*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Dunia sejarah kita pada masa ini kerap tergunjang
karena penemuan baru. Yang membuat kita lebih terguncang adalah setiap penemuan,
para ahli yang menemukannnya selalu memberi analisis dan interpretasi yang
seringkaali berita hebohnya yang ditinjolkan daripada bagaimana penemuan itu
dapat dijelaskan. Hal itulah yang terjadi pada penemuan serpihan kapal tua di
Muaro Jambi dan rongsokan kapal-kapal tua di Rembang. Seperti biasa, berita
penamuan kuno dihubungkan dengan hal yang heboh lagi. Penemuan di Jambi
dihubungkan dengan kapal Hang Tuah dan penemuan di Rembang dihubungkan dengan
kapal layar pada relief candi Borobudur.
Dimana temuan kapal kuno di dua tempat itu ditemukan? Di wilayah Jambi temuan itu berada di desa Kota Harapan, kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Juga penemuan dihubungkan dengan penemuan di desa Lambur di kecamatan yang sama. Temuan di wilayah Rembang ditemukan di desa Punjulharjo di kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Satu yang pasti penemuan kapal kuno di dua wilayah itu sama-sama berada di pantai/pesisir laut. Pertanyaannya: Apakah penemuan di Jambi itu dapat dihubungkan dengan era Hang Tuah apalagi era Srieijaya? Juga apakah penemuan di Rembang itu dapat dihubungkan dengan Mataram Kuno? Menurut ahli sejarah, jika sesuatu yang hilang di masa lampau dan masih gelap, carilah ditempat yang terang.
Lantas bagaimana sejarah penemuan kapal tua di pantai Jambi dan pantai Rembang? Seperti disebut di atas, penemuan itu berada di garis pantai pada masa ini. Apakah garis pantai masa kini sama dengan garis pantai masa lalu di zaman kuno? Lalu bagaimana sejarah penemuan kapal tua di pantai Jambi dan pantai Rembang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.