Kawah gunung Tangkoeban Prahoe (1900) |
Semangat serupa inilah yang pernah
muncul pada tahun 1925 di Bandoeng dimana sejumlah orang memprakarsai
didirikannya klub pecinta Bandoeng dengan nama Vereeniging Bandoeng Vooruit
(Sarikat Bandung Maju). Klub ‘sadar kota’ ini adalah seperti klub-klub social
lainnya, seperti Societeit Concordia, klub Paroekoenan. Namun klub Bandoeng
Vooruit lebih focus pada upaya promosi kota agar kunjungan para wisatawan lebih
meningkat lagi.
Nama
sarikat serupa ini juga muncul di sejumlah kota, seperti Vereeniging Brastagi
Vooruit werd door de Landschappen in de Karolanden (De Sumatra post, 12-03-1926).
Soekaboemi vooruit. Koetaradja vooruit dan lainnya. Di lua negeri juga
ditemukan seperti Nijmegen Vooruit (Haagsche courant, 30-08-1933).
Vereeniging
Bandoeng Vooruit
Pada tanggal 17 Februari 1925 di
Bandoeng berkumpul sejumlah orang yang memiliki minat yang sama untuk
mempromosikan Bandoeng. Promosi dalam hal tidak hanya keluar (ke tempat jauh) juga
promosi ke dalam (semua lapisan masyarakat). Pengurus klub Bandoeng Vooruit
termasuk Wali Kota Reitsma dan Wakil Wali Kota Biezeveld.
Het nieuws, 18-02-1925 |
Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-02-1925: ‘Bandoeng Vooruit!: Konstituante
dari Bandoeng Vooruit dihadiri oleh walikota dan beberapa anggota dewan. Diangkat
sebagai pengurus (bestuur) Reitsma, Hoogland, Poldervaart, De Vroom dan
Biezeveld. Tujuannya adalah promosi kepentingan Bandoeng bagi wisatawan asing
dari jauh’.
Program pertama Bandoeng Vooruit adalah
untuk membuka akses jalan menuju ke kawah gunung Tangkoeban Prahoe. Untuk
mendukung program ini anggota Dewan Kota memberikan hibah kepada sarikat
promosi Bandung ini sebesar f500 (De Indische courant, 26-03-1925). Bandoeng
Vooruit juga telah meristis jalan di gunung Pawon (Bataviaasch nieuwsblad, 30-03-1925).
Gunung ini terkenal karena di gua-gua terdapat sarang kelelawar. Dalam upaya
membuka akses mabil ke Prahoe Bandoeng Vooruit berkonsultasi dengan militer (Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 13-04-1925).
Upaya mereka untuk melobi terus militer akhirnya mendapat dukungan. Lantas MOU
antara Bandoeng Vooruit dan angkatan darat dibuat (De Telegraaf, 08-09-1925).
Bataviaasch nieuwsblad, 23-01-1926 |
Bandoeng
Vooruit telah sadar menawarkan keindahan Kota Bandung baik bagian dalamnya
maupun bagian luarnya. Sebuah pengakuan ditemukan pada surat kabar Bataviaasch
nieuwsblad, 23-01-1926: ‘Bandoeng vooruit! Tentu saja, Sir Hesketh Bell gembira
akan diizinkan untuk tinggal di Bandung. Mr Bell memberi apresiasi tentang
Bandung yang dia anggap taman kota lebih dari kota-kota lain sejauh yang pernah
dikunjunginya. Bandung memiliki sangat banyak bagian kota yang indah. Dia
menemukan sebuah kota yang menyenangkan. Dia menambahkan Kota Bandoeng sangat
tenang.
Bataviaasch nieuwsblad, 22-03-1929 |
Namun demikian, upaya Bandoeng Vooruit
tidak selalu mulus. Dalam rangka pembangunan jalan menuju Prahoe, Bandoeng
Vooruit mengajukan anggaran hibah sebesar f5000 ke Dewan Kota. Bataviaasch
nieuwsblad, 22-03-1929 melaporkan permohonan itu ditolak. Meski demikian, hal
yang menggembirakan bahwa jumlah anggota semakin banyak. Bataviaasch nieuwsblad,
13-04-1929 melaporkan dalam laporan tahunan yang pertama dibuat, Bandoeng
Vooruit menyebutkan jumlah anggota pada awal tahun saja sudah mencapai 205
orang. Program pertama di tahun-tahun pertama adalah membuka akses ke Prahoe
sudah menunjukkan hasil meski dewan kota dan dewan provinsi menolak memberikan
hibah, namun sejumlah individu telah berjanji akan memberi kontribusi termasuk
Hotel Preanger sebesar f2000. Posisi keuangan pada tahun 1827 sudah seimbang
dan tahun berikutnya penerimaan meningkat sebanyak f13.000 dimana sebesar
f12.000 untuk pembiayaan jalan Prahoe. Lalu posisi neraca sekarang surplus
sebesar f22.862. Dalam laporan ini juga disebutkan bahwa KLM telah setuju
mengubah rute Semarang melalui Bandoeng lebih dahulu. Pengurus Bandoeng Vooruit
saat ini adalah WH. Hoogland, voorzitter, Chr. van Hoorgerhuijs, secretaris,
GJ. Boom, penningmeester, G. van Galen Last en Ir. Jac. P. Thijsse.
De Sumatra post, 16-07-1932 |
Akhirnya
akses mobil menuju kawah gunung Tangkoeban Prahoe tercapai (De Sumatra post, 16-07-1932).
Dalam ekspedisi pertama ini, hampir semua orang ragu apakah mobvil sudah bisa mencapai
Prahoe. Tapi keraguan adalah guru yang buruk, dan jadi kami memutuskan untuk
menerima tantangan tersebut. Minggu pagi kami meninggalkan Bandoeng dengan
mengendarai mobil dengan plat D 6815 yang dikemudikan oleh Mr. Te Kamp yang
didampingi mekanik pribumi. Di pos Bandoeng Vooruit kami berhenti dan membayar
biaya masuk lalu memulai pendakian sepanjang 4 Km. Ini adalah pionir. Kami
berhasil mencapai puncak dengan ketinggian 3.000 meter di bibir kawah. Semua
pengunjung terheran-heran, tidak percaya mata mereka ketika mereka melihat mobil
sudah ada persis menempel pada bibir kawah. Setelah beberapa foto diambil kami
mundur dan kembali. Dan pulangnya tentu sangat mudah.
Program berikutnya yang cukup heboh dari
Bandoeng Vooruit adalah memperkaya kota dengan Bandoeng's Zoölogisch Park
(lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 31-12-1932). Lalu
kemudian melangkah lagi dengan program kebun binatang atau De Dierentuin (lihat
Bataviaasch nieuwsblad, 24-12-1932). Dalam perkembangannya program ini menjadi Dierentuin-Plannen
(Bredasche courant, 03-01-1933).
Tentu
saja program untuk memperkaya kota Bandung dan mempromosikan Kota Bandoeng
bahkan ke manca negara tidak pernah berhenti. Dalam waktu dekat Bandoeng
Vooruit akan mengadakan konser rakyat dengan mendatangkan de cavaierlemuziek
uit Salatlga (Bataviaasch nieuwsblad, 19-01-1933), perbaikan jalan menuju
gunung Pawon, mempercantik bukit Dago dan membangun kolam ikan (Het nieuws van
den dag voor Nederlandsch-Indie, 10-03-1933).
