Sabtu, 20 September 2025

Sejarah Bahasa Indonesia (11): Asal-Usul Mengapa Mereka Sebut ‘Bahasa’; Mari Kita Luruskan nama Indonesia, Bahasa Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa Indonesia di blog ini Klik Disini

Pada masa ini orang asing kerap menyingkat nama “Bahasa Indonesia” dengan menyebut hanya dengan sebutan “Bahasa” saja. Sudah barang tentu perihal semacam itu harus diluruskan oleh orang Indonesia. Mengapa? Sebab, sadar atau tidak sadar orang asing (terutama orang Belanda dan orang Inggris) akan menyebarkan penyebutan yang keliru tersebut. Bagaimana asal usul munculnya sebutan “bahasa”? Yang jelas sebelumnya sudah terlebih dahulu terjadi pada sebutan nama “Indon” untuk nama “Indonesia”.

 

Terdapat perbedaan mendasar antara istilah "bahasa" dan "bahasa Indonesia", meskipun dalam percakapan sehari-hari keduanya sering kali digunakan secara bergantian. Secara umum, kata "bahasa" berarti sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi. Kata ini dapat merujuk pada bahasa apa saja yang ada di dunia, seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Sunda, dan sebagainya. Jika seseorang berkata, "Aku sedang belajar bahasa," pernyataan ini tidak spesifik, karena tidak jelas bahasa apa yang dimaksud. Istilah "Bahasa Indonesia" mengacu pada satu bahasa spesifik, yaitu bahasa resmi dan nasional yang digunakan di Indonesia. Secara tata bahasa, "Bahasa Indonesia" berarti 'bahasanya orang Indonesia'. Penggunaan istilah yang lengkap ini sangat penting untuk menghindari kerancuan, terutama dalam konteks formal atau ketika berkomunikasi dengan orang dari negara lain yang tidak menggunakan bahasa Melayu. Kesalahpahaman sering muncul, terutama di luar negeri, ketika kata "Bahasa" digunakan tanpa embel-embel "Indonesia". Beberapa penutur bahasa Inggris sering kali menyebut bahasa Indonesia sebagai "Bahasa" saja, padahal kata tersebut bermakna 'bahasa' secara umum. Contohnya: Tidak tepat: "Do you speak Bahasa?". Tepat: "Do you speak Indonesian?" atau "Do you speak Bahasa Indonesia?". Namun, dalam percakapan sehari-hari di Indonesia, penyebutan "bahasa" saja sering kali sudah dipahami sebagai "bahasa Indonesia" karena konteks yang jelas bagi sesama penutur (AI Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah asal-usul mengapa “mereka” menyebut “bahasa”? Seperti disebut di atas, gejala itu sudah berlangsung lama, sebagaimana juga sebutan “Indon”. Oleh karena itu, ‘kita’ harus meluruskan penyebutan nama “Indonesia” dan nama “Bahasa Indonesia”. Lalu bagaimana sejarah asal-usul mengapa “mereka” menyebut “bahasa”? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Asal-Usul Mengapa ‘Mereka’ Menyebut ‘Bahasa’; ‘Kita’ Harus Luruskan Nama ‘Bahasa Indonesia’

Tunggu deskripsi lengkapnya

‘Kita’ Harus Luruskan Nama ‘Bahasa Indonesia’: Orang Inggris dan Bahasa Melayu, Orang Belanda dan Bahasa Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar