*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Di laman Wikipedia hanya ada emtri Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hasan Sadikin. Tidak ada entri nama Dr Hasan Sadikin. Lantas siapa Dr Hasan Sadikin? Tentulah pertanyaan ini yang menyebabkan sejarah Dr Hasan Sadikin kurang terinformasikan. Padahal nama Dr Hasan Sadikin di Bandung sangat dikenal luas sebagai nama rumah sakit. Mungkin orang hanya balik bertanya: ‘Apalah arti sebuah nama?’ Tapi pertanyaannya, nama itu melekat pada rumah sakit besar di Bandung.
Lantas bagaimana sejarah Dr Hasan Sadikin? Seperti disebut di atas, narasi sejarah Dr Hasan Sadikin kurang terinformasikan meski namanya sudah ditabalkan sebagai nama rumah sakit besar di Bandung. Lalu bagaimana sejarah Dr Hasan Sadikin? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan Indonesia dan Dr Hasan Sadikin: Kini Nama Rumah Sakit
Pada tahun 1937 Hasan Sadikin lulus ujian kandidat pertama di sekolah tinggi kedokteran Geneeskundige Hoogeschool di Batavia (lihat De Indische courant, 21-12-1937). Yang lulus bersama dengan Hasan Sadikin antara lain R Abdoel Hadji, T Roesli, Soepandi dan Tan Tjin Siok.
Geneeskundige Hoogeschool di Batavia dibukan tahun 1927. Mahasiswa yang diterima adalah lulusan sekolah menangah AMS 6 tahun atau HBS 5 tahun. Lama studi dengan tahapan lulus ujian kandidat pertama, lulus ujian kandidat kedua, lulus ujian doktoral pertama dan lulus ujian doktoral kedua plus lulus ujian doktoral ketiga, Gelar dokter yang diberikan Arts. Sementara gelar sekolah kedokteran NIAS di Soerabaja dengan gelar Indisch Arts. Sedangkan sebelumnya di STOVIA gelar yang diberikan adalah Inlandsch Arts. Gelar Arts setara dengan di Eropa/Belanda. Hasa Sadikin diduga lulusan Cultuurschool di Soekaboemi. Yang diterima di sekolah ini adalah lulusan MULO. Pada 1934 Hasan Sadikin lulus ujian transisi naik dari kelad dua ke kelas tiga (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-06-1934).
Hasan Sadikin lulus ujian kandidat kedua pada tahun 1940 (lihat Soerabaijasch handelsblad, 03-06-1940). Sedangkan yang lulus ujian dokter kedua adalah Jp Koan Tjai dan Lim Soei Giap. Beberapa bulan sebelumnya Abdoel Halim lulus ujian dokter kedua (lihat Locomotief, 30-01-1940). Tampaknya sebelum pendudukan Jepang, Hasan Sadikin belum bisa menyelesaikan studinya. Pemerintah Hindia Belanda menyerak kepada Jepang pada bulan Maret 1942.
Sebagai perbandingan Abdoel Halim lulus ujian kandidat dua tahun 1934 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-12-1934). Lulus ujian doker pertama (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 12-08-1936). Lulus ujian pertama dokter (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 23-05-1938). Lulus ujian dokter kedua (lihat Locomotief, 30-01-1940)
Tunggu deskripsi lengkapnya
Sejarah Rumah Sakit Bandoeng: Dr Hasan Sadikin
Pada tahun 1951 Hasan Sadikin tinggal di Bandoeng (lihat Algemeen Indisch dagblad : de Preangerbode, 20-04-1951). Disebutkan di dalam iklan buka layanan Minggu, dokter umum Hasan Sadikin jalan Dago No 76 Telp 378.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar