*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini
Pada tanggal 14 Agustus 1945, meklalui radio,
Kaisar Jepang menyatakan takluk kepada pimpinan Sekutu/Amerika Serikat. Oleh
karena berita ini dapat diketahui di kapal-kapal yang sandar di pelabuhan
Tandjoeng Priok, berita itu cepat menyebar ke darat yang kemudian direspon para
pemuda revolusioner untuk bertindak menuntut penyegeraaan proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Para pemimpin Indonesia, akhirnya membacakan teks proklmasi kemerdekaan
di Djakarta tanggal 17 Agustus 1945. Dengan demikian, secara politis Indonesia
telah merdeka. Bagaimana hal ini di berbagai temopat di Indonesia?
Tanggal 19 Agustus 1945, Daerah Istimewa Surakarta Berdiri. 6 September 2020. Ttibunsolowiki.com. Euforia proklamasi kemerdekaan Indonesia pada Jum'at, 17 Agustus 1945, menjalar cepat ke penjuru wilayah nusantara, termasuk Surakarta, Yogyakarta dan Mangkunegara. Ucapan selamat disampaikan oleh Paku Buwono XII dan KGPAA Mangkunegara VIII melalui telegram. Kasunanan Surakarta menjadi wilayah pertama mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara melalui maklumat 1 September 1945, baru kemudian diikuti oleh Yogyakarta, Pakualaman dan Mangkunegaran. Pada 6 September 1945, Sukarno, Presiden Republik Indonesia memberikan Piagam Kedudukan daerah istimewa dua wilayah Surakarta dan Yogyakarta, diberikan melalui Menteri Negara, Mr. Sartono dan Mr. Maramis 19 Agustus 1945. Pembagian wilayah itu merupakan perpaduan antara Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman yang bersatu menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Daerah Istimewa Surakarta mengalami kendala, dua wilayah kekuasaan Kasunanan dan Mangkunegaran berbeda pendapat perihal keistimewaan daerah mereka. Sejarawan Universitas Gadjah Mada, Muhammad Aprianto, akibat kekisruhan tersebut, rakyat tergabung dalam gerakan perjuangan seperti, BKR, Hizbullah dan Tentara Pelajar, menentang keberadaan Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran adanya feodalisme di Surakarta dianggap sebagai representasi Belanda. Akibatnya pada tahun 1946, status "daerah istimewa" dicabut melalui Penetepan Presiden No.16/SD Tahun 1946. Selain gejolak internal keraton, masyarakat Kota Surakarta juga melakukan aksi menolak keinginan para raja, membakar kediaman Patih Kasunanan Surakarta. Pada tahun 1950, memutuskan Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran menjadi wilayah dibawah administrasi pemerintahan Provinsi Jawa Tengah (Undang-Undang 1950 No.16). (https://tribunsolowiki.tribunnews.com)
Lantas bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Djakarta 17 Agustus 1945? Seperti disebut di atas, teks proklamasi kemerdekaab dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno. Itu semua bermula Ketika tanggal 14 Agustus Kaisar Jepang menyatakan takluk kepada Sekutu/Amerika Serikat. Lalu bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Djakarta 17 Agustus 1945? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Hari-H Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Djakarta 17 Agustus 1945; Situasi dan Kondisi di Kota Soerakarta
Pada saat pendudukan militer Jepang di Indonesia, nun disana di Eropa, Jerman menduduki Belanda. Yang anti Jerman di Belanda ditangkap lalu dijebloskan ke kamp konsentrasi. Tidak hanya orang Belanda sendiri, tetapi juga terdapat orang Indonesia yang ditangkap dan dijebloskan ke kamp konsentrasi/NAZI. Orang Indonesia tersebut adalah Dr. Parlindoengan Leobis. Sementara itu keluar masuk (wilayah) Belanda sangat dibatasi, di bawah pengawasan militer Jerman. Meski demikian, ada juga yang lolos termasuk seorang Indonesia berasal dari Soerakarta.
Amigoe di Curacao : weekblad voor de Curacaosche eilanden, 18-11-1944: ‘Pangeran Arjo Boto
Koesoemo, putra Susochoenan dari Soerakarta, baru saja tiba di London. Dia
belajar hukum di Belanda dan baru-baru ini berhasil melarikan diri’.
Pendudukan Jerman di Belanda yang dimulai bulan Mei 1940, setelah kekalahan dari Sekutu harus berakhir pula Jerman di Belanda pada bulan Mei 1945. Sejak inilah orang-orang Indonesia di Belanda dengan caranya sendiri banyak yang pulang ke tanah air melalui maskapai pelayaran/penerbangan asing. Sedangkan orang Indonesia yang masih di Belanda, apakah karena alasan studi belum selesai atau factor lain, mulai melancarkan demonstrasi-demonstrasi dan rapat-rapat umum untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia (dari pendudukan Jepang). Pimpinan rapat umum yang diadakan di kota Amsterdam dipimpin oleh FKN Harahap (ketua Perhimpoenan Indonesia). Sebagai rasa solidaritas atau maksud lain, orang-orang Belanda juga ikut meramaikan demonstrasi/rapat umum orang-orang Indonesia tersebut.
Sementara itu, saat mana pertempuran demi pertempuran antara militer
Jepang dan pasukan Sekutu baik di Pasifik maupun di bagian timur Indonesia,
dalam posisi Jepang mulai terkesan terkepung oleh militer Amerika Serikat, para
aktivis Hindia Belanda yang terkonsentrasi di Eropa dan Australia mulai Menyusun
rencana dan misi-misi dalam hubungannya kembali ke Hindia Belanda jika Jepang
sudah takluk. Gerakan Kembali Hindia Belanda salah satu pimpinannya adalah HJ
van Mook. Para sukarelawan kemudian terbentuk di berbagai tempat.
Setelah bumi hangus dengan menjatuhkan bom di Hirosima dan Nagasaki oleh Angkatan udara Amerika Serikat, beberapa hari kemudian seperti yang diduga, pada tanggal 14 Agustus 1945 Kaisar Jepang berpidato yang intinya menyatakan takluk. Pidato yang disiarkan melalui radio ini menggema ke seluruh muka bumi. Orang-orang Eropa/Amerika yang anti facis, termasuk orang-orang Belanda dan secara khusus oleh para aktivis Hindia Belanda bersukacita. Rencana-rencana aktivis Hindia Belanda itu, terutama di Australia semakin dekat untuk direalisasikan: Kembali ke Hindia Belanda. Namun tak disangka berita proklamasi kemerdekaaan Indonesia 17 Agustus 1945 sedikit membuat kaget para aktivis, tetapi itu segera dapat dieliminasi sehubungan dengan realisasi misi pasukan Sekutu/Inggris ke Indonesia untuk pembebasan para interniran Eropa/Belanda dan pelucutan senjata dan evakuasi militer Jepang.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Situasi dan Kondisi di Kota Soerakarta: Pasca Kemerdekaan Para Revolusioner Indonesia Masih Tetap Berjuang
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar