstelling), tetapi kemudian lebih dikenal sebagai pekan baku (boekenweek). Namun kini yang lebih popular disebut pameran buku (Book Fair). Pada tahun 1940 di Medan sudah diselenggarakan Boekenweek buku (berbahasa) Belanda yang ke-9 (yang diselenggarakan tiap tahun). Bagaimana dengan di Batavia? Hanya ada beberapa kali diadakan pekan buku (berbahasa) Jerman. Mengapa? Bagaimana dengan buku berbahasa Melayu dan daerah? Pameran buku (boektentoonstelling) Hindia pertama kali diadakan di Batavia pada tahun 1941 (lihat De Indische courant, 15-11-1941).


Pameran buku di Indonesia, atau lebih dikenal dengan Indonesia International Book Fair (IIBF), memiliki sejarah yang cukup panjang. IIBF pertama kali diselenggarakan pada tahun 1980 dengan nama Indonesia Book Fair (IBF) oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Pameran ini kemudian berkembang menjadi salah satu ajang literasi terbesar di Asia Tenggara dan menjadi momen yang dinanti para pecinta buku. Sejarah Awal: Tahun 1954: Pameran buku pertama di Indonesia diselenggarakan di Medan oleh Tjoe Wie Tay dari Gunung Agung, bertepatan dengan Kongres Bahasa Indonesia. Tahun 1980: IBF pertama kali diadakan, menjadi cikal bakal IIBF yang kita kenal sekarang. Perkembangan IIBF: Tahun 2014: IBF berubah nama menjadi Indonesia International Book Fair (IIBF) untuk memperluas jangkauan. Tujuan: IIBF bertujuan untuk memfasilitasi akses buku bagi semua orang dan menjadi pusat industri kreatif berbasis kekayaan intelektual. Acara: Selain penjualan buku, IIBF juga menyelenggarakan berbagai acara seperti seminar, diskusi, dan peluncuran buku (AI Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah pameran buku masa ke masa? Seperti disebut di atas, kegiatan pameran buku sudah lama diadakan di Eropa. Di Hindia baru menjelang berakhirnya Belanda. Dalam pameran buku Indonesia pertama tahun 1954, Ir Soekarno menantang penerbit untuk menyediakan buku Tan Malaka berjudul Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika). Lalu bagaimana sejarah pameran buku masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 19 Juli 2025

Sejarah Pendidikan (26): Hari Lahir Menteri Kebudayaan dan 17 Oktober 1951; Abdoel Haris Nasoetion-Peristiwa 17 Oktober 1952


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Fadli Zon Ungkap Pengusul Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober (detikNews: Kamis, 17 Juli 2025). Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan penetapan Hari Kebudayaan Nasional (HKN) pada 17 Oktober bertepatan dengan peluncuran Bhineka Tunggal Ika oleh Presiden ke-1 RI Soekarno (17 Oktober 1951). Ini sesuai dengan usulan dari Jogjakarta (lihat TVRI Yogyakarta Official: https://www.youtube.com/watch?v=o-C2DXYflXM). Tentu saja banyak hal yang terjadi pada tanggal 17 Oktober di masa lampau (lihat Wikipedia). Tanggal 17 Oktober juga bertepatan dengan hari bulan tahun lahir Presiden Prabowo 17 Oktober 1951. Fadli Zon lahir 1 Juni bertepatan hari Lahir Pancasila (beda tahun).


Peristiwa 17 Oktober 1952 adalah unjuk rasa dilakukan sejumlah perwira militer dan ribuan demonstran di depan Istana Merdeka, Jakarta menuntut pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) dan percepatan pemilu. Aksi ini dipicu konflik internal di tubuh TNI AD dan ketidakpuasan terhadap DPRS yang dianggap menghambat jalannya pemerintahan. Latar Belakang: Kekecewaan terhadap DPRS dinilai lamban mengatasi masalah negara, termasuk masalah internal TNI AD. Selain itu, terjadi konflik internal di tubuh TNI AD, terutama terkait rencana reorganisasi dan rasionalisasi yang diajukan KSAD AH Nasution. Tuntutan: Para perwira militer dan demonstran menuntut DPRS dibubarkan dan pemilu dipercepat. Mereka juga ingin mengakhiri konflik internal di tubuh TNI AD. Aksi: Demonstrasi ini melibatkan sekitar 30.000 demonstran dan beberapa tank serta meriam yang diarahkan ke Istana. Meskipun terkesan menekan, aksi ini tidak bertujuan kudeta melainkan menyampaikan aspirasi. Tanggapan Soekarno: Presiden Soekarno menanggapi tuntutan tersebut dengan meminta waktu untuk mempertimbangkan dan menjelaskan bahwa pembubaran DPRS tidak bisa dilakukan secara sepihak. Akibat: Peristiwa ini menyebabkan AH Nasution mengundurkan diri dari jabatan KSAD (AI Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah hari lahir, Menteri Kebudayaan, 17 Oktober 1951? Seperti disebut di atas Menteri Kebudayaan Fadli Zon menetapkan Hari Kebudayaan tanggal 17 Oktober 1951. Bagaimana dengan Abdoel Haris Nasoetion dan Peristiwa 17 Oktober 1952? Yang jelas secara kebetulan juga bertepatan dengan hari bulan tahun lahir Presiden Prabowo. Lalu bagaimana sejarah hari lahir, Menteri Kebudayaan, 17 Oktober 1951? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 16 Juli 2025

Sejarah Pendidikan (25): Sejarah Penulisan Sejarah (Nasional) Indonesia; Dari Era Dulu Mohamad Jamin hingga Era Kini Fadli Zon


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Hingga menjelang tenggat waktu—penulisan Sejarah Indonesia yang terdiri dari 10 jilid yang akan dipublikasikan pada tanggal 17 Agustus 2025 (hadiah dalam 80 tahun RI)—diskusi publik masih terus berlangsung. Penulis pertama Sejarah Indonesia sendiri adalah Sanoesi Pane terdiri empat jilid diterbitkan di Djakarta tahun 1945. Jilid terakhir, jilid IV berisi tentang “Zaman Pendjadjahan Baroe hingga Kedatangan Balatentara Dai Nippon”. Pada tahun 1951 Mohamad Jamin terinformasikan akan menulis buku berjudul "Prea Sedjarah Indonesia" (lihat Indische courant voor Nederland, 14-11-1951). Disebutkan buku tersebut, sebuah buku prasejarah Indonesia, yang kemungkinan akan diterbitkan pertengahan tahun depan.


Fadli Zon mempresentasikan hasil disertasi di program studi Ilmu Sejarah Universitas Indonesia tahun 2016 topik “economic policy” berjudul “Pemikiran ekonomi kerakyatan Mohammad Hatta 1926-1959” dengan promotor Mohammad Iskandar dan co-promotor Susanto Zuhdi. Satu diskusi yang menarik dapat diperhatikan dalam Webinar Penulisan Sejarah Indonesia yang diadakan tanggal 12 Juli 2025 pukul 19.30 yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI): Moderator: Berthold DH Sinaulan SS, Ketua IAAI Komda Jabodetabek; Sambutan: Drs Marsis Sutopo MSi, Ketua Umum IAAI; Pernyataan Pembuka: Prof Dra Anggraeni MA, PhD, Guru Besar Arkeologi FIB UGM; Narasumber 1: Prof Dr Susanto Zuhdi M.Hum, Sejarawan; Narasumber 2: Prof Dr R Cecep Eka Permana SS MSi, Guru Besar Arkeologi UI; Narasumber 3: Dr Andi Achdian MSi, Dosen Prodi Sosiologi UNAS; Narasumber 4: Prof (Ris) Dr H Truman Simanjuntak DEA, Arkeolog dan Ketua CPAS; Pernyataan Penutup: Prof (Ris) Dr Harry Widianto DEA, Arkeolog dan Peneliti BRIN (https://www.youtube.com/watch?v=a4p8ry-TxHg)

Lantas bagaimana sejarah penulisan Sejarah (Nasional) Indonesia? Seperti disebut di atas, penulisan Sejarah Indonesia sudah dimulai sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Dalam hal ini penting mengetahui sejarah penulisan Sejarah Indonesia dari era Mohamad Jamin (1951) hingga era Fadli Zon (2025). Lalu bagaimana sejarah penulisan Sejarah (Nasional) Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 14 Juli 2025

Sejarah Pendidikan (24): Era Transisi Docter Djawa School Jadi STOVIA; M Hamzah, H Rasjid, TA Soerjo, A Moeis, Tjipto, A Hakim


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Sekolah kedokteran di Batavia telah melahirkan banyak tokoh Indonesia. Sekolah yang didirikan tahun 1851 ini kemudian dikenal sebagai Docter Djawa School. Suksesi sekolah ini pada tahun 1902 dengan nama STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Sejumlah siswa, pada masa transisi ini, dari Docter Djawa School ke STOVIA, kelak dikenal sebagai tokoh yang berpengaruh diantara pribumi selama Pemerintah Hindia Belanda.


