*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Tengah di blog ini Klik Disini
Presiden
Soekarno mengunjungi rakyatnya di banyak tempat, termasuk di Palangkaraya.
Namun uniknya, Presiden Soekarno tidak menggunakan pesawat ke Palangkaraya,
melainkan menggunakan transportasi sungai dari Banjarmasin ke Palangkaraya.
Mengapa? Bukan soal ada lapangan terbang atau tidak. Sebab
banyak tempat yang tidak memiliki lapangan terbang seperti ke Tapanoeli, Nias
dan Lombok dapat dilakukan dengan pendaratan di laut dan di danau. Apakah tidak
bisa melakukan pendaratan di sungai?
Kunjungan Presiden Soekarno ke Palangkaraya
dalam rangka untuk meresmikan penetapan ibu kota provinsi Kalimantan di
Palangkaraya. Perjalanan sungai dari Banjarmasin membutuhkan waktu semalam.
Lebih lama di perjalanan daripada di Palangkaraya sendiri. Namun Presiden Soekarno
tampaknya tidak kelelahan untuk sampai ke Palangkaraya. Perjalanan jauh sudah
pernah dialaminya sebelum menjadi presiden. Perjalanan jauh itu terjadi pada
tahun 1938 dari Ende (Flores) ke Soerabaja (naik kapal), lalu ke Batavia (naik
kereta), kemudian dari Batavia ke Anjer (naik mobil), seterusnya naik kapal
dari Anjer ke Telok Betong yang dilanjutkan naik kereta api dari Telok Betong
ke Lahat. Pada ruas perjalanan terakhir dari Lahat ke Bengkoelen dilakukan
dengan naik mobil. Sebagaimana diketahui, Soekarno jatuh cinta dengan gadis
manis Bengkoeloe.
Bagaimana
kisah kisah Presiden Soekarno berkunjung ke Kalimantan Tengah tentu saja sudah
ada yang menulis. Namun tentu saja ada kisah yang masih terlupakan. Sebagai
bagian sejarah Kalimantan Tengah, tentu kisah-kisah itu menjadi penting. Lantas
mengapa berkunjung ke Kalimantan Tengah itu harus dilakukan lewat sungai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.