Kesultanan Goa [Gowa] adalah
salah satu kerajaan yang sudah eksis sejak lampau (bahkan sebelum kedatangan
pelaut-pelaut Belanda). Kerajaan/kesultanan di nusantara mulai dari Atjeh di
barat hingga Maluku di timur, mulai di utara dari hingga di selatan. Kesultanan
Goa termasuk salah satu kesultanan yang banyak dibicarakan dalam sejarah
kolonial Belanda. Kerajaan Goa secara heroik menentang imperialis barat (Eropa/Belanda).
Macassar, 1636 |
Kerajaan Goa berubah sebutan menjadi Kesultanan Goa sehubungan dengan
penggunaan istilah yang mana kerajaan-kerajaan yang menganut agama Islam
disebut kesultanan. Gelar kerajaan adalah Raja dan gelar kesultanan adalah
Sultan. Kedua gelar ini diterjemahkan sebagai King. Gambaran awal tentang Macassar dapat dilihat lukisan oleh yang dibuat
tahun 1636.
Kesultanan Goa beribukota
(stad) di Sombaopoe, suatu pelabuhan yang tumbuh dan berkembang seiring dengan
semakin tingginya intensitas perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Eropa.
Perdagangan rempah-rempah ini dimulai sejak era Portugis hingga berlanjut dan pada
gilirannya era Belanda. Posisi Kesultanan Goa dalam hal ini cukup unik, posisi
geografis yang berada di tengah antara empat penjuru nusantara (barat, timur,
utara dan selatan). Secara geopolitik kala itu, Kesultanan Goa memiliki hal
yang juga unik dan berbeda dengan kerajaan/kesultanan yang lain: Kesultanan Goa
berseteru dengan Kesultanan Bone.