*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini
ada dasarnya tidak
ada alasan untuk bangga menjadi penduduk era modern jika masih ada penduduk awal
yang masih tertinggal. Penduduk Ta’a (dan juga Wana) termasuk penduduk awal, asli
Indonesia. Hanya saja dalam peradaban modern mereka tertinggal atau
ditinggalkan. Namun satu hal, gambaran penduduk Ta’a dan Wana dari sudut
pandang masa kini, mereka tertinggal, tetapi sejatinya mereka adalah gambaran
wajah kita pada awal peradaban di zaman kuno. Tidak hanya suku Ta’a dan Wana,
banyak suku-suku tertinggal di Indonesia yang harus ditempatkan di samping
kita. Melupakan mereka adalah pengingkaran diri kita sendiri.
Suku Ta’a (Bare'e
Taa) adalah suatu suku di Sulawesi Tengah. Disebutkan bahwa suku Taa berbeda
dengan suku To Wana, Suku Taa adalah penduduk asli dan hidup menetap di wilayah
Bongka dan Ampana. Suku Taa pada tahun 1919 pernah mengangkat Tandjumbulu
sebagai Kepala suku Taa dan kemudian pada tahun 1926, Tandjumbulu menjadi Raja
Tojo menggantikan Muslaini melalui pemilihan Raja, Ulubongka adalah sebuah
kecamatan di kabupaten Tojo Una-Una yang berpusat di dea Marowo, berjarak
sekitar 22 Km ke arah selatan dari ibu kota kabupaten Tojo Una-Una. Ampana adalah
sebuah kecamatan yang juga ibu kota kabupaten Tojo Una-Una. Sedangkan suku Tau
Taa Wana adalah subkelompok masyarakat yang mempertuturkan varian bahasa Ta'a. Suku
Tau Taa Wana adalah penduduk asli yang tinggal di desa kecil atau lipu's di
sekitar sungai Bulang dan Bongka. Sejak tahun 2000, suku Wana telah menerapkan
pertanian rotasi untuk melestarikan keberadaan mereka. Sebelumnya mereka
tinggal sebagai suku nomaden.
Lantas
bagaimana sejarah suku Ta’a dan Wana di wilayah Poso, provinsi Sulawesi Tengah?
Seperti disebut di atas, wilayah peradaban mereka di Bongka dan Ampana.yang kini
masuk wilayah kabupaten Tojo Una-una. Lalu bagaimana sejarah suku Ta’a dan Wana sendiri?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.