Satu hal yang terlupa, kini Dewan Kota
(gemeenteraad) sudah agak sedikit mencair dan mulai mendukung program Bandoeng
Vooruit (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 30-03-1933). Dewan
Kota yang dari dulu kerap menolak, kini berbalik arah mulai tetapi dengan
malu-malu mendukung. Boleh jadi selama ini Dewan Kota malu-malu kucing dan
meradang. Satu terobosan dewan adalah mengalokasi anggaran untuk kalan akses
mobil ke Papandajan-Krater (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 08-06-1933).
Mooi
Bandoeng
Bandoeng Vooruit terus menggandakan
kekuatannya dengan semakin banyaknya anggota. Promosi Bandung harus terus
digalakkan. Untuk memperluas informasi tentang keindahan Bandung dan sekitarnya
pada tahun 1933 Bandoeng Vooruit mulai merintis penerbitan majalah bulanan. Sebuah
publikasi rutin Bandoeng Vooruit akan segera terbit (Het nieuws van den dag
voor Nederlandsch-Indie, 05-05-1933). Majalan ini akan terbit sekali setiap 14
hari dengan oplah sebanyak 3.000 eksemplar (Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 09-06-1933).
Het Vaderland, 22-09-1933 |
Organ
Bandoeng Vooruit yang diberi nama Mooi Bandoeng. ‘Bandoeng bakal heurin koe tangtoeng’.
Tidak ada kota di Hindia Belanda yang telah menerapkan propaganda untuk menginformasikan
Bandoeng. Sekarang sudah terbit tulisan rapi berjudul Mooi Bandoeng (Bandung
Cantik), majalah bulanan dari Bandung dan sekitarnya, organ resmi dari edisi Vereeniging
Bandoeng Vooruit yang dicetak AC Nix & Co. Menampilkan foto-foto menarik mulai dari villa
di Bandoeng, taman dan kawasan bukit yang diuraikan dengan cara yang manja. Dalam
satu artikel terdapat judul: ‘Waarom terug naar Europa?’ (Mengapa harus kembali
ke Eropa?) dan tentu saja tulisan tentang ‘Wat is, wat doet en wat wil Bandoeng
Vooruit?’. Hasil wawancara dengan Wali Kota Ir. JEA. von Wolzogen Kuhr, yang
intinya ‘setelah membaca majalan bulanan ini, mereka yang masih bertanya-tanya yang
berada di luar surga akan dapat jawaban’ (Het Vaderland : staat- en letterkundig
nieuwsblad, 22-09-1933).
Itulah kabar uit Bandoeng, motornya
adalah Bandoeng vooruit. Majalan bulan yang terus eksis hingga lama telah
mengabarkan apa yang cantik-cantik di Preanger. Majalah ini penuh pesona dan
mampu menggoda wisatawan untuk datang. Terbukti wisatawan terus meningkat dari
waktu ke waktu.
Dalam edisi 11 Mooi Bandoeng, officieel
orgaan der Vereeniging Bandoeng Vooruit terdapat berjudul ‘Uit de Prae-historie
van Bandoeng’ sebagai makna khusus dari penemuan beberapa pemukiman di dalam
gua batu dekat Bandung Selanjutnya dan beberapa situs dimana wisatawan terutama
akan membuat takjub (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie. 12-06-1934).
Bandoeng Vooruit dan Mooi Bandoeng telah
menunjukkan partner pemerintah Kota Bandung dalam memperkaya dan mempercatik
kota sekaligus mengundang para tamu melalui berbagai promosi. Itulah riwayat
Bandoeng. ‘Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari, Seja Ayeuna Sampeureun Jaga’. Nah,
ayeuna, Wali Kota Bandoeng, Ridwan Kamil telah membangkitkan kembali semangat
nu bihari. Mungkin masih relevan pada masa ini dengan motto Dari Bandung, Oleh
Bandung dan Untuk Bandung. Apakah anda tertarik? Mulai sekarang!
*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
Artikel yang sangat menarik. Mohon foto pembuatan Hooglandweg menuju Goenoeng Tangkoeban Prahoe-nya di share
BalasHapus