*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Biak berasal dari kepulauan Biak di Teluk Cenderawasih. Orang Biak terdiri beberapa
sub-suku, seperti Aimando, Betew, Kafdaron, Karon, Usba, dan Wardo yang
kebanyakan telah bermigrasi dan menetap di Kepulauan Raja Ampat sejak abad
ke-15. Penamaan Biak sendiri diawali zaman pemerintahan kolonial Belanda pada
abad ke-17, orang Belanda memberi nama kepulauan Biak-Numfor dengan sebutan
Schouten Eilanden. Ada juga yang menyebutnya Numfor, Mafor, Wiak, atau Vyak.
Bahasa Biak (Wós Vyak) adalah salah satu bahasa Austronesia yang dituturkan di Provinsi Papua terutama di pulau Biak, pulau Numfor, dan sekitarnya. Penutur bahasa ini pada tahun 2000 berjumlah 30.000 orang. Bahasa Biak mempunyai beberapa dialek, antara lain: Ariom, Bo’o, Dwar, Fairi, Jenures, Korem, Kaipuri, Manduser, Mofu, Opiaref, Padoa, Penasifu, Samberi, Sampori (Mokmer), Sor, Sorendidori, Sundei, Wari, Wadibu, Sorido, Bosnik, Korido, Warsa, Wardo, Kamer, Mapia, Mios, Num, Rumberpon, Monoarfu, V7ogelkop (Kepala Burung). Bahasa Biak berbeda dengan bahasa Serui Laut, Yawa Onare dan Waran Onate (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Biak orang Biak di pulau Biak? Seperti disebut di atas bahasa Biak dituturkan di pulau Biak dan sekitar. Garis navigasi pelayaran perdagangan tempo doeloe di Papua. Lalu bagaimana sejarah bahasa Biak orang Biak di pulau Biak? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982