Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini
Klik Disini
Dja
Endar Moeda, alumni Kweekschool Padang Sidempuan (lulus 1884), guru di
Tapanoeli, West Sumatra dan Atjeh setelah pension memilih menetap di Kota
Padang. Pada tahun 1895 Dja Endar Moeda mendirikan sekolah swasta di Kota Padang,
sebagai wujud kepeduliannya terhadap pendidikan mengingat saat itu di Kota
Padang banyak penduduk usia sekolah tidak tertampung di sekolah negeri.
|
Visi Menjadi Indonesia |
Dja Endar Moeda
tidak hanya mengajar, juga menulis buku-buku pelajaran sekolah, buku umum dan
mengarang novel. Pada tahun 1897, ketika Dja Endar Moeda menawarkan novelnya
yang baru ke penerbit/percetakan surat kabar berbahasa Melayu, Pertja Barat,
selain novelnya diterima juga ditawarkan kedudukan sebagai editor surat kabar
Pertja Barat. Dja Endar Moeda menerima tawaran tersebut. Dja Endar Moeda
menjadi editor pribumi pertama di Hindia Belanda. Tidak lama kemudian, Dja
Endar Moeda dilaporkan telah mengakuisisi surat kabar tersebut beserta
percetakannya. Pada tahun itu juga Dja Endar Moeda menerbitkan surat kabar
berbhasa Melayu Tapian Na Oeli.
Di
Kota Padang, Dja Endar Moeda yang terus berbicara pendidikan pribumi, juga
berbicara tentang kemiskinan dan pembangunan kehidupan bagi penduduk utamanya pembangunan
pertanian dan industri (rakyat). Dja Endar Moeda mulai menarik garis pemisah
antara Belanda dan pribumi.