*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Penduduk asli (pulau) Singapoera yang berasal dari
pulau-pulau di Nusantara berbahasa Melayu. Kehadiran pendatang Cina dan India
yang intens sejak kehadiran Inggris di Semenanjung Malaya (khususnya Penang dan
Malaka). Manakala Inggris membuka koloni di pulau Singapoera, para pendatang
Cina khususnya lambat laun semakin dominan (bahkan sudah jauh melampaui
penduduk berbahasa Melayu). Sejak kemerdekaan Singapoera dan memisahkan diri
dari Federasi Malaysia 1965, posisi penduduk berbahasa Melayu menjadi pangkal
arah kepunahan bahasa Melayu.
Setelah lama Inggris berkoloni di Penang, Malaka dan Singapoera dengan wilayah Semenanjung Malaya sebagai protektorat (penjajahan ala Inggris), pada tahun 1954 Inggris mulai memberikan Federasi Malaya kemerdekaan (termasuk Penang, Malaka dan Singapoera). Menjelang kemerdekaan ini ada tuntutan Malaya agar ada perwakilan Malaya di parlemen Singapoera, bahasa Melayu sebagai bahasa resmi dan agama Islam memiliki kebebasan. Namun situasi berubah pada tahun 1957 yang diberikan kemerdekaan adalah Federasi Malaya (minus Singapoera). Inggris masih berkoloni di Singapoera. Dalam pembentukan Federasi Malaysia tahun 1963 (Federasi Malaya, plus Singapoera, Serawak dan Sabah), awalnya Singapoera nyaman-nyaman saja (karena ketergantungan perdagangan kepada Semenanjung Malaya), namun menjadi masalah yang menyebabkan Singapoera keluar dari federasi pada tahun 1965. Latah orang Melayu di Malaya terhadap Singapoera dan dominasi Cina di Singapoera menjadi faktor penting Singapoera menjadi negara yang berdiri sendiri (meski pangkalan angkatan laut Inggris masih di Singapoera).
Lantas bagaimana sejarah bahasa Inggris diakui dan bahasa Cina lestari di Singapoera? Apakah Bahasa Melayu akan punah? Seperti disebut di atas, Singapoera awalnya bagian dari Federasi Malaya, namun kemudian Singapoera memisahkan diri dari Federasi Malaysia menjadi negara sendiri. Lalu bagaimana sejarah bahasa Inggris diakui dan bahasa Cina lestari di Singapoera? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.