Kota Semarang tempo doeloe adalah kota melting pot. Ada penduduk asli dan ada penduduk pendatang. Penduduk asli adalah orang Jawa. Orang pendatang ada orang Melayu, ada orang Tionghoa dan ada juga orang Moor dan orang Arab. Orang Eropa yang datang belakangan umumnya adalah orang Belanda. Komunitas Eropa/Belanda diduga muncul kali pertama tahun 1708 (setelah selesainya pembangunan benteng Semarang). Tidak diketahui kapan muncul komunitas Melayu, Tionghoa dan Moor/Arab.
Sebuah (jalan) Desa di Semarang, 1890
|
Komunitas Jawa di sisi
sungai terdapat di (lingkungan) Dalam (kraton). Di lokasi lingkungan kraton ini
kini dikenal masjid kauman (Masjid Agung), alun-alun dan pasar (Johar). Lokasi
komunitas pendatang, dalam perkembangannya diperkenalkan terminologi
kamp(ement) yang diduga kemudian asal-usul terminologi kamp(ung). Negeri dan
kampong bukanlah terminologi yang sesuai untuk penduduk Jawa, karena penduduk
Jawa memiliki terminologi sendiri yakni desa yang dipimpin oleh seorang loerah.
Empat negerj atau desa di Semarang
tersebut yang terdapat di dalam Peta 1719 tidak diketahui namanya.
Negerj-negerj tersebut berlokasi dekat di barat Kampong Melajoe, dekat di selatan
Dalam (kraton), jauh di selatan Dalam dan jauh di timur Kampement Tionghoa.
Catatan: lokasi Dalam dan Kamp. Melayu berada di sisi barat sungai Semarang dan
Kampement Tionghoa berada di sisi timur sungai Semarang. Jika nama empat negeri
dikenal namanya maka empat negerj/desa ini merupakan desa tertua di Kota Semarang.
Desa yang berada di barat Kampong Melajoe berdasarkan Peta Semarang 1875 diduga adalah kampong Darat
(disebut demikian karena lokasi agak tinggi atau darat); sementara desa yang berada di selatan Dalam adalah desa Krangan atau desa Karang.
Sebuah (gapura) Desa di Semarang, 1901 |
Semarang Koelon terdiri 13 desa: Baroesari, Bergota, Gilisari,
Karaugredjo, Pandjangan, Panggoeng, Pekoenden, Pendrikankidoel, Pendrikanlor, Poerwogondo,
Salamanmlojo, Sekajoe dan Soemoerbanger.
Semarang Tengah terdiri delapan desa: Bandarlhardjo,
Gabahan, Gandekpoespo, Gareiuan, Karangkembang, Poerwodinatan, Soekolilo dan Soemeneban.
Semarang Wetan terdiri delapan 10 desa: Boegangan, Kebonagoeng,
Paderessan, Padoeroengankidoel, Padoeroengantengah, Patebon, Pedalangan, Sendanggoewo,
Tambaklorok dan Widohardjo.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Wilayah
Administrasi Kota Semarang Masa Ini
|
||
Kecamatan
|
Kelurahan
|
|
Semarang
Selatan
|
Barusari, Bulustalan,
Lamper Kidul, Lamper Lor, Lamper Tengah, Mugassari, Peterongan, Pleburan,
Randusari, Wonodri
|
|
Semarang
Tengah
|
Bangunharjo,
Brumbungan, Gabahan, Jagalan, Karangkidul, Kauman, Kembangsari, Kranggan,
Miroto, Pandansari, Pekunden, Pendrikan Kidul, Pendrikan Lor, Purwodinatan,
Sekayu
|
|
Semarang Timur
|
Bugangan,
Karangtempel, Karangturi, Kebonagung, Kemijen, Mlatibaru, Mlatiharjo,
Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo, Bandarharjo
|
|
Semarang Utara
|
Bulu Lor,
Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor, Plombokan, Purwosari,
Tanjungmas
|
|
Banyumanik
|
Pudakpayung,
Gedawang, Jabungan, Padangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Pedalangan,
Sumurboto, Srondol Kulon, Tinjomoyo, Ngesrep
|
|
Candisari
|
Candi,
Jatingaleh, Jomblang, Kaliwiru, Karanganyar Gunung, Tegalsari, Wonotingal
|
|
Gajahmungkur
|
Bendang
Duwur, Bendan Ngisor, Bendungan, Gajahmungkur, Krangrejo, Lempongsari,
Petompon, Sampangan
|
|
Gayamsari
|
Gayamsari,
Kaligawe, Pandean Lamper, Sambirejo, Sawahbesar, Siwalan, Tambakrejo,
|
|
Genuk
|
Bangetayu
Kulon, Bangetayu Wetan, Banjardowo, Gebangsari, Genuksari, Karangroto, Kudu,
Muktiharjo Lor, Penggaron Lor, Sembungharjo, Terboyo Kulon, Terboyo Wetan,
Trimulyo
|
|
Gunungpati
|
Cepoko,
Gunungpati, Jatirejo, Kalisegoro, Kandri, Mangunsari, Ngijo, Nongkosawit,
Pakintelan, Patemon, Plalangan, Pongangan, Sadeng, Sekaran, Sukorejo,
Sumurejo
|
|
Mijen
|
Bubakan,
Cangkiran, Jatibaran, Jatisari, Karangmalang, Kedungpani, Mijen, Ngadirgo,
Pesantren, Polaman, Purwosari, Tambangan, Wonolopo, Wonoplumbon,
|
|
Ngaliyan
|
Bambankerep,
Beringin, Gondoriyo, Kalipancur, Ngaliyan, Podorejo, Purwoyoso, Tambak Aji,
Wonosari, Wates
|
|
Pedurungan
|
Gemah,
Kalicari, Muktiharjo Kidul, Palebon, Pedurungan Kidul, Pedurungan Lor,
Pedurungan Tengah, Penggaron Kidul, Plamongan Sari, Tlogomulyo, Tlogosari
Kulon, Tlogosari Wetan,
|
|
Semarang
Barat
|
Bojongsalaman,
Bongsari, Cabean, Gisikdrono, Kalibanteng Kidul, Kalibanteng Kulon,
Karangayu, Kembangarum, Krapyak, Krobokan, Manyaran, Ngemplaksimongan,
Salamanmloyo, Tambakharjo, Tawangmas, Tawangsari
|
|
Tembalang
|
Bulusan,
Jangli, Kedungmundu, Kramas, Mangunharjo, Meteseh, Rowosari, Sambiroto,
Sendangguwo, Sendangmulyo, Tandang, Tembalang
|
|
Tugu
|
Jerakah,
Karanganyar, Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Mangunharjo, Randu Garut,
Tugurejo
|
*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi
karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
selamat malam kak, mau nanya kakaknya dapat sumber fotonya dari mana ya kalau boleh tahu ?
BalasHapusSumbernya dari KITLV
Hapusterima kasih kak infonya
Hapus