Mohamad Hamzah Harahap lulus ujian akhir mendapat gelar dokter tahun 1902; adiknya bernama Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan mendirikan organisaasi Perhimpoenan Hindia (Indisch Vereeniging) di Belanda tahun 1908. Haroen Al Rasjid lulus menjadi dokter pada tahun 1902; putri ‘boroe panggoaran’ bernama Ida Loemongga Nasoetion perempuan pribumi pertama meraih gelar doktor (PhD) di Belanda pada tahun 1932 (juga dikenal sebagai cucu Dja Endar Moeda, Radja persuratkabaran di Sumatra). Tirto Adhi Soerjo gagal ujian dari kelas 4 ke kelas 5 pada tahun 1901; kemudian terjun ke dunia pers. Abdoel Moeis, gagal ujian dari kelas 3 tingkat persiapan ke kelas 1 tingkat medik tahun 1902; kemudian masuk pegawai pemerintah (klein ambtenaar) dan kemudian terjun ke dunia sastra dan pers. Tjipto Mangoenkosoemo dan Abadoel Hakim Nasoetion sama-sama lulus ujian akhir dengan gelar dokter tahun 1905. Dr Tjipto Mangoenkosoemo di Bandoeng pada tahun 1913 mendirikan NIP (Nationale Indisch Partij); Dr Abdoel Hakim Nasoetion menjadi ketua NIP di pantai barat Sumatra dan kemudian menjadi anggota dewan kota (gemeenteraad) Padang tahun 1919, dan menjadi wakil walikota (locoburgemeester) Padang tahun 1930.

Lantas bagaimana sejarah masa transisi Docter Djawa School menjadi STOVIA? Seperti disebut di atas, pada masa ini banyak lahir tokoh pribumi berpengaruh di Hindia Belanda seperti siswa Dokter Djawa School M Hamzah, HA Rasjid, TA Soerjo, A Moeis, Tjipto dan A Hakim. Tokoh berpengaruh siswa STOVIA antara lain Dr Soetomo, Dr Sardjito dan Dr Abdoel Rasjid Siregar. Lalu bagaimana sejarah masa transisi Docter Djawa School menjadi STOVIA? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 12 Juli 2025

Indonesia Jilid 7-1: Perang Mempertahankan Kemerdekaan; Koffiekultuur, Koffiestelsel Arabica Robusta Elxelsa di Jawa - Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, (orang) Belanda kembali dengan bendera NICA. Sebagian besar rakyat Indonesia menentang dan mengangkat senjata dan perang tidak terhindarkan. Perang inilah yang dikenal sebagai perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semangat perang itu muncul karena bangsa Indonesia pernah dijajah dengan kebijakan cultuurstelsel yang pada intinya adalah koffiekultuur dengan penerapan koffiestelsel (semangat perang gerilya). 


Tanam paksa (Cultuurstelsel) adalah sistem yang diterapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, tepatnya mulai tahun 1830 hingga 1870. Latar Belakang Tanam Paksa: (1) Pemerintah Belanda mengalami krisis keuangan setelah Perang Jawa (1825-1830) dan membutuhkan sumber pendapatan baru. Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch memperkenalkan sistem tanam paksa untuk mengatasi krisis keuangan dan mendapatkan keuntungan dari hasil bumi Hindia Belanda. Pelaksanaan Tanam Paksa: (1) Setiap desa diwajibkan menyisihkan sebagian tanahnya (biasanya 20%) untuk ditanami tanaman ekspor; (2) Hasil panen dari tanaman ekspor tersebut kemudian diserahkan kepada pemerintah kolonial, bukan petani; (3) Penduduk desa juga diwajibkan untuk bekerja di perkebunan milik pemerintah kolonial dengan waktu yang panjang dan upah yang rendah. Dampak Tanam Paksa: (1) Penderitaan bagi rakyat Indonesia, seperti kemiskinan, kelaparan, dan kehilangan tanah; (2) Mendapat banyak kritik dan penentangan, salah satunya dari Douwes Dekker (Multatuli) yang menulis buku "Max Havelaar" yang mengkritik sistem tanam paksa (AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah perang mempertahankan kemerdekaan? Seperti disebut di atas, perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang mana bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaan. Bagaimana hubungannya dengan wilayah-wilayah koffiekultuur, koffiestelsel dimana terdapat kopi Arabica, Robusta dan Elxelsa. Lalu bagaimana sejarah perang mempertahankan kemerdekaan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 10 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 9-1: Indonesia Orde BARU, Baru Berorde Membangun Republik Indonesia; Pembangunan Pertanian-Industri


