*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini
Siapa
Kwee Djie Hoo? Tampaknya tidak ada yang peduli, kecuali keluarganya. Siapa Kwee
Djie Hoo? Sejarahnya kurang terinformasikan. Apa pentingnya Kwee Djie Hoo? Yang
jelas Kwee Djie Hoo adalah seorang arek Malang, yang sebelum menjadi konsul
jenderal Indonesia di New York (1957-1960) dan duta besar di Belanda
(1955-1957), menjabat sebagai konsul jenderal di Hingkong. Kwee Djie Hoo adalah
seorang ekonom yanfg pernah studi di Belanda.
Dalam laman Wikipedia. Daftar duta besar Indonesia untuk (negara) Belanda adalah sebagai berikur: Mohammad Roem (6 Februari 1950-16 September 1950); Raden Tumenggung Djoemhana Wiriaatmadja (16 September 1950-12 Februari 1952); Susanto Tirtoprodjo (12 Februari 1952-10 April 1955); Kwee Djie Hoo (28 Oktober 1955-30 Juli 1957); Max Maramis (30 Agustus 1957-11 November 1959). Mr. Mohammad Roem lahir Parakan, Temanggung 16 Mei 1908 selama masa kepemimpinan presiden Soekarno, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan kemudian Mendagri. Dia paling terkenal untuk mengambil bagian dalam Perjanjian Roem-Roijen selama revolusi Indonesia. Pada tahun 1924, ia menerima beasiswa untuk belajar di STOVIA. Tiga tahun kemudian, ia menyelesaikan ujian tahap pendahuluan dan dipindahkan ke Algemene Middelbare Sekolah, dan lulus pada tahun 1930. Setelah mengikuti tes masuk Kedokteran Perguruan tinggi, dan ditolak, ia berpindah ke hukum, memasuki Rechtshoogeschool te Batavia pada tahun 1932 dan memperoleh gelar Meester in de Rechten pada tahun 1939. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Kwee Djie Hoo, sekolah di Prins Hendrik School Batavia? Satu yang jelas di sekolah ini juga Mohamad Hatta pernah bersekolah. Kwee Djie Hoo melanjutkan studi ke sekolah tnggi perdagangan di Rotterdam, sekolah yang juga dimana Mohamad Hatta kuliah. Lalu bagaimana sejarah Kwee Djie Hoo, sekolah di Prins Hendrik School Batavia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Kwee Djie Hoo, Sekolah di Prins Hendrik School Batavia; Studi ke Sekolah Tinggi Perdagangan di Rotterdam
Setelah menyelesaikan sekolah MULO, Kwee Djie Hoo melanjutkan studi di Handelschool di Prins Hendrik School (PHS) di Batavia. Pada tahun 1926 di sekolah Prins Hendrik School (PHS) di Batavia dilakukan ujian. Yang lulus ujian akhir HS-2 tahun antara lain Kwee Djie Hoo (lihat Bataviaasch nieuwsblad. 01-05-1926).
Prins Hendrik School (PHS) di Batavia dibuka pada tahun 1915. Di sekolah ini
diselenggarakan afdeeling HBS dan afdeeling Handelschool (HS-2). HBS terbagi
dua, HBS-3 tahun dan HBS-5 tahun. Syarat masuk HBS adalah lulusan sekolah dasar
Eropa (ELS/HIS). Sedangkan HS-2 syaratnya adalah lulusan HBS-3 tahun (internal)
dan sekolah MULO (eksternal). MULO diselenggarakan tiga tahun. Siswa diterima
di MULO adalah lulusa ELS/HIS. Salah satu siswa yang telah lulus HS-2 adalah Mohamad
Hatta pada tahun 1921 (sekarang studi di Rotterdam). Mohamad Hatta adalah
lulusan MULO di Padang.
Setelah lulusa HS-2, seperti halnya sebelumnya Mohamad Hatta, Kwee Djie Hoo juga langsung berangkan studi ke Belanda. Pada tahun 1929 Kwee Djie Hoo lulus ujian kandidat di sekolah tinggi perdagangan di Rotterdam (lihat De Maasbode, 04-10-1929). Disebutkan di Nederlandsch Handelshoogeschool dalam bidang perdagangan (handelswetenschap) lulus antara lain Kwee Djie Hoo.
Pada tahun 1929 Mohamad Hatta di NHHS Rotterdam sedang mempersiapkan
tesis (Skripsi). Ini berarti Mohamad Hatta dan Kwee Djie Hoo akan saling
mengenal di Rotterdam dengan sendirinya. Hal ini karena lulusan Hindia (baca:
Indonesia) tidak banyak yang kuliah di NHHS Rotterdam. Namun perlu ditambahkan
disini bahwa Kwee Djie Hoo kemungkinan mengenal nama Ong Eng Die. Saat ini tahun 1929, Ong Eng Die di sekolah
menengah di Batavia, AMS Afdeeling B (Wis en Natuurkunde) di Weltevreden lulus
ujian ujian transisi naik dari kelas empat ke kelas lima (lihat Bataviaasch nieuwsblad,
06-05-1929). Seperti kita lihat nanti Mohamad Hatta lulus ujian akhir di NHHS
tahun 1930, sementara Ong Eng Die berangkat ke Belanda tahun 1931 (lihat
Bataviaasch nieuwsblad, 01-09-1931). Ong Eng Die diterima di NHHS Rotterdam.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Studi ke Sekolah Tinggi Perdagangan di Rotterdam: Prins Hendrik School di Batavia dan Handelshoogeschool di Rotterdam
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar