*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Dalam
sejarah terbentuknya tentara Indonesia (TNI) nama Oerip Soemohardjo sangat
strategis. Pada era pendudukan Jepang, Oerip Soemohardjo termasuk salah satu yang ditahan oleh
militer Jepang (yang lainnya antara lain Amir Sjarifoeddin Harahap dan Ali
Sastroamidjojo). Pada era Perang Kemerdekaan, Oerip Soemohardjo mantan KNIL
berasda di pihak Republik melawan Belanda/NICA.
Jenderal TNI Raden Oerip Soemohardjo (22 Februari 1893 –
17 November 1948) adalah seorang jenderal dan kepala staf umum Tentara Nasional
Indonesia pertama pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Lahir di Purworejo, Setamat
sekolah dasar, mengikuti Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi (OSVIA) di
Magelang. Ibunya wafat saat ia menjalani tahun kedua di sekolah, dan Oerip
berhenti sekolah untuk mengikuti pelatihan militer di Meester Cornelis, Batavia.
Setelah lulus pada tahun 1914, ia menjadi letnan di Koninklijk
Nederlands-Indische Leger (KNIL). Bertugas selama hampir 25 tahun dan akhirnya
menjadi perwira pribumi dengan pangkat tertinggi di KNIL. Oerip mengundurkan
diri sekitar tahun 1938 setelah berselisih dengan Bupati Purworejo, tempat ia
ditempatkan. Oerip kemudian pindah ke sebuah desa dekat Yogyakarta membangun vila
dan kebun bunga yang luas. Setelah Jerman Nazi menginvasi Belanda pada bulan
Mei 1940, Oerip dipanggil kembali untuk bertugas. Ketika Jepang menduduki Indonesia
(Hindia Belanda) dua tahun kemudian, Oerip ditangkap dan ditahan di kamp
tawanan perang selama tiga setengah bulan. Ia melalui sisa masa pendudukan
Jepang di vilanya. Pada tanggal 14 Oktober 1945, beberapa bulan setelah
Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Oerip ditetapkan sebagai kepala staf
dan pemimpin sementara angkatan perang yang baru dibentuk.
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo? Seperti
disebut di atas, Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo adalah tokoh penting dalam
pembentukan tentara Indonesia (TNI). Lalu bagaimana sejarah Letnan Jenderal
Oerip Soemohardjo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.