*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Selatan di blog ini Klik Disini
Membicarakan
penduduk Borneo (Kalimantan) haruslah dibedakan antar generasi yang dengan
demikian dibedakan asal-usulnya. Generasi awal penduduk Kalimantan boleh jadi
sudah ribuan tahun, generasi awal ini dapat dikatakan sebagai penduduk asli
(Dayak). Mereka cenderung berada di pedalaman Generasi kedua adalah pendatang
berikutnya dari wilayah kebudayaan yang lebih maju yang membawa pengetahuan
baru yang mereka ini membentuk kerajaan-kerajaan di wilayah pantai. Lalu
generasi terakhir yang berdatangan pada era VOC dari berbagai tempat, seperti
orang Cina, orang Jawa dan orang Boegis. Antara satu sama lain penduduk yang
berbeda generasi ini terjadi perkawinan campuran. Pola asal-usul penduduk ini
tipikal untuk semua pulau di Indonesia.
Generasi kedua ini yang cenderung terjadi pada
era Hindoe-Boedha yang kemudian disusul era penyebaran agama Islam (seperti Arab,
Persia dan Moor). Gelombang pendatang yang awalnya berdagang lalu kemudian
menetap (membentuk koloni) yang menyebabkan munculnya pusat-pusat perdagangan,
kerajaan-kerajaan dan kesultanan0-kesultanan. Dari generasi kedua inilah
kemudian penduduk generasi pertama belajar (meniru) untuk mebentuk kerajaan, Garis
keturunan kerajaan inilah yang kemudian antargenerasi mempertahankan tradisi
kerajaan-kesultanan sebagai golongan tertentu dari penduduk yang disebut
bangsawan. Golongan inilah yang menjadi partner orang Eropa (Portugis Spanyol,
Belanda dan Inggris) dalam membangunan kekuatan perdagangan yang kemudian
bermetamorfosis membentuk (sistem) pemerintahan di Hindia Timur (yang menjadi
cikal bakal Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Lantas
bagaimana sejarah raja-raja di (pulau) Kalimantan? Sudah barang tentu
sudah ada sejak jaman kuno. Namun bagaimana eksistensinya pada era kolonial
Belanda? Ada pasang surut. Ada yang kerajaan melemah dan
menghilang dan ada juga kerajaan yang tetap eksis dan terus tumbuh dan
berkembang. Bagaimana itu semua terjadi? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.