*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Hingga
ini hari masih banyak penulis sejarah yang tidak bisa membedakan (organisasi) Perserikatan
Sumatra (Sumtranen Bond) dengan organisasi Jong Sumatranen Bond. Dua
organisasi ini adalah dua organisasi yang berbeda. Perserikatan Sumatra
(Sumatranen Bond) adalah organisasi senior sedangkan Jong Sumatranen Bond
adalah organisasi junior (pemuda). Kurang lebih sama dengan Boedi Oetomo
(senior) dan Jong Java (junior).
Dinamika Sumatranen Bond berbeda dengan dinamika Boedi Oetomo.
Jong Sumatranen Bond adalah
perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat hubungan di antara murid-murid yang
berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa
serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra. Perkumpulan ini didirikan
pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB memiliki enam cabang, empat di
Jawa dan dua di Sumatra, yakni di Padang dan Bukittinggi. Beberapa tahun
kemudian, para pemuda Batak keluar dari perkumpulan ini dikarenakan dominasi
pemuda Minangkabau dalam kepengurusannya. Para pemuda Batak ini membentuk perkumpulan
sendiri, Jong Batak. Kelahiran JSB pada mulanya banyak diragukan orang. Salah
satu diantaranya ialah redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali, yang
mengatakan bahwa Sumatra belum matang bagi sebuah politik dan umum. Tanpa
menghiraukan suara-suara miring itu, anak-anak Sumatra tetap mendirikan
perkumpulan sendiri. Kaum tua di Minangkabau menentang pergerakan yang dimotori
oleh kaum muda ini. Mereka menganggap gerakan modern JSB sebagai ancaman bagi
adat Minang. Aktivis JSB, Bahder Djohan menyorot perbedaan persepsi antara dua
generasi ini pada edisi perdana Jong Sumatra.(Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah Perserikatan Sumatra (Sumatranen Bond)? Seperti disebut di
atas, banyak penulis yang tidak bisa membedakan antara Sumatranen Bond di satu
sisi dan Jong Sumatranen Bond di sisi lain. Apakah ada kaitan Sumatranen Bond
dengan Bataksche Bond? Lalu bagaimana sejarah Sumatranen Bond sendiri? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.