*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Dalam dunia pengetahuan alam sebelum kegiatan
eksploitasi dalam perkembangan lebih lanjut diperlukan eksplorasi. Dalam hal ini
jika eksploitasi sudah jenuh diperlukan kegiatan baru yang mengawali
(eksplorasi). Demikian pula yang terjadi dalam dunia social, dalam bidang
penyelidikan ilmu-ilmu social. Pertanyaannya: Apakah kita sudah cukup puas
dengan narasi sejarah yang ada masa kini? Tampaknya tidak. Dunia modern
membuat manusia sampai ke bulan. Narasi pengetahuan sejarah (hasil eksploitasi
pengetahuan) yang ada masa ini haruslah dijadikan sebagai syarat perlunya saja.
Dunia modern memerlukan eksplorasi yang lebih baru dan mutakhir. Dengan
demikian kekayaan ilmu pengathuan manusia tidak hanya yang sudah ada, itu-itu
saja.
Satu topik sejarah yang belum pernah diretas pada masa ini adalah hukum keseimbangan sejarah. Selama ini narasi sejarah selalu datang dari satu tempat ke tempat lain dalam satu arah. Contohnya sejarah (peradaban Nusantara/Indonesia) mengalir dari barat di India. Pendapat ini semakin diikat dengan teori penyebaran manusia homo sapiens yang bermula di Afrika (Out of Africa). Bukankah homo sapiens lebih baru dari homo lainnya seperti homo neanderthal? Hukum keseimbangan sejarah dalam hal ini bahwa timbangan tidak harus sama berat di dua sisi. Ukuran proporsi juga harus menjadi hukum keseimbangan sejarah. Jika narasi sejarah Nusantara/Indonesia masa ini selalu dihubungan dengan origin di India, lalu apakah tidak ada kontribusi Nusantara/Indonesia dalam terbentuknya fakta sejarah. Jika ada, maka narasi sejarah haruslah dibuat dalam konteks keseimbangan.
Lantas bagaimana sejarah Nusantara versus India, dimana lebih dulu berkembang lebih awal? Seperti disebut di atas, peradaban manusia itu (hingga ini hari) telah berlangsung ribuan tahun. Dalam hal ini ribuan hal telah terjadi, ribuan masa telah dilalui. Apakah ribuan masa itu memiliki hal yang seragam dan arah yang sama? Lalu bagaimana sejarah Nusantara versus India, dimana lebih dulu berkembang lebih awal? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.