*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Kerajaan
Loloda adalah salah satu kerajaan yang berdiri di wilayah Maluku Utara pada
abad ke-13. Kerajaan ini terletak di bagian utara dan barat pulau Halmahera.
Kerajaan Loloda merupakan kerajaan tertua di Maluku Utara yang wilayahnya
meliputi pesisir pantai barat laut hingga pantai barat daya Pulau Halmahera.
Pada Abad ke-19 hingga awal abad ke-20 Loloda berstatus distrik dengan
kepemimpinan Sangaji.
Loloda adalah bahasa Halmahera Utara. Kawasan Loloda merupakan bagian dari Kabupaten Halmahera Barat. Garis pantai di sini sangat terjal, terkadang terdapat tebing-tebing vertikal yang menjulang dari laut. Penduduk daratan yang sebagian besar beragama Kristen sebagian besar tinggal di desa-desa terpencil yang terletak di teluk yang indah. Kedi, ibu kota daerah Loloda bagian selatan yang termasuk Kabupaten Halmahera Barat, berada di selatan, dekat perbatasan dengan Ibu. Loloda Utara juga mencakup gugusan pulau-pulau besar di lepas pantai utaranya. Penduduk pulau-pulau yang sangat cantik ini, yang terbesar adalah Doi dan Dagasuli, sebagian besar beragama Islam. Desa-desa di sepanjang bagian paling utara pantai ini secara etnis adalah suku Galela, dan secara umum budaya dan bahasa Loloda cukup mirip dengan budaya dan bahasa tetangga Galela. Ada seorang Sultan setempat yang dianggap tidak terlalu berkuasa. Loloda dan sekitar distrik ini menggunakan perahu. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Loda bahasa Loloda di Halmahera? Seperti disebut di atas bahasa Loloda yang dulu disebut Loda (saja) dituturkan kelompok populasdi di pulau Halmahera. Bahasa Galela sejak era Kerajaan Gilolo di pantai del Moro. Lalu bagaimana sejarah bahasa Loda bahasa Loloda di Halmahera? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.