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Orde lama pada intinya telah berhasil mengusir para penjajah di Indonesia, khususnya orang Belanda. Sedangkan Orde baru pada intinya telah berhasil meredam ideologi asing di Indonesia, terutama faham komunisme (dan kelak diikuti orde reformasi yang berhasil melarang pangaruh asing dalam organisasi keagamaan terutama organisasi Islam yang bersifat radikal). Orde baru sendiri dapat dikatakan baru berorde membangun Republik Indonesia yang dimulai pada sektor pertanian yang diikuti pada sektor industri.


Orde Baru adalah masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Masa ini ditandai dengan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun juga dengan pembatasan kebebasan sipil dan pelanggaran HAM. Latar Belakang: Orde Baru muncul setelah berakhirnya masa Orde Lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Pergantian kekuasaan ini ditandai dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya Orde Baru antara lain krisis ekonomi, konflik politik, dan peristiwa Gerakan 30 September/PKI. Ciri-ciri Orde Baru: (1) Stabilitas politik dan keamanan, (2) Pertumbuhan ekonomi, (3) Pembangunan infrastruktur, (4) Pendidikan, (5) Pembatasan kebebasan, (6) Pelanggaran HAM, (7) Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Akhir Orde Baru: Krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997 memperburuk kondisi ekonomi Indonesia. Muncul gerakan reformasi yang menuntut perubahan politik dan demokrasi. Mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan untuk menuntut pengunduran diri Soeharto. Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri, menandai berakhirnya masa Orde Baru
(AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah orde baru Indonesia, baru berorde membangun Republik Indonesia? Seperti disebut di atas, pembangunan Indonesia baru mulai menemukan bentuknya pada orde baru, suatu orde yang dihubungkan dengan pembangunan pertanian dan pembangunan industri. Lalu bagaimana sejarah orde baru Indonesia, baru berorde membangun Republik Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 08 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 8-1: NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia; Satu Bangsa Bhinneka Tunggal Ika Berbahasa Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Apa itu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)? Negara kesatuan yang berbentuk republik. Wilayah terbagi atas sejumlah daerah, dimana terdapat orang-orang bangsa lndonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara, yang bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Bendera negara Sang Saka Merah Putih dan bahasa negara Bahasa Indonesia. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Di luar itu bukan NKRI dan juga bukan warga NKRI.


Dalam UUD 1945: Pasal-1 Ayat-1: ‘Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik’. Pasal-18 Ayat-1: ‘Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa’. Pasal-26 Ayat 1: ‘Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa lndonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”. Pasal-27: ‘Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya’. Pasal-35: ‘Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih’. Pasal-36: ‘Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia’. Pasal-30: ‘Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara’. 

Lantas bagaimana sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)? Seperti disebut di atas, didefinisikan sesuai yang terdapat dalam UUD 1945, satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa: Satu Bangsa Negara Bhinneka Tunggal Ika Berbahasa Bahasa Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 07 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 10-1: Reformasi Era Informasi Gen Medsos Republik Elektronik; Formasi Ulang Sejarah Atas Teknologi Data


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Jilid terakhir buku Sejarah Indonesia adalah 10. Jilid terakhir pada era reformasi yang dimulai dari pasca 1998 ini mencakup tentang sejarah Indonesia terkait apa yang telah terjadi dan telah direformasi serta diformasi ulang dalam membentuk kerangka Republik Indonesia menuju masa depan di tahun 2045. Era reformasi ini tepat berada di masa permulaan era informasi dengan penggunaan teknologi data (digital). Jilid terakhir buku Sejarah Indonesia ini pada hakikatnya haruslah memformasi ulang Sejarah berdasarkan penggunaan teknologi data agar sesuai juga dengan generasi medsos di Republik Elektronik.


Reformasi, dalam konteks Indonesia, mengacu pada serangkaian perubahan drastis yang terjadi setelah jatuhnya pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998. Gerakan ini bertujuan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial, menuju tatanan yang lebih baik dan demokratis. Latar belakang reformasi: (1) Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 menjadi salah satu pemicu utama gerakan reformasi (2) Munculnya ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem pemerintahan otoriter Orde Baru, yang ditandai dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta pembatasan kebebasan sipil (3) Peran mahasiswa sangat penting dalam mendorong reformasi melalui demonstrasi dan tuntutan perubahan. Tujuan Reformasi: (1) Mengganti sistem otoriter dengan sistem demokrasi yang lebih terbuka dan partisipatif (2) Memperbaiki kondisi ekonomi yang terpuruk akibat krisis dan menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan, (3) Memperbaiki sistem hukum yang timpang dan menegakkan supremasi hukum (4) Menciptakan birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani masyarakat dengan baik, (5) Menjamin pemenuhan hak asasi manusia dan kebebasan sipil bagi seluruh warga negara (AI Wikipedia)    

Lantas bagaimana sejarah reformasi era informasi generasi medsos di republik elektronik? Seperti disebut di atas, cakupan jilid terakhir buku Sejarah Indonesia haruslah memformasi ulang Sejarah berdasarkan penggunaan teknologi data agar sesuai juga dengan generasi medsos di Republik Elektronik. Lalu bagaimana sejarah reformasi era informasi generasi medsos di republik elektronik? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 04 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 6-1: Kebangsaan di Indonesia Berawal dari Situasi dan Kondisi Alam; Gempa Bumi - Letusan Gunung Api


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Banyak topik yang tidak masuk, bahkan tidak tersentuh dalam narasi sejarah Indonesia, seperti tanah, air, geologi, geomorfologis dan sebagainya. Topik yang ada antara lain teknologi pelayaran, rempah-rempah dan produk perdagangan lainnya, teknologi irigasi dan pertanian. Beberapa topik lain yang tidak/jarang diperhatikan adalah tentang hal kebumian dan gempa bumi serta kegunungan dan letusan gunung api.


Gempa bumi Sumatra 1797 merupakan gempa bumi pertama dari serangkaian gempa bumi besar yang terjadi pada bagian segmen Sumatra di Sesar Sunda megathrust. Gempa ini memicu gelombang tsunami yang menyebabkan kerusakan parah di Kota Padang. Kapal-kapal Inggris seberat 150-200 ton didorong hingga sejauh 1 km ke pedalaman Batang Arau. Letusan Gunung Tambora terjadi pada 15 Juli 1815, di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Hindia Belanda. Letusan ini adalah letusan gunung berapi yang paling kuat dalam sejarah modern, dan diklasifikasikan sebagai peristiwa dengan Indeks Daya Ledak Vulkanik VEI-7. Gunung tertinggi di Indonesia: Puncak Jaya Wijaya, 4.884 M dpl; Kerinci 3.805 M; Rinjani 3.762 M; Semeru 3.676 M; Sanggar 3.564 M (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah kebangsaan Indonesia berawal dari situasi dan kondisi alam? Seperti disebut di atas, tentang hal kebumian dan gempa bumi serta kegunungan dan letusan gunung api, tidak dianggap penting dalam narasi sejarah Indonesia. Mengapa? Sejarah Indonesia cenderung terkait dengan aktivitas manusianya. Apakah dengan demikian aktivitas kebumian dan kegunungapian dianggap sebagai musuh yang tidak perlu diperhatikan? Lalu bagaimana sejarah kebangsaan Indonesia berawal dari situasi dan kondisi alam? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Indonesia Jilid 5-1: Pemerintahan Hindia Belanda Dibentuk,Diakuisisi Properti VoC; Penduduk Menjadi Subyek Sejak 1665


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Dalam KBBI, "penjajahan" mengacu pada tindakan suatu negara atau bangsa yang menguasai dan mengendalikan negara atau bangsa lain secara paksa, biasanya untuk kepentingan ekonomi, politik, atau perluasan wilayah. Lebih lanjut, "penjajah" adalah negara atau bangsa yang melakukan tindakan penjajahan. Apakah penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak Pemerintah Hindia Belanda terbentuk? Mari kita cek fakta! 


Jilid 5: Respons terhadap Penjajahan (Kerangka Konsep Penulisan “Sejarah Indonesia”): Keputusan pemerintah Belanda untuk menguasai kekayaan VOC yang bangkrut pada penghujung abad ke-18 menjadi awal dari usaha menjadikan Nusantara sebagai tanah jajahan. Sempat “jatuh” ke tangan Inggris, Belanda sejak 1810-an segera melakukan ekspansi kekuasaan ke semua wilayah (Pax Neerlandica). Hal itu menjadi awal, disusul berbagai kebijakan ekonomi dan politik yang diterapkan (sistem tanam paksa dan ekonomi liberal). Pembangunan infrastruktur, terutama jalan raya, pos, dan kereta api, yang berdampak besar pada perubahan sosial dan ekonomi. Bersama dengan itu, respons masyarakat Hindia Belanda terhadap penjajahan, dalam bentuk perang dan pemberontakan. Kelompok sosial yang memilih bersikap akomodatif terhadap kekuasaan kolonial, umumnya elite tradisional berbasis kerajaan dan kemudian pegawai kolonial, kelompok minoritas seperti Arab dan Cina, dan pemimpin agama yang tergabung dalam penghulu. Dinamika keagamaan di tengah hegemoni kolonial, mulai dari kegiatan misionaris hingga kebangkitan intelektual Islam yang berlangsung sejalan dengan intensifikasi jaringan dengan Mekkah pada abad ke-19. 

Lantas bagaimana sejarah properti VOC diakuisisi, dibentuk Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, penjajahan mengacu pada tindakan suatu negara atau bangsa yang menguasai dan mengendalikan negara atau bangsa lain secara paksa. Penjajahan sudah dimulai sejak era VOC dimana penduduk dijadikan subyek sejak 1665. Lalu bagaimana sejarah properti VOC diakuisisi, dibentuk Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 02 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 4-1: Laut Indonesia dan Era Kelautan dalam Navigasi Pelayaran Nusantara; Peta Laut P Melvill van Carnbee


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Hari ini, 2 Juli adalah hari kelautan nasional Indonesia. Selama ini, disebutkan hari itu didasarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 yang menetapkan tanggal 2 Juli sebagai Hari Kelautan Nasional. Namun (di internet) Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 tentang Pembentukan Panitia Urusan Pupuk dengan Susunan Keanggotaan Menteri Pertaniaan sebagai Ketua Merangkap Anggota. Akan tetapi sumber lain menyebut Hari Kelautan Nasional melalui Keppres No. 33 Tahun 2003 (https://pendidikan-sains.fmipa.unesa.ac.id/).Bagaimana bisa dan apa yang salah? Itu satu hal. Hal lain adalah tentang kelautan dan laut Indonesia sendiri.


Sejarah Hari Kelautan Nasional yang Dicanangkan oleh Presiden Soeharto. 2 Juli 2023. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau dan memiliki garis pantai yang panjang mencapai lebih dari 54.000 kilometer. Peranan laut yang penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasan munculnya peringatan Hari Kelautan Nasional di Indonesia pada tahun 1972 melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 yang menetapkan tanggal 2 Juli sebagai Hari Kelautan Nasional. Tanggal 2 Juli 1972 pun menjadi peringatan pertama dari Hari Kelautan Nasional di Indonesia. Terdapat berbagai kegiatan yang biasanya dilakukan dalam peringatan Hari Kelautan Nasional, meliputi penegakan hukum maritim, pengawasan terhadap aktivitas perikanan ilegal, serta kampanye pengurangan polusi laut. Peringatan Hari Kelautan Nasional pun kini menjadi salah satu momentum untuk mempromosikan pariwisata bahari dan potensi ekonomi kelautan di Indonesia. Selain itu, peringatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat kerjasama internasional dalam bidang kelautan serta mengukuhkan posiis Indonesia sebagai negara maritim yang berperan aktif di tingkat global (https://kumparan.com/) 

Lantas bagaimana sejarah kelautan dan laut Indonesia dalam navigasi pelayaran perdagangan Nusantara? Seperti disebut di atas, kelautan di Indonesia menjadi penting karena itu diperingati setiap tanggal 2 Juli. Sejarah laut nusantara adalah bagian dari navigasi pelayaran perdagangan Nusantara dan peta-peta laut sejak P. Melvill van Caranbee menjadi sejarah laut Indonesia. Lalu bagaimana sejarah kelautan dan laut Nusantara dalam navigasi pelayaran perdagangan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Indonesia Jilid 3-1:Di Nusantara dan Canton Permulaan Hijriah; Serambi Mekkah di Aceh - Titik Nol Islam Nusantara di Barus


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Al-Qur'an kitab suci agama Islam identik dengan bahasa Arab. Bukti tertua bahasa Arab dengan aksara Arab ditermukan dalam prasasti Namara yang berasal dari tahun 328. Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, yang menandai dimulainya dakwah Islam tahun 610. Lalu kemudian pada tahun 622 Nabi Muhammad SAW melakukan hijriah dari Mekah ke Medina (sebagai tahun pertama kalender hijriah). Di Sana’a, Yaman ditemukan sebuah papirus berbahasa Arab yang berasal dari tahun 643, teks yang dianggap sebagai contoh awal berbahasa Arab Islam.


"Titik Nol Islam" mengacu pada Kota Barus di Sumatera Utara, yang diyakini sebagai pusat awal penyebaran agama Islam di Nusantara (Indonesia). Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara diresmikan di Barus pada 24 Maret 2017 oleh Presiden Joko Widodo, menandai pentingnya kota ini dalam sejarah Islam Indonesia. Barus, yang terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, adalah sebuah kota pelabuhan tua yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai negara pada masa lalu. Keberadaan makam-makam kuno, seperti Makam Mahligai dan Makam Papan Tinggi, juga menjadi bukti sejarah awal masuknya Islam ke wilayah ini. Meskipun ada beberapa perdebatan di kalangan sejarawan mengenai titik awal pasti penyebaran Islam, Barus secara resmi ditetapkan sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara, memperkuat posisinya dalam sejarah Islam Indonesia (AI Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah permulaan Hijriah di Nusantara dan Canton? Seperti disebut di atas, (agama) Islam bermula tahun 610 dan penanggalan tahun hijriah dimulai pada tahun 622, tahun kapan Nabi Muhammad SAW melakukan hijriah dari Mekah ke Medina. Lalu bagaimana sejarah permulaan Hijriah di Nusantara dan Canton? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 30 Juni 2025

Sejarah Indonesia Jilid 2-1: Indonesia versi Ptolomeus pada Abad ke-2; Apakah Tacola, Cocconagara Aurea Chersonesus di Malaya?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Jika ditanya AI: Prasasti tertua di Indonesia adalah Prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai, yang berasal dari abad ke-5 Masehi. Prasasti ini ditemukan di daerah Muara Kaman, Kalimantan Timur, dan ditulis dalam bahasa Sanskerta dengan aksara Pallawa. Prasasti Yupa menjadi bukti keberadaan kerajaan Hindu tertua di Indonesia, yaitu Kerajaan Kutai Martadipura. Bagaimana dengan sejarah Indonesia versi Ptolomeus abad ke-2?


Semenanjung Emas (bahasa Yunani: Χρυση χερσόνησος; bahasa Latin: Chersonesus Aurea) adalah nama kuno yang digunakan oleh geografer Ptolomeus (c. 90 M – c. 168 M) untuk menyebut Semenanjung Malaya. Nama ini merupakan terjemahan dari Suvarnadvipa dalam bahasa Sanskerta. Marinus dari Tyrus juga menggunakan istilah ini, tetapi karena dvipa bisa berarti "semenanjung" atau "pulau", geografer Eratosthenes, Dionysius Periegetes, dan Pomponius Mela memutuskan untuk menerjemahkan Suvarnadvipa menjadi "Pulau Emas". Semenanjung Malaya dulu memiliki reputasi di dunia internasional sebagai sumber emas. Martin Behaim, di globe buatannya tahun 1492, mencantumkan pulau Chryse dan Argyre ("Emas" dan "Perak") di dekat Zipangu (Jepang) yang menurut Marco Polo "kaya akan emas". Sebuah ekspedisi dikirim ke daerah ini untuk menemukan dua pulau tersebut pada tahun 1587 di bawah pimpinan Pedro de Unamunu (Wikipedia). Word origin: L chersonesus; Gr chersonēsos; chersos, dry land; +nēsos, island).

Lantas bagaimana sejarah sejarah Indonesia versi Ptolomeus abad ke-2? Seperti disebut di atas, di dalam teks Geographia, ditulis Ptolomeus abad ke-2 terdapat wilayah yang diberi nama Aurea Chersonesus dimana di pantai baratnya diidentifikasi nama (tempat) Tacola dan Cocconagara. Apakah tiga nama tersebut di (semenanjung) Malaya? Lalu bagaimana sejarah Indonesia versi Ptolomeus abad ke-2? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.