*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Timur di blog ini Klik Disini
Balabalagan adalah suatu kepulauan yang betrada di timur pantai Kalimantan (Selat Sulawesi). Lantas apakah ada sejarahnya? Tentu saja ada, hanya saja kurang terinformasikan. Hal ini boleh jadi karena kepulauan (karang) boleh jadi dianggap tidak penting. Karena itu tidak ada yang tertarik menulisnya. Namun sejarah, tetaplah sejarah. Seharusnya sejarah Balabalagan haruslah dianggap penting, karena kini Balabalagan sudah berada di halaman ibu kota Republik Indonesia.
Sejarah Balabalagan sesunguhnya bukan baru. Sejarah Balabalagan bahkan sudah tercatat sejak lampau? Sejarah Balabalagan dimulai dari pantai timur Borneo. Namun yang menjadi pertanyaan mengapa kini kepulauan Balabalagan masuk wilayah Sulawesi Barat? Okelah, itu satu hal. Hal yang lebih penting bagaimana sejarah Balabalagan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Balabalagan
Sejak tahun 1840 angkatan laut Hindia Belanda mulai intens melakukan pengukuran pulau-pulau termasuk mengidentifikasi pulau-pulau kecil (bahkan batas terluar Hindia Belanda). Salah satu hasil pengukuran navigasi pelayaran adalah titik pulau tertimur dari kepulauan Balabalagan yakni dengan koordinat 2 32 50 LS dan117 56 59 BT (lihat Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indië, 1874). Sementara untuk titik terdekat dari kepulauan adalah Hoek Aroe (Tanjung Aru) pada posisi 2 10 8 LS dan 116 34 39 BT.
Kepulauan Balabalagan sebelunya disebut kepulauan Paternoster. Pulau ini sudah ada penghuni seperti yang dinyatakan seseorang pada tahun 1872 (lihat Leeuwarder courant : hoofdblad van Friesland, 02-08-1972) Disebutkan seseorang mengirim surat kepada tantenya di Balabalangan di kepulauan Patermoster yang termasuk wilayah Kalimantan Tenggara (Zuid Oost van Borneo).
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar