*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bandung dalam blog ini
Klik Disini
Di Medan sempat muncul surat kabar Benih
Mardeka tahun 1916. Karena itu orang Medan sangat bangga karena sudah ada surat
kabar yang menyuarakan merdeka sebelum kemerdekaan Indonesia. Demikian juga di
Padang Sidempuan tahun 1919 terbit surat kabar Sinar Merdeka dengan editor
Parada Harahap. Di Bandung bahkan lebih awal lagi, sejak 1892 dilaporkan ada
nama kampong bernama Merdika.
|
Woningen aan de
Nieuwe Merdikaweg te Bandoeng 1905 |
Merdika,
Mardeka dan Merdeka tiga kata yang memiliki pengertian yang sama, hanya beda
pelafalan saja. Surat kabar Benih Mardeka memiliki motto 'Orgaan Oentoek
Menoentoet Keadilan dan Kemerdekaan'. Sedangkan Sinar Merdeka dengan motto ‘Organ
Ontoek Kemadjoean Bangsa dan Tanah Air'.
Kampong Merdika Bandung tidak dalam
konteks berpolitik. Namun namanya cukup terkenal di Bandung. Terkenal karena
letak kampong ini tidak jauh dari rumah Asisten Residen Bandung dan sekolah
guru (Kweekschool) Bandung. Kampong Merdika merupakan transformasi Kampong Lio namanya kemudian menjadi desa Merdika Lio yang dalam perkembangannya menjadi kawasan elit di Bandung (Utara). Lantas mengapa nama kampong itu disebut Merdika?
Ini ceritanya.
Asal
Usul Kampong Merdika
Pada tahun 1846 pemerintah membangun
sejumlah bangunan yang memerlukan bata. Bangunan-bangunan tersebut adalah rumah
Asisten Residen, istana Bupati Bandoeng, kantor pos, penjara, gedong mahkamah
dan tentu saja renovasi kantor Controleur (yang sudah dibangun sejak 1829). Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, pabrik bata dibangun karena tanahnya sesuai untuk
menghasilkan bata berkualitas.