*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Sejarah
perkeretaapian sudah lama di Indonesia sejak era Pemertah Hindia Belanda;
Banyak jalur yang masih aktif hingga kini, tetapi juga banyak jalur yang telah
ditutup (tidak aktif). Tentu saja pada masa ini ada penambahan jalur baru.
Pembangunan jalur kereta api tempo doeloe pada era Pemerintah Hindia Belanda
mengikuti arus barang. Pada masa kini perkembangan moda transportasi jalan raya
menyebabkan jalur tertentu ditutup. Kini, program pengembangan jalur kereta api
lebih mempertimbangkan arus orang. Apakah dimungkinkan lagi jalur yang ditutup
dapat diaktifkan kembali?
Jalur kereta api di Indonesia di
bawah ini mengacu pada jalur kereta api yang sedang, pernah, atau akan
beroperasi di Indonesia. Berikut ini adalah daftar lintas jalur kereta api yang
sampai saat ini masih aktif di Indonesia (disusun menurut nomor lintas jalur
kereta api tersebut): Merak–Tanah Abang; Lintas Jakarta: Tangerang–Duri; Rajawali–Cikampek;
Cikampek–Padalarang; Padalarang–Kasugihan; Bandung–Cicalengka: Cicalengka–Cibatu;
CIbatu–Tasikmalaya; Tasikmalaya–Banjar; Banjar–Kasugihan; Manggarai–Padalarang;
Manggarai–Bogor; Bogor–Cicurug; Cicurug–Sukabumi; Sukabumi–Cianjur; Cianjur–Padalarang;
Cikampek–Cirebon; Cirebon–Prupuk–Tegal; Tegal–Brumbung; Prupuk–Kroya; Kroya–Cilacap;
Kroya–Kutoarjo; Kutoarjo–Solo Balapan; menuju Bandara Internasional Yogyakarta;
menuju Karangtalun; Padalarang–Kasugihan; Cibatu-Cikajang; Brumbung–Gundih–Gambringan;
Gambringan–Surabaya Pasarturi; Gundih–Solo Balapan; menuju Bandara
Internasional Adisoemarmo; Kutoarjo–Solo Balapan; Solo Balapan–Kertosono
(bersama lintas Kertosono–Wonokromo); Purwosari–Wonogiri, Kandangan–Sumari: Lintas
Surabaya: Kertosono–Bangil; Wonokromo–Bangil: Bangil–Kalisat: Kalisat–Banyuwangi;
Yogyakarta–Solo Balapan; Solo Jebres–Sragen; Sragen–Ngawi; Ngawi–Madiun; Madiun–Nganjuk;
Nganjuk–Kertosono; Kertosono–Sembung; Sembung–Mojokerto; Mojokerto–Tarik; Tarik–Sepanjang;
ke arah Sidoarjo; ke arah Solo Kota; ke arah Wonogiri; Kandangan–Indro; Wonokromo–Surabaya
Kota; menuju Benteng (Prins Hendrik) via Sidotopo; Surabaya Kota–Kalimas; Surabaya
Pasarturi–Kalimas; Surabaya Pasarturi–Gubeng; Kertosono–Kediri; Kediri–Tulungagung;
Tulungagung–Blitar; Blitar–Wlingi; Wlingi–Kepanjen; Kepanjen–Malang; Malang–Lawang;
Lawang–Sengon; Sengon–Bangil; Wonokromo–Bangil; Bangil–Pasuruan; Pasuruan–Probolinggo;
Probolinggo–Klakah; Klakah–Jember; Jember–Kalisat: Kalisat–Mrawan; Mrawan–Kabat;
Kabat–Ketapang; Di Sumatra: Kr. Mane–Kr. Geukueh; Belawan–Labuan; Labuan–Medan;
Binjai–Medan: Medan–Serdang; Serdang–Perbaungan; Perbaungan–Bamban; Bamban–Tebing
Tinggi; menuju Bandara Internasional Kualanamu; Tebing Tinggi–Kisaran; Bandar
Tinggi–Kuala Tanjung; Tebing Tinggi–Siantar; Kisaran–Tanjungbalai; Kisaran–Rantau
Prapat; Teluk Bayur–Padang; Padang–Lubuk Alung; Lubuk Alung–Kayu Tanam; Lubuk
Alung–Pariaman; Pariaman–Naras; Bukit Putus–Indarung; menuju Bandara
Minangkabau; Lubuklinggau–Muara Enim; Muara Enim–Gunung Megang; Gunung
Megang–Prabumulih; Prabumulih–Kertapati; Prabumulih–Peninjawan; Peninjawan–Baturaja;
Baturaja–Martapura; Martapura–Negararatu; Negararatu–Cempaka; Cempaka–Kotabumi;
Kotabumi–Blambangan Pagar; Blambangan Pagar–Haji Pemanggilan; Haji
Pemanggilan–Tegineneng; Tegineneng–Labuanratu; Labuanratu–Tanjungkarang; Tanjungkarang–Pidada;
menuju Tarahan
(Wikipedia)
Lantas
bagaimana sejarah moda transportasi kereta api di Indonesia? Seperti disebut di
atas, pembangunan jalur kereta api pada era Pemerintah Hindia Belanda mengikuti
arus barang, tetapi kini pengembangan jalur kereta api lebih mempertimbangkan arus
orang. Lalu bagaimana sejarah moda transportasi kereta api di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.